C| Tujuan dan Fungsi Standar
Tujuan standar sarana dan prasarana pendidikan tinggi adalah untuk:
1. Menentukan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana mini-
mal yang harus dimiliki perguruan tinggi dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya.
2. Mendukung tercapainya mutu pendidikan.
Fungsi standar sarana dan prasarana adalah sebagai acuan dasar yang bersifat nasional bagi semua pihak yang berkepentingan
dalam: 1.
Perencanaan dan perancangan sarana dan prasarana, 2.
Pelaksanaan pengadaan dan pemeliharaan sarana dan prasara- na,
3. Pengawasan ketersediaan dan kondisi sarana dan prasarana.
D| Hasil yang Dicapai
Kegiatan ini menghasilkan naskah akademik dan standar sara- na dan prasarana perguruan tinggi yang berbentuk sekolah tinggi,
institut, dan universitas yang menyelenggarakan pendidikan akade- mik pada jenjang sarjana S1.
E| Tim Ahli
1. Anggota BSNP
No Nama
Asal Institusi 1
Edy Tri Baskoro, Prof. Dr Koordinator ITB
2 Suharsono, Dr., MM., M.Pd
STIBA 3
Bambang Soehendro, Prof.Dr UGM
4 Zaki Baridwan, Prof. Dr
UGM 5
Anggani Sudono, Dr Al-Izhar
6 Weinata Sairin, Pdt., M.Th
LAI 7
Komaruddin Hidayat, Prof. Dr UIN Jakarta
PENGEMBANGAN STANDAR SARANA PRASARANA PENDIDIKAN TINGGI: PROGRAM SARJANA
Januari 2010 © BSNP
55
2. Tim Ahli
No Nama
Instansi Keterangan
1. Bambang Suryadi, Ph.D
UIN JakartaPsikologi Ketua
2. Drs. Moerdiyanto, MPd. MM.
UNYEkonomi Wakil Ketua
3. Paramita Atmodiwiryo, March. Ph.D UIArsitek
Sekretaris 4.
Ir. Eko Purnomo, MS.Arch.S ITBArsitek
Anggota 5.
Dr. Suyanta UNYFisika
Anggota 6.
Prof. Dr. Munoto UnesaTeknik
Anggota 7.
Dra. Indun Lestari Setyono, M.Psi UnpadPsikologi
Anggota 8.
Ari Moesriami Barmawi, Ph.D STT TELKOM
Anggota 9.
Dr. Ahmad Rum Bismar, M.Pd UNMOlahraga
Anggota 10.
Prof. Dr. Hamam Hadi UGMKedokteran
Anggota 11.
Dr. Danny Meirawan UPITeknik
Anggota 12.
Drs. Nathan Hendarto, PhD UnnesMIPA
Anggota 13.
Dr. Ir. Yazid Bindar,M.Sc ITBTeknik Kimia
Anggota 14.
Ir. Denni Zulkaidi, MUP ITBTeknik Planologi
Anggota 15.
Drs. Zulikar Zen, MA UIPerpustakaan
Anggota 16.
Prof. Dr. Thamrin Abdullah UNJEkonomi
Anggota 17.
Prof. Dr. Ir. Johny Wahyuadi UI
Anggota 18.
Dr. Gaguk Margono UNJMatematika
Anggota 19.
Prof. Dr. Anita Yuliati,drg.,M.kes UNAIRKedokteran Gigi Anggota
F| Metode Penyusunan Standar
Penyusunan standar sarana dan prasarana pendidikan tinggi di- lakukan dengan mengacu pada standar kompetensi lulusan, standar
isi, dan standar proses untuk pendidikan tinggi. Standar sarana dan prasarana minimum juga mempertimbangkan perubahan paradig-
ma pendidikan tinggi, dan pengelolaan badan hukum pendidikan tinggi di Indonesia. Selain itu, Untuk mencapai kompetensi minimum
lulusan setiap program studi, maka Standar kompetensi minimum dari Badan Akreditasi Nasional BAN, perguruan tinggi dan asosiasi
profesi terkait juga menjadi pertimbangan untuk menentukan sara- na dan prasarana minimum yang harus disediakan. Selain memper-
timbangkan standar dan ketentuan penyediaan sarana dan prasa- rana minimum yang telah ada di Indonesia yang ditetapkan oleh
LAPORAN BSNP TAHUN 2009
Januari 2010 © BSNP
56
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, sumber literatur mengenai pedomanstandar sarana dan prasarana pendidikan tinggi di negara
lain juga dikaji untuk memperoleh gambaran standar yang berlaku di negara maju. Kajian teoretis akan kebutuhan sarana dan prasarana
pendidikan tinggi dilakukan dengan memperhatikan aspek psikolo- gis perkembangan kejiwaan peserta didik dan proses kegiatan pem-
belajaran pada umumya, serta keahlian pada disiplin ilmu masing- masing pada khususnya. Secara ringkas metode penyusunan standar
tersebut dapat diilustrasikan dalam diagram berikut ini.
