Nasional Jawa
Luar Jawa
Madrasah Sekolah Negeri
Swasta
MANK14 88.56
91.04 88.04
86.31 89.25
89.04 87.69
MANK15 81.67
84.31 81.10
80.93 81.93
82.15 80.78
MANK16 92.36
92.68 92.65
89.93 93.42
93.33 91.20
Kompetensi Supervisi Akademik
AKAK1 91.13
93.00 90.75
86.06 92.61
92.33 88.70
AKAK2 88.24
91.88 87.44
84.35 89.39
89.66 85.33
AKAK3 86.75
90.48 86.09
82.06 88.29
88.40 83.76
Kompetensi Sosial
SOSK1 96.31
95.52 96.56
94.13 96.99
97.26 94.44
SOSK2 97.49
97.48 97.55
98.29 97.33
97.42 97.81
SOSK3 96.47
96.92 96.49
97.07 96.44
96.24 97.30
5.6
Standar Pengawas SekolahMadrasah
1 Standar Pengawas SekolahMadrasah masih sangat jauh untuk bisa terpenuhi baik dari Standar Kualiikasi akademik
kurang dari 50 maupun dari Standar Kompetensinya. 2 Dari enam standar kompetensi pengawas, urutan dari
yang paling banyak dikuasai sampai dengan yang paling sedikit dikuasai oleh pengawas adalah a Kompetensi
Sosial 87, b Kompetensi Kepribadian 75, c Kom- petensi Evaluasi Pendidikan 70, d Kompetensi Super-
visi Manajerial 60, e Kompetensi Supervisi Akademik 44, dan f Kompetensi Penelitian dan Pengembangan
21.
PEMANTAUAN IMPLEMENTASI STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN
Januari 2010 © BSNP
113
LAPORAN BSNP TAHUN 2009
Januari 2010 © BSNP
114
3 Jika dilihat dari kategori Jawa-luar Jawa, sekolah-madrasah, dan negeri-swasta, ada kesenjangan dalam pencapaian
semua standar kompetensi pengawas kecuali kompetensi kepribadian; dilihat dari kategori Jawa dan luar Jawa, tidak
ada kesenjangan dalam pencapaian kompetensi kepriba- dian.
Tabel 7. Persentase Pengawas Yang Kompetensinya Baik Menu- rut Kepala Sekolah
Nasional Jawa
Luar Jawa
Madrasah Sekolah
Negeri Swasta
Kompetensi Kepribadian
PRIP1 75.24
73.89 75.74
61.17 79.31
78.74 68.09
PRIP2 90.70
93.89 90.19
85.92 92.26
92.60 87.17
PRIP3 86.10
87.22 86.06
77.67 88.65
88.14 82.24
PRIP4 89.66
91.67 89.53
83.90 91.59
91.22 87.13
Kompetensi Sosial
SOSP1 92.69
94.44 92.40
90.78 93.33
94.62 89.14
SOSP2 86.62
88.33 86.34
82.52 87.87
89.38 81.25
Kompetensi Supervisi Manajerial
MANP1 84.85
88.33 84.26
85.49 83.42
75.61 87.60
MANP2 75.13
77.22 74.84
75.82 73.26
60.98 79.20
MANP3 74.92
78.89 74.19
75.16 74.87
64.88 77.87
MANP4 71.26
77.22 70.06
72.55 66.84
59.51 74.67
MANP5 84.54
88.33 83.87
85.62 81.28
75.12 87.33
MANP6 72.03
78.33 70.84
73.73 66.31
60.49 75.47
MANP7 88.51
90.00 88.39
89.02 87.70
84.39 89.87
MANP8 60.29
66.11 59.10
60.39 60.43
50.73 63.07
PEMANTAUAN IMPLEMENTASI STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN
Januari 2010 © BSNP
115
Tabel 8. Persentase Pengawas Yang Kompetensinya Baik Menu- rut Guru
Nasional Jawa
Luar Jawa
Madrasah Sekolah Negeri
Swasta Kompetensi Evaluasi Pendidikan
