Naskah Akademik Laporan BSNP Tahun 2009 – BSNP Indonesia
berkelanjutan, menjunjung tinggi tata nilai luhur, mau dan mampu mengabdikan dirinya sehingga bermanfaat bagi ma-
syarakat dan kemanusiaan.
2 Landasan Pengembangan Standar
a Landasan Filosois
Pada hakikatnya dosen adalah pengawal dan pengem- bang peradaban atau the guardian of civilization, sebagai
sumber kekuatan moral, intelektual dan profesional. Dalam melaksanakan tugas utamanya sebagai pendi-
dik profesional dan ilmuwan, dosen mengemban amanah untuk memotivasi dan memberi inspirasi yang kuat agar
mahasiswa tergugah untuk belajar secara mandiri dari ber- bagai sumber. Disamping itu, dosen bertanggung jawab
dalam pendidikan moral dan etika, adab dan kesantunan, kepemimpinan, mengasah nurani pembentuk karakter
dan kepribadian yang terpuji, melalui keteladanan.
Dosen adalah pembelajar sepanjang hayat life long learner yang memiliki kemampuan dan kemauan
membangun kreativitas dan inovasi secara berkelanjutan dengan aneka terobosan pemikiran yang bervisi jangka
panjang, dengan mendayagunakan kebebasan akademik yang dimilikinya.
Dosen sebagai ilmuwan harus memberikan kontribu- si orisinal pada khasanah ilmu pengetahuan antar bangsa
yang bersumber dari penelitian di tanah air home grown sciences.
Dosen juga wajib ikut berpartisipasi menanggulangi berbagai masalah aktual yang dihadapi masyarakat de-
ngan memberikan alternatif-alternatif solusi dalam bentuk terobosan-terobosan yang kreatif dan inovatif, sesuai de-
ngan disiplin ilmunya masing-masing.
LAPORAN BSNP TAHUN 2009
Januari 2010 © BSNP
22
b Landasan Yuridis Undang-undang Dasar Republik Indonesia Tahun
1945, pasal 31 menetapkan: 1 setiap warga negara ber- hak mendapat pendidikan; 2 setiap warga negara wajib
mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib mem- biayainya; 3 pemerintah mengusahakan dan menyeleng-
garakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkat- kan keimanan dan ketaqwaan serta akhlak mulia dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang; 4 negara memprioritaskan ang-
garan pendidikan sekurang-kurangnya 20 dari anggga- ran pendapatan dan belanja negara serta APBD untuk
memenuhi kebu-tuhan penyelenggaraan pendidikan na- sional; 5 pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan
teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta ke-
sejahteraan umat manusia.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menjelaskan
bahwa sistem pendidikan nasional harus mampu menja- min pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan
mutu serta relevansi dan eisiensi manajemen pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan per-
ubahan kehidupan lokal, nasional, dan global sehingga perlu dilakukan pembaharuan pendidikan secara teren-
cana, terarah, dan berkesinambungan. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manu- sia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
PENGEMBANGAN STANDAR DOSEN AKADEMIK DAN PROFESI PENDIDIKAN TINGGI
Januari 2010 © BSNP
23
dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertang- gung jawab.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 1, ayat 2, menyatakan
bahwa dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembang-
kan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni melalui pendidikan, penelitian dan pengabdian
pada masyarakat. Selanjutnya Pasal 45 menyatakan dosen wajib memiliki kualiikasi akademik, kompetensi, sertiikat
pendidik,sehat jasmani dan rohani, dan memenuhi kuali- ikasi lain yang dipersyaratkan satuan pendidikan tinggi
tempat bertugas, serta memiliki kemampuan untuk mewu- judkan tujuan pendidikan nasional.
Kualiikasi akademik dosen diperoleh melalui pen- didikan tinggi program pascasarjana yang terakreditasi
sesuai dengan bidang keahlian yang diampunya. Dosen memiliki kualiikasi akademik minimum lulusan program
magister untuk program diploma atau program sarjana, dan lulusan program doktor untuk program pascasarjana.
