Konsep IBP KERANGKA TEORI

LAPORAN BSNP TAHUN 2009 Januari 2010 © BSNP 2 Data harga tiap jenis barangjasa Data harga yang dikumpulkan dari seluruh kabu- patenkota sampel bersumber dari responden yang terdiri atas unsur Dinas Pendidikan, unsur sekolah, dan supplier di kabupatenkota sehingga terdapat kecenderungan data yang diperoleh berbeda antar kabupatenkota. Hal ini terjadi karena setiap kelompok responden memiliki latar belakang dan motivasi yang berbeda. Data dari unsur Di- nas Pendidikan bersumber dari daftar harga yang disusun oleh Pemda Kabupatenkota yang pada umumnya relatif lebih tinggi dibandingkan data harga yang diperoleh dari supplier. Data harga dari Pemda menggunakan harga ter- tinggi dari barangjasa di Kabupatenkota yang bersang- kutan untuk kepentingan lelang pengadaan barangjasa tersebut. Sementara itu, data harga dari supplier cenderung lebih rendah karena digunakan untuk kepentingan me- menangkan lelang, sedangkan data sekolah merupakan data harga riilpasar barangjasa yang belum memperhi- tungkan pajak. Pada tiap kabupatenkota akan diperoleh tiga kelompok harga, namun hanya diperlukan satu harga untuk setiap jenis barangjasa di setiap kabupatenkota. Oleh karena itu, untuk kabupatenkota yang memiliki lebih dari satu harga bagi setiap jenis barangjasa akan dilaku- kan penghitungan rata-rata harga untuk setiap jenis ba- rangjasa tersebut. 3 Tahapan Kegiatan Penyusunan IBP Tahapan standar dalam penyusunan suatu indeks meliputi kegiatan pokok sebagai berikut. 1. Persiapan kegiatan penyusunan indeks 2. Persiapan survei menentukan paket komoditas, me- nyusun instrumen, menetapkan responden, mene- tapkan wilayah sampel, pelatihan petugas 92 UPDATING STANDAR PEMBIAYAAN PENGEMBANGAN INDEKS BIAYA PENDIDIKAN Januari 2010 © BSNP 3. Pelaksanaan survei pengumpulan data 4. Pengolahan data 5. Analisa data dasar 6. Validasi 7. Rekonsiliasi data dasar berdasarkan hasil analisa data 8. Uji publik 9. Finalisasi. Dalam penyusunan IBP tidak semua tahapan standar tersebut dilakukan. Tahapan yang tidak dilakukan adalah rekonsiliasi yaitu kegiatan untuk memastikan keakuratan data berdasarkan perban- dingan harga antar daerah. Hal ini disebabkan adanya keterbatasan sumber daya, seperti: waktu, dana, dan tenaga, sehingga hasil yang diperoleh kurang menggambarkan kondisi riil harga barangjasa di suatu daerah dibandingkan dengan daerah lain. Contohnya, data harga di kabupaten Asahan lebih murah daripada di Kota Medan. Seharusnya harga di kabupaten Asahan lebih mahal karena barang yang dijual di Kabupaten Asahan berasal dari Kota Medan. Oleh kare- na itu, justiikasi dilakukan dengan menggunakan data dasar penghi- tungan IKK untuk beberapa barang pabrikan. VI| INDEKS BIAYA PENDIDIKAN INDEKS BIAYA PENDIDIKAN IBP KABUPATENKOTA TAHUN 2009 NO URUT KABUPATENKOTA IBP THN 2009 1 Kab. Aceh Besar 114.85 2 Kab. Pidie 117.84 3 Kota Banda Aceh 114.19 4 Kab. Asahan 117.61 5 Kab. Deli Serdang 105.95 6 Kab. Tanah Karo 125.62 7 Kab. Langkat 112.72 8 Kota Medan 99.15 93 LAPORAN BSNP TAHUN 2009 Januari 2010 © BSNP NO URUT KABUPATENKOTA IBP THN 2009 9 Kab. Agam 114.67 10 Kab. Tanah Datar 112.98 11 Kota Padang 111.69 12 Kab. Indragiri Hilir 128.80 13 Kab. Kampar 112.95 14 Kab. Siak 128.78 15 Kota Dumai 114.29 16 Kota Pekanbaru 112.32 17 Kab. Bintan 149.18 18 Kota Tanjung Pinang 143.63 19 Banyuasin 126.76 20 Musi Banyuasin 127.57 21 Ogan Ilir 113.17 22 Ogan Komering Ilir 129.67 23 Kota Prabumulih 117.55 24 Palembang 110.62 25 Kab. Bangka 140.15 26 Kab. Bengkulu Utara 116.31 27 Kab. Rejang Lebong 110.14 28 Kota Bengkulu 106.73 29 Kab. Kepahiang 117.10 30 Kab. Lampung Barat 121.53 31 Kab. Lampung Selatan 105.98 32 Kab. Way Kanan 117.41 33 Kota Bandar Lampung 105.58 34 Kota Metro 105.42 35 DKI Jakarta 100.00 36 Kab. Majalengka 107.63 37 Kab. Sumedang 104.07 38 Kab. Nganjuk 106.39 39 Kab. Tuban 103.89 40 Kab. Pontianak 115.13 41 Kab. Sanggau 130.62 42 Kota Pontianak 113.83 43 Kota Singkawang 121.33 44 Kota Palangkaraya 113.36 94