EVAP1 76.54
84.23 74.93
62.90 80.55
80.64 68.19
EVAP2 74.93
84.79 72.77
61.92 78.71
78.54 67.51
EVAP3 79.74
86.20 78.39
70.27 82.55
83.16 72.76
EVAP4 69.59
77.18 67.94
57.99 72.96
72.91 62.77
EVAP5 70.82
78.59 69.13
56.76 74.88
74.55 63.11
EVAP6 70.71
80.56 68.63
56.65 74.86
75.29 61.42
Kompetensi Penelitian dan Pengembangan
LITP1 21.59
34.37 18.65
15.72 23.29
24.37 15.74
LITP2 21.43
34.08 18.53
15.72 23.10
24.14 15.76
LITP3 21.27
33.52 18.45
15.72 22.88
24.22 15.06
LITP4 22.13
32.68 19.71
17.44 23.49
24.45 17.26
LITP5 34.15
47.32 31.15
27.52 36.10
37.85 26.40
LITP6 27.95
42.25 24.67
21.62 29.79
29.86 24.03
LITP7 29.40
44.79 25.86
22.60 31.37
31.66 24.70
LITP8 37.31
45.04 35.65
28.01 40.05
38.64 34.80
Kompetensi Supervisi Akademik
AKAP1 75.31
84.51 73.35
64.13 78.63
77.98 70.05
AKAP2 76.32
85.92 74.27
63.88 80.00
79.15 70.73
AKAP3 76.06
85.63 74.01
66.09 79.04
79.31 69.54
AKAP4 77.02
85.63 75.20
65.60 80.41
80.56 69.88
AKAP5 77.28
88.17 74.93
65.36 80.82
79.94 72.08
AKAP6 44.15
58.03 41.01
32.19 47.60
45.92 40.61
AKAP7 65.63
76.62 63.23
54.05 69.04
69.67 57.36
AKAP8 44.58
57.18 41.73
37.59 46.64
44.59 44.84
5.7 Buku Teks Pelajaran
1 Pelaksanaan ketentuan tentang jumlah buku teks per mata pelajaran untuk setiap siswa masih jauh dari harapan, baru
LAPORAN BSNP TAHUN 2009
Januari 2010 © BSNP
116
terpenuhi 50. 2 Baru 52 guru mengetahui adanya Permendiknas No. 2 Th
2008 tentang Buku Teks Pelajaran. 3 Persentase guru yang menggunakan buku teks pelajaran
yang sudah dianggap layak melalui penilaian BSNP baru 67.
4 Masih banyak pengadaan buku yang langsung dilakukan oleh penerbit 41 yang berarti tidak sesuai dengan ke-
tentuan. 5 Masih banyak penetapan buku teks pelajaran yang dilaku-
kan oleh selain dewan guru 36 yang berarti tidak sesuai dengan ketentuan.
5.8 Ujian Nasional 1 Sebagian besar sekolah menambah jam pelajaran mata
pelajaran yang dicakup dalam Ujian Nasional dan mem- berikan les tambahan, yang bisa ditafsirkan bahwa proses
belajar mengajar yang dilaksanakan berdasarkan kuri- kulum dianggap belum cukup; atau rasa percaya diri ter-
hadap kesiapan untuk menghadapi Ujian Nasional masih rendah.
2 Anggapan bahwa semua sekolah menggunakan Ujian Na- sional sebagai satu-satunya penentu kelulusan ternyata
tidak benar karena ada siswa yang tidak lulus satuan pen- didikan walaupun mereka lulus Ujian Nasional.
3 Kegiatan sosialisasi tentang Ujian Nasional kepada pihak- pihak yang berkepentingan belum maksimal, belum sesuai
dengan harapan sehingga berpeluang menjadi hambatan atas pelaksanaan dan pencapaiannya.
4 Persentase responden 12 yang menyatakan bahwa tingkat kesukaran UN tinggi sejalan dengan tingkat kelu-
lusan UN yang 90.
