Tujuan Umum Tujuan Khusus

BAB 4 PENgEmbANgAN StANDAr SArANA PrASArANA PENDiDikAN tiNggi: ProgrAm SArjANA Badan Standar Nasional Pendidikan 51 BAB 4 PENGEMBANGAN STANDAR SARANA PRASARANA PENDIDIKAN TINGGI: PROGRAM SARJANA A| Pendahuluan Mutu pendidikan dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya adalah dosen, sarana dan prasarana, manajemen dan waktu belajar Bank Dunia, 1989. Secara umum di Indonesia keempat faktor terse- but belum memadai untuk mencapai pembelajaran yang baik guna meningkatkan mutu pendidikan. Berdasarkan data dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi BAN-PT tahun 2008, perguruan tinggi di Indonesia berjum- lah 3230 dengan perincian 82 Perguruan Tinggi Negeri PTN, 2819 Perguruan Tinggi Swasta PTS, 50 Perguruan Tinggi Agama negeri PTAN, 219 Perguruan Tinggi Agama Swasta PTAS, dan 60 Pergu- ruan Tinggi Kedinasan PTK. Dari jumlah tersebut baru 2.5 yang telah diakreditasi oleh BAN-PT. Sedangkan jumlah program studi sebanyak 17128 dan yang telah terakreditasi mencapai 54.2. Jum- lah perguruan tinggi dan program studi tersebut diperkirakan akan meningkat sesuai dengan peningkatan animo masyarakat untuk masuk perguruan tinggi. Pada tahun 2009 terjadi peningkatan per- guruan tinggi di lingkungan Departemen Pendidikan Nasional dari 82 PTN pada tahun 2008 menjadi 83 PTN dan dari 2819 PTS menjadi 2.909 PTS. Sementara itu, kualitas perguruan tinggi tersebut sangat beragam baik dari sisi penyelenggaraan, proses, sarana dan prasarana, PENGEMBANGAN STANDAR SARANA PRASARANA PENDIDIKAN TINGGI: PROGRAM SARJANA Januari 2010 © BSNP 53 serta lulusannya. Keragaman kondisi sarana dan prasarana Perguruan Tinggi dapat dilihat mulai dari sarana dan prasarana yang sangat layak sampai pada yang sangat tidak layak. Misalnya, ada Perguruan Tinggi yang diselenggarakan di Rumah Toko Ruko, di rumah, tidak memiliki laboratorium, tidak memiliki ruang terbuka dan banyak lagi. Kondisi ini sudah barang tentu akan merugikan peserta didik karena tidak menerima layanan penyelenggaraan pendidikan yang bermutu. Rendahnya mutu pendidikan tersebut di atas disebabkan antara lain sarana dan prasarana yang belum memadai. Hal ini karena be- lum adanya kriteria minimal sarana dan prasarana pendidikan tinggi yang menjadi acuan dari setiap perguruan tinggi dalam penyeleng- garaan program pendidikan. Atas dasar kenyataan itu, perlu disusun standar sarana dan prasarana perguruan tinggi di Indonesia, agar ke- beradaan sarana dan prasarana mampu mendukung pembelajaran dalam rangka peningkatan mutu pendidikan. Standar sarana dan prasarana pendidikan tinggi merupakan salah satu dari delapan standar pendidikan yang harus disiapkan oleh Badan Standar Nasio- nal Pendidikan BSNP berdasarkan amanat yang dituangkan dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Standar sarana dan prasarana ini disusun untuk lingkup perguru- an tinggi yang berbentuk sekolah tinggi, institut, dan universitas yang menyelenggarakan pendidikan akademik pada jenjang sarjana S1. B| Landasan Penyusunan Standar 1. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional 2. Undang-Undang RI Nomor 9 tahun 2009 tentang Badan Hukum Pendidikan 3. Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasio- nal Pendidikan 4. Undang-Undang RI Nomor 43 tahun 2007 tentang Perpustakaan LAPORAN BSNP TAHUN 2009 Januari 2010 © BSNP 54