Seseorang yang memiliki keahlian dengan prestasi luar bi- asa dapat diangkat menjadi dosen. Pasal 46, ayat 1, 2, 3
UU RI Nomor 14 Tahun 2005.
Sertiikat pendidik untuk dosen diberikan dengan persyaratan sebagai berikut Pasal 47, ayat 1, UU RI No-
mor 14 Tahun 2005: 1 memiliki pengalaman kerja seba- gai pendidik di perguruan tinggi sekurang-kurangnya 2
tahun; 2 memiliki jabatan akademik sekurang-kurangnya asisten ahli; 3 lulus sertiikasi yang dilakukan perguruan
tinggi yang menyelenggarakan program pengadaan tena- ga kependidikan pada perguruan tingggi yang ditetapkan
pemerintah.
LAPORAN BSNP TAHUN 2009
Januari 2010 © BSNP
24
Status dosen Pasal 48 terdiri atas dosen tetap dan dosen tidak tetap. Jenjang jabatan akademik dosen tetap
terdiri atas asisten ahli, lektor, lektor kepala, dan profesor. Persyaratan untuk menduduki jabatan akademik profesor
harus memiliki kualiikasi akademik doktor. Profesor Pasal 49 merupakan jabatan akademik tertinggi pada satuan
pendidikan tinggi yang mempunyai kewenangan mem- bimbing calon doktor.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
menjelaskan bahwa, pendidik harus memiliki kualiikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, se-
hat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan mewu- judkan tujuan pendidikan nasional. Kualiikasi akademik
dimaksud adalah tingkat pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik yang dibuktikan dengan
ijazah danatau sertiikat keahlian yang relevan sesuai ke- tentuan perundang-undangan yang berlaku Pasal 28, ayat
1, 2.
c Landasan Konseptual.
Sebagai lembaga pendidikan formal tertinggi, pergu- ruan tinggi merupakan pusat keilmuan dan pusat budaya
yang mencerminkan nilai-nilai luhur. Perguruan tinggi yang berupa universitas InstitutSekolah Tinggi menyeleng-
garakan program akademik lebih menekankan misinya pada pengembangan, penyebaran dan pemanfaatan ilmu
pengetahuan. Perguruan tinggi yang menyelenggarakan program profesi memberikan penekanan pada keahlian
khusus yang dapat dimanfaatkan dalam lapangan kerja di masyarakat. Pendidikan vokasi lebih menekankan pada
salah satu misi pemanfaatan atau misi penyebaran ilmu
PENGEMBANGAN STANDAR DOSEN AKADEMIK DAN PROFESI PENDIDIKAN TINGGI
Januari 2010 © BSNP
25
dan pada keterampilan atau kepiawaian. Masyarakat per- guruan tinggi adalah masyarakat keilmuan dan masyara-
kat budaya yang menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan senantiasa berorientasi pada perkembangan dan pengem-
bangan.
Perguruan tinggi yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat, hendaknya memberi manfaat maksi-
mal bagi masyarakat. Perguruan tinggi sebagai pusat bu- daya center of culture wajib menghasilkan lulusan yang
berkualitas baik dan beradab yang menjunjung tinggi ni- lai-nilai luhur, menjadi teladan dalam kehidupan bermasya-
rakat berbangsa dan bernegara.
Perguruan tinggi di Indonesia harus makin terdorong oleh perkembangan ilmu pengetahuan yang bersifat uni-
versal untuk bersaing dan berkolaborasi dengan berbagai perguruan tinggi terkemuka di seluruh dunia. Produk
keilmuan perguruan tinggi Indonesia harus berkontribusi pada khazanah ilmu pengetahuan antarbangsa, dan per-
guruan tinggi Indonesia harus pula dengan bijak mampu memanfaatkan produk keilmuan perguruan tinggi negara
lain.
Dosen adalah sivitas akademika perguruan tinggi yang bertanggung jawab atas pencapaian visi dan pelak-
sanaan misi perguruan tingginya. Sebagai sivitas akade- mika perguruan tinggi, dosen harus seorang ilmuwan
yang berbudaya, berkepribadian, dan menjunjung tinggi nilai-nilai luhur, disertai kepemilikan berbagai kompetensi
lainnya yang diperlukan.