PEMANTAUAN IMPLEMENTASI STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN
Januari 2010 © BSNP
117
6| Tim Ahli
Anggota BSNP
Tabel 9. Anggota BSNP dalam Pemantauan Standar
NO NAMA
INSTANSI ASAL
1 Prof. Dr. Bambang Soehendro
UGM Yogyakarta
2 Prof. Dr. Edy Tri Baskoro
ITB Bandung
3 Prof. Dr. Djemari Mardapi
UNY Yogyakarta
4 Prof. Dr. Mungin Eddy Wibowo
UNNES Semarang
5 Prof. Dr. Fawzia Aswin Hadis
UI Jakarta
6 Dr. Anggani Sudono, M.A
- Jakarta
7 Pdt. Weinata Sairin, M.Th
- Jakarta
Tim Ahli yang bersifat ad hoc adalah:
Tabel 10. Tim Pemantauan Standar
NO. NAMA
INSTANSI ASAL
1 Dr. Mukminan
UNY Yogyakarta
2 Dr. M. Salman
ITB Bandung
3 dr. I. Wilarso
UI Jakarta
4 Dr. Bagyo Yuono M.
UI Jakarta
5 Drs. Muchtar Abdul Karim, MA
UM Malang
6 Prof. Ali Saukah, M. A., Ph.D
UM Malang
7 Dr. Bana Kartasasmita
ITB Bandung
8 Dr. Adi Rahmat
UPI Bandung
9 Dr. Ibrahim Bafadal, M.Pd
UM Malang
10 Dr. Danny Meirawan
UPI Bandung
11 Dr. Sisworo
UM Malang
12 Prof. Dr. Nana Sudjana
UPI Bandung
13 Dr. Achmad Slamet
UNNES Semarang
14 Drs. Tri Bagyo, M.Ed
Mandikdasmen Jakarta 15
Drs. Martono, M.Si Dir. Tendik
Jakarta 16
Dr. Samitha Djayanti ITB
Bandung 17
Arif Rifai Dwiyanto, ST -
Jakarta
LAPORAN BSNP TAHUN 2009
Januari 2010 © BSNP
118
7| Hambatan, Permasalahan, dan Saran
Kegiatan pemantauan ini langsung dimulai dengan pelatihan surveyor di 33 provinsi tanpa didahului dengan pertemuan koordi-
nasi tim ad hoc pemantauan sebagai pelatih surveyor. Hal tersebut berpotensi mengakibatkan terjadinya perbedaan metode dan fokus
pelatihan surveyor. Oleh karena itu untuk kegiatan pemantauan berikutnya perlu adanya pertemuan tim ad hoc sebelum kegiatan
pelatihan surveyor.
Kegiatan pelatihan surveyor berakhir pada 18 Juli 2009, karena alasan non-tehnis kegiatan pengumpulan data baru dapat dilak-
sanakan pada akhir Agustus 2009, jadi terdapat tenggang waktu yang cukup lama. Hal tersebut mengakibatkan cukup banyak sur-
veyor yang berhalangan untuk melaksanakan tugas, meskipun me- reka yang berhalangan dapat dicarikan pengganti, namun para
penggantinya tidak mendapatkan pelatihan karena tidak ada kesem- patan. Sebaiknya kegiatan pengumpulan data dilakukan sesegera
mungkin setelah pelatihan surveyor. Selain itu perlu ada pertemuan tim ad hoc sebelum kegiatan pengumpulan data untuk membahas
permasalahan-permasalahan yang muncul pada saat kegiatan pela- tihan surveyor.
Surveyor pada kegiatan pemantauan ini terdiri dari pengawas, dosen LPTK, staf dinas pendidikan, dan staf LPMP. Mengingat peng-
ambilan data pemantauan juga dilakukan di madrasah, sebaiknya surveyor yang bertugas juga melibatkan pihak departemen agama.
