Nasional Jawa
Luar Jawa
Madrasah Sekolah Negeri
Swasta
MANK14 88.56
91.04 88.04
86.31 89.25
89.04 87.69
MANK15 81.67
84.31 81.10
80.93 81.93
82.15 80.78
MANK16 92.36
92.68 92.65
89.93 93.42
93.33 91.20
Kompetensi Supervisi Akademik
AKAK1 91.13
93.00 90.75
86.06 92.61
92.33 88.70
AKAK2 88.24
91.88 87.44
84.35 89.39
89.66 85.33
AKAK3 86.75
90.48 86.09
82.06 88.29
88.40 83.76
Kompetensi Sosial
SOSK1 96.31
95.52 96.56
94.13 96.99
97.26 94.44
SOSK2 97.49
97.48 97.55
98.29 97.33
97.42 97.81
SOSK3 96.47
96.92 96.49
97.07 96.44
96.24 97.30
5.6
Standar Pengawas SekolahMadrasah
1  Standar  Pengawas  SekolahMadrasah  masih  sangat  jauh untuk bisa terpenuhi baik dari Standar Kualiikasi akademik
kurang dari 50 maupun dari Standar Kompetensinya. 2  Dari  enam  standar  kompetensi  pengawas,  urutan  dari
yang paling banyak dikuasai sampai dengan yang paling sedikit  dikuasai  oleh  pengawas  adalah  a  Kompetensi
Sosial  87,  b  Kompetensi  Kepribadian  75,  c  Kom- petensi Evaluasi Pendidikan 70, d Kompetensi Super-
visi  Manajerial  60,  e  Kompetensi  Supervisi  Akademik 44, dan f  Kompetensi Penelitian dan Pengembangan
21.
PEMANTAUAN IMPLEMENTASI STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN
Januari 2010  © BSNP
113
LAPORAN BSNP TAHUN 2009
Januari 2010 © BSNP
114
3  Jika dilihat dari kategori Jawa-luar Jawa, sekolah-madrasah, dan  negeri-swasta,  ada  kesenjangan  dalam  pencapaian
semua standar kompetensi pengawas kecuali kompetensi kepribadian; dilihat dari kategori Jawa dan luar Jawa, tidak
ada kesenjangan dalam pencapaian kompetensi kepriba- dian.
Tabel 7. Persentase Pengawas Yang Kompetensinya Baik Menu- rut Kepala Sekolah
Nasional Jawa
Luar Jawa
Madrasah Sekolah
Negeri Swasta
Kompetensi Kepribadian
PRIP1 75.24
73.89 75.74
61.17 79.31
78.74 68.09
PRIP2 90.70
93.89 90.19
85.92 92.26
92.60 87.17
PRIP3 86.10
87.22 86.06
77.67 88.65
88.14 82.24
PRIP4 89.66
91.67 89.53
83.90 91.59
91.22 87.13
Kompetensi Sosial
SOSP1 92.69
94.44 92.40
90.78 93.33
94.62 89.14
SOSP2 86.62
88.33 86.34
82.52 87.87
89.38 81.25
Kompetensi Supervisi Manajerial
MANP1 84.85
88.33 84.26
85.49 83.42
75.61 87.60
MANP2 75.13
77.22 74.84
75.82 73.26
60.98 79.20
MANP3 74.92
78.89 74.19
75.16 74.87
64.88 77.87
MANP4 71.26
77.22 70.06
72.55 66.84
59.51 74.67
MANP5 84.54
88.33 83.87
85.62 81.28
75.12 87.33
MANP6 72.03
78.33 70.84
73.73 66.31
60.49 75.47
MANP7 88.51
90.00 88.39
89.02 87.70
84.39 89.87
MANP8 60.29
66.11 59.10
60.39 60.43
50.73 63.07
PEMANTAUAN IMPLEMENTASI STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN
Januari 2010  © BSNP
115
Tabel 8.  Persentase Pengawas Yang Kompetensinya Baik Menu- rut Guru
Nasional Jawa
Luar Jawa
Madrasah Sekolah Negeri
Swasta Kompetensi Evaluasi Pendidikan
EVAP1 76.54
84.23 74.93
62.90 80.55
80.64 68.19
EVAP2 74.93
84.79 72.77
61.92 78.71
78.54 67.51
EVAP3 79.74
86.20 78.39
70.27 82.55
83.16 72.76
EVAP4 69.59
77.18 67.94
57.99 72.96
72.91 62.77
EVAP5 70.82
78.59 69.13
56.76 74.88
74.55 63.11
EVAP6 70.71
80.56 68.63
56.65 74.86
75.29 61.42
Kompetensi Penelitian dan Pengembangan
LITP1 21.59
34.37 18.65
15.72 23.29
24.37 15.74
LITP2 21.43
34.08 18.53
15.72 23.10
24.14 15.76
LITP3 21.27
33.52 18.45
15.72 22.88
24.22 15.06
LITP4 22.13
32.68 19.71
17.44 23.49
24.45 17.26
LITP5 34.15
47.32 31.15