Pelaksanaan misi pengembangan ilmu di perguruan tinggi harus seimbang antara penelitian yang berorientasi
pada ilmu murni dan yang berorientasi pada penerapan ilmu, demi memenuhi tuntutan kebutuhan bangsa. Misi
LAPORAN BSNP TAHUN 2009
Januari 2010 © BSNP
26
penerapan ilmu hendaknya lebih ditekankan hanya sam- pai pada pembuatan blueprintprototype, sedangkan im-
plementasinya diserahkan kepada masyarakat.
Misi penyebaran ilmu tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan jumlah orang yang menguasai ilmu itu, me-
lainkan juga meningkatkan jumlah orang yang mampu dan mau terlibat dalam pengembangan dan penerapan
ilmu di khazanah antarbangsa, ataupun untuk memenuhi tuntutan kebutuhan bangsa.
Dosen sebagai pendidik profesional merupakan suatu profesi. Blackington 1968 mengartikan profesi sebagai:
”a vocation which is organized, incompletely, no doubt, but genuinly for the performance of function”. McCully 1999:130
mengemukakan profesi sebagai ”a vocation in which pro- fessed knowledge of some department of learning or science
is used in its applicated upon it”. Deinisi ini mengandung makna bahwa dalam suatu pekerjaan profesional diguna-
kan teknik serta prosedur yang bertumpu pada landasan intelektual yang secara sengaja harus dipelajari, dan kemu-
dian secara langsung dapat diabdikan bagi kemaslahatan orang lain, dan pada dasarnya itulah yang membedakan
sosok antara seorang teknisi dengan seorang professional. Walau diakui, bahwa keduanya sama-sama menguasai se-
jumlah teknik dan prosedur kerja tertentu, namun pada seorang profesional pekerjaannya juga dilandasi oleh ada-
nya ”informed responsiveness” yaitu suatu ketanggapan yang bijak terhadap obyek kerjanya untuk kemaslahatan
orang lain. Edgard H. Schein dan Diana W. Kommers 1998 mengemukakan bahwa: ”The profession is a set of occupa-
tion that have developed a very special set of norms deriving from their special role in society”.
Dosen adalah jabatan profesional yang diperoleh me-
PENGEMBANGAN STANDAR DOSEN AKADEMIK DAN PROFESI PENDIDIKAN TINGGI
Januari 2010 © BSNP
27
lalui pendidikan persiapan di perguruan tinggi yang rela- tif panjang untuk memenuhi kinerja yang sesuai dengan
standar kompetensi dan tuntutan perkembangan zaman. Dosen dalam melakukan tugasnya melaksanakan praktik
kependidikan yang intensif dan komprehensif. Untuk itu, dosen harus mampu membuat keputusan, baik secara
individual maupun kelompok, memahami proses pem- belajaran dan mempertanggungjawabkan hasilnya kepa-
da stakeholders. Selain itu,dosen juga dituntut berdedikasi tinggi dalam memberikan layanan, mampu bekerjasama
inter dan antar profesi serta menghormati kode etik profe- si sebagai acuan norma yang berisi rambu-rambu tentang
kepatutan bertindak dalam bidang yang menjadi tang- gung jawabnya.
Dosen yang profesional bertugas melaksanakan pem- belajaran yang mendidik melalui perencanaan dan pelak-
sanaan proses pembelajaran, penilaian proses dan hasil belajar, pelaksanaan bimbingan dan pelatihan serta peneli-
tian dan pengabdian kepada masyarakat. Sebagai individu yang bertugas memberi layanan ahli, pendidik profesional
mampu membuat keputusan-keputusan yang nonrutin terjadi dalam konteks yang selalu berubah, baik dalam
tahap perencanaan maupun dalam tahap implementasi yang terjadi dalam setting yang wajar antara pendidik,
peserta didik, dan lingkungannya.Tri Dharma Perguruan Tinggi yang menjadi tugas pokok dan fungsi dosen dilaku-
kan saling terkait antara satu dharma dengan dharma lain- nya dan membentuk satu kesatuan sesuai dengan fungsi
pergurusn tinggi yaitu menyelenggarakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Masing-
masing dharma itu diberi arti sebagai berikut.