Berdasarkan hasil pemantauan implementasi Standar IsiSKL, Standar Guru, Standar Kepala SekolahMadrasah, Standar Pengawas
SekolahMadrasah, ketentuan tentang Ujian Nasional, dan ketentuan tentang Buku Teks Pelajaran, dipaparkan beberapa rekomendasi se-
bagai berikut. 1
Guru perlu diberi pelatihan dan pendampingan secara intensif tentang pengembangan silabus
dan rencana pelaksanaan pem-
belajaran RPP oleh lembaga yang kompeten karena sekolah
PEMANTAUAN IMPLEMENTASI STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN
Januari 2010 © BSNP
119
yang mata pelajarannya sudah dilengkapi dengan silabus dan RPP tidak lebih dari 79, dan guru yang membuat sendiri sila-
bus baru 38 dan RPP 67.
2 Untuk meningkatkan jumlah guru yang memenuhi standar kua-
liikasi akademik guru sesuai dengan tahun pencapaian 2015, perlu dipertimbangkan program kesetaraan S-1 berdasarkan
kualitas “track-record” dan uji kompetensi oleh institusi yang kompeten sesuai dengan ketentuan yang terkait dengan Stan-
dar Guru.
3 Pemberian beasiswa bagi guru untuk meningkatkan kualiikasi
akademik agar memenuhi standar juga perlu dilakukan. 4
Perlu dilakukan upaya untuk menutupi kesenjangan antara Jawa dan luar Jawa dari segi penyebar-luasan peraturan dan per-
undangan tentang pelaksanaan pendidikan pada satuan pendi- dikan karena ternyata tingkat ketersediaannya di luar Jawa lebih
rendah daripada di Jawa.
5 Sosialisasi tentang dokumen standar, khususnya Standar Isi,
Standar Kompetensi Lulusan, dan Standar Guru, di luar Jawa perlu diberi perhatian yang lebih besar daripada di Jawa karena
ternyata sosialisasi yang dilakukan di Jawa secara konsisten di- anggap lebih banyak daripada di luar Jawa. Faktor ini mungkin
yang menyebabkan kesenjangan antara Jawa dan luar Jawa dari segi ketersediaan dokumen-dokumen tentang Standar Nasional
Pendidikan beserta dokumen pendukungnya.
6 Perlu dilakukan upaya untuk menutupi kesenjangan guru seko-
lahmadrasah negeri dan swasta dari segi aksesibilitas terhadap Standar Isi, Standar Kompetensi Lulusan, dan Standar Guru kare-
na ternyata tingkat aksesibilitasnya terhadap dokumen standar tersebut di sekolahmadrasah swasta lebih rendah daripada di
sekolahmadrasah negeri.
7 Perlu ditelaah lebih lanjut substansi Standar Isi dan Standar
Kompetensi Lulusan karena ada guru, kepala sekolah, dan pe-
LAPORAN BSNP TAHUN 2009
Januari 2010 © BSNP
120
ngawas antara 12,74 sampai dengan 20,49 yang mengang- gap standar tersebut tinggi.
8 Perlu dilakukan upaya untuk menutupi kesenjangan antara
Jawa dan luar Jawa dari segi persepsi mereka terhadap Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan karena lebih banyak seko-
lahmadrasah di luar Jawa menilai tinggi terhadap Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan daripada sekolah di Jawa.
9 Perlu dilakukan upaya untuk menutupi kesenjangan antara
sekolah dan madrasah dari segi persepsi mereka terhadap Stan- dar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan karena lebih banyak
madrasah menilai tinggi terhadap Standar Isi dan Standar Kom- petensi Lulusan daripada sekolah.
10 Perlu dilakukan upaya untuk menutupi kesenjangan antara
sekolahmadrasah negeri dan sekolahmadrasah swasta dari segi persepsi mereka terhadap Standar Isi dan Standar Kom-
petensi Lulusan karena lebih banyak sekolahmadrasah swasta menilai tinggi terhadap Standar Isi dan Standar Kompetensi Lu-
lusan daripada sekolahmadrasah negeri.