B adan S tandar N asional P endidikan
Validasi Uji Publik
STANDAR SARANA DAN PRASARANA PT
Paradigma Pembelajaran
K e ra n g k a S ta n d a r K o m p o n e n S a ra n a
d a n P ra sa ra n a S p e sifik a si S ta n d a r
RANCANGAN STANDAR SARANA PRASARANA
PENDIDIKAN TINGGI
S ta n d a r P e n d id ik a n : • S ta n d a r K o m p e te n si L u lu sa n
• S ta n d a r Isi • S ta n d a r P ro se s
• S ta n d a r K o m p e te n si o le h P T d a n A so sia si P ro fe si
P rin sip -p rin sip S ta n d a r K a jia n Te o ritis S ta n d a r
A tu ra n te n ta n g P e m b u k a a n P T
K a ji B a n d in g S a ra n a d a n P ra sa ra n a P T
K o n d isi N ya ta S a ra n a d a n P ra sa ra n a P T d i In d o n e sia
Fungsi Pendidikan Tinggi
A k re d ita si B A N P T P e d o m a n S a ra n a
P ra sa ra n a P T
METODE PENYUSUNAN STANDAR
G| Tahapan Penyusunan Standar
Kegiatan penyusunan standar sarana dan prasarana pendidikan tinggi terdiri atas sembilan tahapan. Diawali dengan penyusunan
desain dimana seluruh tim ahli melakukan brainstorming untuk mendapatkan gambaran awal tentang draf standar sarana dan pra-
PENGEMBANGAN STANDAR SARANA PRASARANA PENDIDIKAN TINGGI: PROGRAM SARJANA
Januari 2010 © BSNP
57
sarana tersebut. Pada tahapan ini, Ketua BSNP memaparkan standar nasional pendidikan, peran, fungsi dan wewenang BSNP. Sedang-
kan anggota BSNP yang menjadi koordinator kegiatan menjelaskan peran dan fungsi tim ahli dalam penyusunan panduan penilaian
pendidikan kesetaraan sehingga terwujud persamaan persepsi dan langkah di kalangan tim penyusun panduan. Kegiatan ini diseleng-
garakan di Jakarta, dari tanggal 26 sampai dengan 28 Februari 2009.
Kegiatan kedua adalah
kajian bahan dasar
, diselenggarakan di Ja- karta dari tanggal 14-16 Maret 2009. Kajian bahan dasar meliputi ka-
jian aspek yuridis dan empiris yang meliputi data-data dari lapangan dan intansi terkait seperti BAN-PTdan DIKTI. Berdasarkan bahan
dasar yang terkumpul, tim menyusun draf standar tahapan ketiga yang berlangsung dari tanggal 24-26 April 2009 di Jakarta.
Pada tahapan keempat yang berlangsung dari tanggal 15-17 Mei 2009 di Jakarta, tim ahli mengundang 16 reviewer untuk mene-
laah dan member masukan terhadap draf standar tersebut. Reviewer tersebut berasal dari Jakarta 8 orang, dalam Jawa 6 orang, dan
luar Jawa 2 orang. Berdasarkan masukan dari para reviewer, tim ahli melakukan perbaikan dan penyempurnaan draf. Kemudian ketua,
wakil ketua, dan sekretaris tim ahli memaparkan draf tersebutu dalam rapat pleno BSNP 26 Mei 2009 untuk mendapatkan pandangan dan
masukan dari seluruh anggota BSNP.
Kegiatan kelima adalah validasi draf standar sarana dan prasa- rana pendidikan tinggi di 15 provinsi 4 dalam Jawa dan 11 luar
Jawa dari tanggal 27-29 Juni 2009. Di masing-masing provinsi meli- batkan 3 orang dari tim ahli dan 40 peserta dari berbagai program
studi di perguruan tinggi. Tujuan kegiatan validasi ini adalah untuk mendapatkan masukan, kritikan dan saran guna menyempurnakan
draft standar.
Pada tahapan berikutnya, masukan dan saran yang telah ter- kumpul melalui kegiatan validasi tersebut dianalisis oleh tim ahli
pada tanggal 29-31 Juli 2009 di Jakarta. Tahap berikutnya adalah
LAPORAN BSNP TAHUN 2009
Januari 2010 © BSNP
58
pembahasan draf standar dengan unit utama pada tanggal 11-13 September 2009. Tahapan ini melibatkan 16 reviewer, dari unit ter-
kait, diantaranya Direktorat Akademik DIKTI dan Direktorat Pendi- dikan Islam Departemen Agama.