Pendidikan adalah komunikasi antara dosen dan ma-
LAPORAN BSNP TAHUN 2009
Januari 2010 © BSNP
28
hasiswa melalui kegiatan dosen membelajarkan maha- siswa tentang ilmu, teknologi, dan seni pada mata kuliah
yang diampunya sehingga mahasiswa melakukan kegiatan belajar dari berbagai sumber belajar yang tersedia dalam
lingkungannya. Kegiatan belajar mahasiswa mencakup belajar untuk memecahkan masalah, belajar untuk hidup
bermasyarakat dan berbangsa, danatau untuk kemajuan kehidupa diri, masyarakat dan bangsanya. Teori, konsep,
danatau prosedur dalam dharma pendidikan menjadi sumberbalikan bagi dharma penelitian dan dharma pe-
ngabdian kepada masyarakat.
Penelitian, baik murni atau terapan, adalah kegiatan ilmiah dosen untuk menemukan dan mengembangkan
ilmu, teknologi, dan seni dalam mata kuliah yang diampu- nya. Dharma penelitian dapat menjadi sumber atau balikan
bagi dharma pendidikan danatau dharma pengabdian kepada masyarakat.
Pengabdian kepada masyarakat adalah kegiatan penerapan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni yang
relevan dengan bidangnya, untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan memanfaatkan potensi yang terdapat
dalam lingkungan. Dharma pengabdian kepada masyara- kat dapat menjadi sumber atau balikan bagi dharma pen-
didikan danatau dharma penelitian.
Selain memiliki kualiikasi akademik minimum, dosen juga harus menguasai berbagai kompetensi yang terdiri
atas kompetensi 1 pedagogik; 2 kepribadian; 3 sosial; dan 4 profesional yang meliputi: a keahlian dan b
pengembangan dan penerapan ilmu.
d Landasan Empirik Pada dasarnya PT memerlukan dosen yang memiliki
PENGEMBANGAN STANDAR DOSEN AKADEMIK DAN PROFESI PENDIDIKAN TINGGI
Januari 2010 © BSNP
29
kemampuan atau kompetensi tertentu agar dapat melak- sanakan tugas dan fungsinya sesuai tuntutan undang-un-
dang yang berlaku UU No. 14 tahun 2005. Kompetensi dosen menurut UU tersebut secara umum ditentukan dari
kualiikasi yang dimilikinya, yaitu kualiikasi akademik dan kompetensi.
Data kualiikasi akademik dosen tahun 2009 dapat dilihat pada Tabel-1 berikut.
Tabel-1. Data Kualiikasi Akademik Dosen
PT Berijazah Diploma
dan S1 Berijazah S2, S3
dan Keprofesian Jumlah
PTN 84 PTN 20.221 32.40
42.187 67.60 62.408
PTS 2823 PTS 59.668 76.34
38.496 23.66 78.164
Jumlah 79.889 49.76
80.683 50.24 160.572
Sumber: Dirjen Dikti Depdiknas. http:www.evaluasi.or.idrecaprecap-teach- er-edu.php?lag==all. diolah 3 Mei 2009
Tabel 1 menunjukkan bahwa sebanyak 67,60 dosen PTN telah memenuhi kualiikasi akademis, sedangkan un-
tuk PTS baru mencapai 23,66. Sampai saat ini data ten- tang kompetensi dosen belum tersedia. Dengan tidak
terpenuhinya kualiikasi akademis dosen, maka sangat di- mungkinkan terjadi ketimpangan kompetensi.
Selain itu, sampai tahun 2009 masih merebak pem- bukaan program studi baru, baik untuk jenjang diploma,
S1 maupun pascasarjana S-2S-3. Berdasarkan data yang disampaikan oleh Dirjen Dikti pada Rembug Nasional 2008
terungkap, bahwa dari tahun 2005 hingga 2007 terdapat 528 PTS baru tidak ada pertambahan PTN; 2.247 Program
Studi yang baru dari berbagai bidang studi dan jenjang pendidikan. Sebagian besar dari program studi yang baru
tersebut adalah jenjang Diploma dan S1.