11 Perlu dilakukan upaya untuk menutupi kesenjangan antara
Jawa dan luar Jawa, sekolah dan madrasah, serta sekolahma- drasah negeri dan sekolahmadrasah swasta dari segi pencapai-
an kompetensi guru, kepala sekolah, dan pengawas karena ada kecenderungan pencapaian kompetensi guru, kepala sekolah,
dan pengawas di luar Jawa, di Madrasah, dan di sekolahma- drasah swasta lebih rendah daripada di Jawa, di sekolah, dan di
sekolahmadrasah negeri.
12 Perlu ditindak-lanjuti adanya data yang menunjukkan masih cu-
kup banyak peraturan atau kebijakan pemerintah daerah yang tidak sesuai dengan Standar Guru, Standar Kepala Sekolah, dan
Standar Pengawas karena kalau dibiarkan akan dapat meng- hambat pelaksanaan dan pencapaian standar-standar tersebut.
13 Sebagai lembaga penghasil guru bidang studi, setiap Program
PEMANTAUAN IMPLEMENTASI STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN
Januari 2010 © BSNP
121
Studi Pendidikan Bidang Studi harus mengetahui sedikitnya Un- dang-undang Guru dan Dosen hanya 89 LPTK yang memiliki
dokumennya serta Standar Guru hanya 81 Prodi LPTK yang memiliki dokumennya karena mereka harus tahu kompetensi
apa yang dimiliki para lulusannya sebagai calon guru profesio- nal. Oleh karena itu, harapannya angka yang muncul adalah
100 untuk dua dokumen ini. Keadaan ini harus dianggap seri- us dan perlu ditindak-lanjuti di tingkat pimpinan LPTK atau di
tingkat Direktorat jenderal Pendidikan Tinggi.
14 Buku teks pelajaran yang telah dinilai layak oleh BSNP perlu
didistribusikan secara memadai dan merata ke sekolah-seko- lah; dan mata pelajaran yang buku teks pelajarannya belum ada
yang dinilai perlu segera dilakukan penilaiannya.
15 Perlu ada program percepatan pemenuhan standar tentang
jumlah rombongan belajar dan jumlah siswa setiap rombongan belajar karena akan memberikan pengaruh yang signiikan ter-
hadap kualitas pembelajaran.
16 Untuk mengungkapkan latar belakang adanya fakta banyaknya
sekolah yang menambah jam pelajaran dan memberikan les tambahan, perlu dilakukan kajian lebih lanjut tentang proses
belajar mengajar di kelas apakah sudah sesuai dengan karak- teristik peserta didik dan mata pelajaran.
17 Perlu dilakukan sosialisasi tentang cara yang paling dianggap
tepat untuk mempersiapkan siswa menghadapi Ujian Nasional, yaitu dengan melaksanakan prinsip pembelajaran tuntas sejak
awal, bukan dengan cara menambah jam pelajaran dan mem- beri les tambahan.
18 Perlu dikembangkan model sistem informasi manajemen yang
terpadu sehingga memungkinkan dilaksanakannya pengum- pulan data yang terpadu dan serempak secara nasional.
19 Perlu dilakukan koordinasi di tingkat pemerintah pusat Ke-
menterian Pendidikan Nasional dan Departemen Agama dan
LAPORAN BSNP TAHUN 2009
Januari 2010 © BSNP
122
Pemerintah Daerah Dinas Pendidikan Kabupatenkota, Dinas Pendidikan Provinsi, Kantor Departement Agama Kabupaten
kota, Kantor Wilayah Departmen Agama, dan LPMP dalam pengumpulan data karena gambaran tentang pelaksanaan dan
pencapaian Standar Nasional Pendidikan secara nasional sangat tergantung pada ketersediaan data-data yang relevan di semua
unit tersebut.
20 Perlu ditingkatkan fungsi dan peranan pusat pengumpulan data
terpadu untuk mengurangi beban unit terkecil dalam memberi- kan data yang sama untuk kepentingan yang berbeda-beda;
untuk itu perlu pengumpulan data yang dilaksanakan serentak secara nasional.