Sebelum dilakukan uji publik draf stadar tersebut dipresentasi- kan dalam rapat pleno BSNP pada tanggal 13 Oktober 2009. Uji pub-
lik tahapan kedelapan yang diselenggarakan di Jakarta dari tanggal 24-26 Oktober melibatkan 50 peserta dari 25 provinsi. Mereka me-
wakili berbagai unsur, misalnya unsur program studi pada perguruan tinggi negeri dan swasta, asosiasi profesi, Ditjen DIKTI, Biro Hukum
Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Pembinaan Agama De- partemen Agama, dan praktisi pendidikan.
Berdasarkan masukan dan saran dari peserta uji public, tim ahli melakukan revisi dan perbaikan draf standar. Tahapan ini merupakan
tahapan terakhir yang disebut sebagai inalisasi draf standar sara- na dan prasarana pada tanggal 14-16 Oktober 2009 di Jakarta. Se-
cara singkat, sembilan tahapan kegiatan tersebut dipaparkan dalam matrik sebagai berikut.
No Kegiatan
Waktu Tempat
1 Penyusunan Desain
26-28 Februari 2009 Jakarta
2 Kajian Bahan Dasar
14-16 Maret 2009 Jakarta
3 Penyusunan Draf Standar
24-26 April 2009 Jakarta
4 Reviu dan Perbaikan Draf Standar
Reviwer: DKI Jakarta 8, Dalam Jawa 6, dan Luar Jawa 2
15-17 Mei 2009 Jakarta
Presentasi draf di BSNP 26 Mei 2009
BSNP 5
Validasi Draf Standar 15 Provinsi 4 dalam Jawa dan 11 luar Jawa.
Peserta daerah: 40 orang Panitia daerah: 5 orang
AnggotaTim Ahli : 3 orang 27-29 Juni 2009
Daerah
6 Analisis Hasil Validasi Draf Standar
29-31 Juli 2009 Jakarta
PENGEMBANGAN STANDAR SARANA PRASARANA PENDIDIKAN TINGGI: PROGRAM SARJANA
Januari 2010 © BSNP
59
No Kegiatan
Waktu Tempat
7 Pembahasan Draf Standar dengan Unit Utama
Reviwer: DKI Jakarta 8, Dalam Jawa 6, dan Luar Jawa 2
11-13 September 2009 Jakarta
Presentasi di BSNP 13 Oktober 2009
Jakarta 8
Uji Publik Draf Standar Undangan 25 Provinsi 2 orang
24-26 Oktober Jakarta
9 Finalisasi Standar
14-16 Oktober 2009 Jakarta
H| Hambatan dan Solusi
Salah satu hambatan yang dihadapi dalam penyusunan standr sarana dan prasarana pendidikan tinggi ini adalah beragamnya pro-
gram studi yang ada di perguruan tinggi sementara jumlah tim ahli sangat terbatas. Dengan pengertian lain, keanggotaan tim ahli tidak
sebanding dengan jumlah program studi yang ada. Akibatnya terjadi beberapa kesulitan untuk mendapatkan informasi tentang sarana
dan prasarana yang diperlukan untuk program studi dimaksud. Hal ini diatasi dengan mengundang representative dari program studi
tersebut pada acara validasi, pembahasan dengan unit utama, dan uji publik.
LAPORAN BSNP TAHUN 2009
Januari 2010 © BSNP
60
BAB 5
PENgEmbANgAN StANDAr PENDiDikAN
ANAk USiA DiNi
Badan Standar Nasional Pendidikan
61
PENGEMBANGAN STANDAR PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
Januari 2010 © BSNP
BAB 5. PENGEMBANGAN STANDAR
PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
A| Pendahuluan
Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 angka 14 menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia
Dini PAUD adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun dilakukan melalui
pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki persiap-
an dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
PAUD dapat diselenggarakan dalam bentuk pendidikan formal maupun non formal. PAUD formal adalah Taman Kanak-Kanak TK
dan Raudhatul Athfal RA untuk anak usia 4-6 tahun. PAUD non for- mal meliputi Taman Penitipan Anak TPA untuk anak usia 0-2 tahun,
Kelompok Bermain KB untuk anak usia 2-4 tahun, dan Satuan PAUD sejenis.
Selama ini masyarakat telah menunjukkan kepedulian terha- dap masalah pengasuhan dan pendidikan anak usia dini dengan
berbagai jenis layanan sesuai dengan kondisi dan kemampuan yang ada. Namun demikian pengelolaan, pelayanan, dan pola pembinaan
PAUD masih bervariasi. Untuk memberikan pelayanan yang berkua- litas sesuai dengan kebutuhan anak, maka disusunlah Standar PAUD
sebagai acuan dasar.
Agar dapat dilakukan pembinaan dan pengelolaan pendidikan anak usia dini, khususnya melalui jalur formal, yang berbentuk TKRA,
63