LAPORAN BSNP TAHUN 2009
Januari 2010 © BSNP
30
Untuk lebih menjamin agar pendidikan tinggi di In- donesia mampu mewujudkan visi dan melaksanakan misi
pendidikan nasional, serta berdasarkan landasan ilosois, yuridis, konseptual, dan empiris, maka diperlukan adanya
standar kualiikasi dan kompetensi dosen.
3 Proses Pengembangan Standar Dosen Standar dosen dikembangkan melalui tahap-tahap se-
bagai berikut. 1 Penyusunan desain persiapan, membuat draf awal naskah
akademik dan draf standar dosen; 2 Kajian bahan dasar pengembangan draf naskah akademik
dan standar kualiikasi dan kompetensi dosen berdasarkan Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas,
Undang-undang Nomor 14 tahun 2005, tentang Guru dan Dosen, dan Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 tahun 2005,
tentang Standar Nasional Pendidikan dan referensi lain- nya;
3 Penyusunan draf standar; 4 Reviu dan perbaikan draf standar;
5 Validasi draf standar; 6 Analisis hasil validasi draf standar;
7 Pembahasan draf standar dengan unit utama; 8 Uji publik draf standar;
9 Finalisasi standar.
4 Tugas Pokok dan Fungsi Dosen 1 Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan
tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
PENGEMBANGAN STANDAR DOSEN AKADEMIK DAN PROFESI PENDIDIKAN TINGGI
Januari 2010 © BSNP
31
2 Tugas utama dosen dilaksanakan dalam bentuk pembela- jaran yang mendidik, penelitian, dan pengabdian kepada
masyarakat melalui perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian proses dan hasil yang dapat dipertanggung-
jawabkan. Dalam lingkup tugas pembelajaran yang mendi- dik, dosen bertanggungjawab atas pendidikan moral dan
etika, adab dan kesantunan, mengasah nurani, memben- tuk karakter dan kepribadian terpuji melalui keteladanan.
3 Dosen mempunyai kedudukan sebagai tenaga profesional pada jenjang pendidikan tinggi yang diangkat sesuai de-
ngan peraturan perundang-undangan Pasal 3, UU No. 14 Tahun 2005 dan berfungsi untuk meningkatkan martabat
dan peran dosen sebagai agen pembelajaran, pengem- bang ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, serta peng-
abdi kepada masyarakat berfungsi untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional Pasal 5, UU No. 14 Tahun 2005.
4 Kualiikasi akademik dosen diperoleh melalui pendidikan tinggi program pascasarjana yang terakreditasi sesuai
dengan bidang keahlian. 5 Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keteram-
pilan dan perilaku yang harus dimiliki dan dikuasai oleh dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya.
5 Tujuan dan Manfaat Standar Dosen Standar dosen yang mencakup standar kualiikasi aka-
demik dan kompetensi dosen baik sebagai agen pembelajaran maupun ilmuwan, dimaksudkan sebagai acuan:
1 bagi pemerintah dalam melaksanakan sertiikasi dosen,
perekrutan calon dosen, dan dalam rangka penilaian ki- nerja lembaga pendidikan tinggi,
2 bagi perguruan tinggi dalam perekrutan calon dosen, pembinaan dan pengembangan karir dosen,
LAPORAN BSNP TAHUN 2009
Januari 2010 © BSNP
32
3 bagi dosen dalam melaksanakan tugas pokok dan fung- sinya,
4 bagi perguruan tinggi dan dosen untuk meningkatkan ke- mampuan berkolaborasi dan bersaing di era global.
6 Daftar Pustaka •
Dirjen Dikti Depdiknas. http:www.evaluasi.or.idrecaprecap- teacher-edu.php?lag==all.
• Hamalik, Oemar 1985.
Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
• McCully, Kilmer 1999. The Heart Revolution. New York, NY: Har-
peraudio. •
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
• Rencana Strategis Departemen Pendidikan Nasional Tahun
2006-2009. •
Schein, E. H., Kommers, D. W. 1972. Professional Education. New
York McGraw-Hill. •
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Ten- tang Sistem Pendidikan Nasional.
• Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Ten-
tang Guru dan Dosen.