Tujuan Akad Lama Waktu Perjanjian

terjadi adalah penerima gadai menyewakan sawah tersebut kepada penggadai.

4. Hak dan Kewajiban dalam Gadai

Kedua akad gadai sawah yang sering dilakukan petani desa Simpar tidak memenuhi hak dan kewajiban masing-masing pihak karena beberapa hal berikut ini: a. Penerima gadai tidak diperkenankan menjual sawah ketika penggadai belum mampu membayar pinjamannya dalam tempo yang disepakati, dan tidak berhak mendapat penggantian biaya yang telah dikeluarkan untuk menjaga keselamatan sawah. b. Dalam gadai biasa, penerima gadai menggunakan barang gadaian untuk kepentingan sendiri yaitu menggarap sawah danseluruh hasilnya dinikmati olehnya. c. Penggadai tidak berhak menuntut ganti rugi atas kerusakan atau kehilangan barang gadai sawah apabila hal itu disebabkan kelalaian penerima gadai. Penggadai juga tidak menerima hasil penjualan barang gadai karena memang tidak disepakati adanya penjualan sawah. d. Penggadai tidak merelakan penjualan sawahapabila dalam waktu yang telah ditentukania tidak dapat melunasi utangnya.

5. Penambahan Utang dan Penambahan Barang Gadai

Penambahan utang biasanya terjadi dalam akad gadai biasa ketikapenerima gadai membutuhkan uang sementara penggadai belum mampu membayar utangnya. Dalam keadaan seperti ini, biasanya dilakukan oper gadai yaitu penerima gadai menyerahkan sawah kepada penerima gadai kedua untuk digarap atas izin penggadai, utang penggadai kepada penerima gadai pertama dibayar oleh penerima gadai kedua, danpenerima gadai kedua memberi tambahan pinjaman kepada penggadai. Seperti yang dilakukan oleh bapak Saepudin yang meminjam uang Rp. 10.000.000,- kepada bapak Dedeng dan dalam tempo 1 tahun ia belum bisa membayar utangnyasementara bapak Dedeng membutuhkan uang, akhirnya bapak Ujang membayarkan utangnya kepada bapak Dedeng sebesar Rp. 10.000.000,- dan meminjamkan uang kepada bapak Saepudin sebesar Rp. 10.000.000,- total utang bapak Saepudin menjadi Rp. 20.000.000,- 15 Jika mengacu kepada pendapat Imam Abu Hanifah, Muhammad, Ulama Hanabilah dan salah satu versi pendapat Imam SyafiĘ» i hal ini tidak diperbolehkan karena berarti merupakan akad gadai baru atau karena berarti menggadaikan barang yang telah digadaikan padahal barang yang telah digadaikan keseluruhannya telah terikat dengan utang pertama. Sedangkan jika mengacu pada pendapat Imam Malik, Abu Yusuf, Abu Tsaur, al-Muzani dan Ibnul Mundzir hal tersebut diperbolehkan karena menambah jaminan itu boleh, maka menambah utang juga boleh. Adapun penambahan sawah untuk utang yang sama sangat jarang terjadi di kalangan petani desa Simpar karena untuk menebus sawah yang 15 Wawancara Pribadi dengan Saepudin. Subang, 2 Februari 2015.