PEMANTAUAN IMPLEMENTASI STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN
Januari 2010 © BSNP
123
BAB 8
PENgEmbANgAN iNStrUmEN PENiLAiAN
bUkU tEkS PELAjArAN
Badan Standar Nasional Pendidikan
125
BAB 8. PENGEMBANGAN INSTRUMEN
PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN
A Mata Pelajaran Agama SD, SMP, SMASMK, dan PKn SMASMK
1| Pendahuluan
Dalam Pasal 42 ayat 1 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 dinyatakan bahwa setiap satuan pendidikan wajib memiliki
sarana yang meliputi perabotan, peralatan pendidikan, media pen- didikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai, dan
perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses pem- belajaran yang teratur dan berkelanjutan.
Sehubungan dengan ketentuan Pasal tersebut di atas maka di- perlukan buku sebagai penunjang pembelajaran. Pernyataan terse-
but diperkuat dengan pasal 43 ayat 4 yang menyatakan bahwa ada rasio minimal jumlah buku teks pelajaran untuk masing-masing mata
pelajaran di perpustakaan satuan pendidikan untuk setiap peserta didik.
Demikian juga dalam Pasal 43 ayat 5 dinyatakan bahwa buku teks pelajaran dinilai kelayakan isi, kelayakan bahasa, kelayakan pe-
nyajian dan kelayakan kegraikaannya oleh Badan Standar Nasional Pendidikan dan ditetapkan oleh Peraturan Menteri.
PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN
Januari 2010 © BSNP
127
2| Tujuan dan Manfaat
Pada tahun 2009, telah dilaksanakan kegiatan pengembangan instrumen penilaian buku teks pelajaran Agama pada jenjang pendi-
dikan dasar dan menengah, dan buku teks pelajaran PKn SMASMK. Instrumen penilaian buku teks pelajaran Agama terdiri atas: Agama
Islam, Agama Kristen, Agama Katolik, Agama Buddha, Agama Hindu, dan Agama Khonghucu untuk SD, SMP, dan SMASMK.
Kegiatan pengembangan instrumen penilaian buku teks pela- jaran bertujuan untuk menghasilkan instrumen yang dapat diper-
gunakan untuk menilai buku teks pelajaran : Agama Islam, Agama Kristen, Agama Katolik, Agama Buddha, Agama Hindu, dan Agama
Khonghucu pada jenjang pendidikan dasar dan menengah, PKn un- tuk SMASMK.
Manfaat instrumen penilaian buku teks pelajaran Pendidikan Agama Islam, Agama Kristen, Agama Katolik, Agama Buddha, Agama
Hindu, dan Agama Khonghucu, dan PKn adalah diperolehnya alat pe- nilaian buku teks pelajaran yang terstandar dan dapat dipergunakan
untuk menilai buku teks pelajaran yang memenuhi kelayakan isi, ba- hasa, penyajian dan kegraikaan.
Tujuan menilai kelayanan isi, kelayakan penyajian, kelayakan bahasa, dan kelayakan kegraikaan buku teks pelajaran untuk se-
tiap mata pelajan pada satuan pendidikan adalah agar peserta di- dik memperoleh buku yang sesuai dengan standar pendidikan yang
ditetapkan oleh BSNP, yaitu sesuai dengan Standar Isi, Standar Kom- petensi Lulusan dan Standar Proses Pendidikan. Buku teks pelajaran
yang telah dinilai kelayakannya digunakan sebagai sumber belajar di setiap satuan pendidikan. Tujuan lain adalah untuk membeli buku
teks pelajaran yang dialihkan hak ciptanya dan dijadikan buku teks pelajaran elektornik.
Manfaat buku teks yang telah dinilai kelayakan isi, kelayakan pe- nyajian, kelayakan bahasa, dan kelayakan kegraikaannya merupakan
jaminan bagi peserta didik memperoleh buku yang dapat digunakan
LAPORAN BSNP TAHUN 2009
Januari 2010 © BSNP
128