27.52 36.10
37.85 26.40
LITP6 27.95
42.25 24.67
21.62 29.79
29.86 24.03
LITP7 29.40
44.79 25.86
22.60 31.37
31.66 24.70
LITP8 37.31
45.04 35.65
28.01 40.05
38.64 34.80
Kompetensi Supervisi Akademik
AKAP1 75.31
84.51 73.35
64.13 78.63
77.98 70.05
AKAP2 76.32
85.92 74.27
63.88 80.00
79.15 70.73
AKAP3 76.06
85.63 74.01
66.09 79.04
79.31 69.54
AKAP4 77.02
85.63 75.20
65.60 80.41
80.56 69.88
AKAP5 77.28
88.17 74.93
65.36 80.82
79.94 72.08
AKAP6 44.15
58.03 41.01
32.19 47.60
45.92 40.61
AKAP7 65.63
76.62 63.23
54.05 69.04
69.67 57.36
AKAP8 44.58
57.18 41.73
37.59 46.64
44.59 44.84
5.7   Buku Teks Pelajaran
1  Pelaksanaan ketentuan tentang jumlah buku teks per mata pelajaran untuk setiap siswa masih jauh dari harapan, baru
LAPORAN BSNP TAHUN 2009
Januari 2010 © BSNP
116
terpenuhi 50. 2  Baru 52 guru mengetahui adanya Permendiknas No. 2 Th
2008 tentang Buku Teks Pelajaran. 3  Persentase guru yang menggunakan buku teks pelajaran
yang  sudah  dianggap  layak  melalui  penilaian  BSNP  baru 67.
4  Masih banyak pengadaan buku yang langsung dilakukan oleh penerbit 41 yang berarti tidak sesuai dengan ke-
tentuan. 5  Masih banyak penetapan buku teks pelajaran yang dilaku-
kan oleh selain dewan guru 36 yang berarti tidak sesuai dengan ketentuan.
5.8  Ujian Nasional 1  Sebagian  besar  sekolah  menambah  jam  pelajaran  mata
pelajaran  yang  dicakup  dalam  Ujian  Nasional  dan  mem- berikan les tambahan, yang bisa ditafsirkan bahwa proses
belajar  mengajar  yang  dilaksanakan  berdasarkan  kuri- kulum  dianggap  belum  cukup;  atau  rasa  percaya  diri  ter-
hadap kesiapan untuk menghadapi Ujian Nasional masih rendah.
2  Anggapan bahwa semua sekolah menggunakan Ujian Na- sional  sebagai  satu-satunya  penentu  kelulusan  ternyata
tidak benar karena ada siswa yang tidak lulus satuan pen- didikan walaupun mereka lulus Ujian Nasional.
3  Kegiatan sosialisasi tentang Ujian Nasional kepada pihak- pihak yang berkepentingan belum maksimal, belum sesuai
dengan harapan sehingga berpeluang menjadi hambatan atas pelaksanaan dan pencapaiannya.
4  Persentase  responden  12  yang  menyatakan  bahwa tingkat kesukaran UN tinggi sejalan dengan tingkat kelu-
lusan UN yang 90.
PEMANTAUAN IMPLEMENTASI STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN
Januari 2010  © BSNP
117
6|   Tim Ahli
Anggota BSNP
Tabel 9. Anggota BSNP dalam Pemantauan Standar
NO NAMA
INSTANSI ASAL
1 Prof. Dr. Bambang Soehendro
UGM Yogyakarta
2 Prof. Dr. Edy Tri Baskoro
ITB Bandung
3 Prof. Dr. Djemari Mardapi
UNY Yogyakarta
4 Prof. Dr. Mungin Eddy Wibowo
UNNES Semarang
5 Prof. Dr. Fawzia Aswin Hadis
UI Jakarta
6 Dr. Anggani Sudono, M.A
- Jakarta
7 Pdt. Weinata Sairin, M.Th
- Jakarta
Tim Ahli yang bersifat ad hoc adalah:
Tabel 10.  Tim Pemantauan Standar
NO. NAMA
INSTANSI ASAL
1 Dr. Mukminan
UNY Yogyakarta
2 Dr. M. Salman
ITB Bandung
3 dr.  I. Wilarso
UI Jakarta
4 Dr. Bagyo Yuono M.
UI Jakarta
5 Drs. Muchtar Abdul Karim, MA
UM Malang
6 Prof.  Ali Saukah, M. A., Ph.D
UM Malang
7 Dr.  Bana Kartasasmita
ITB Bandung
8 Dr.  Adi Rahmat
UPI Bandung
9 Dr.  Ibrahim Bafadal, M.Pd
UM Malang
10 Dr.  Danny Meirawan
UPI Bandung
11 Dr.  Sisworo
UM Malang
12 Prof. Dr. Nana Sudjana
UPI Bandung
13 Dr. Achmad Slamet
UNNES Semarang
14 Drs. Tri Bagyo, M.Ed
Mandikdasmen Jakarta 15
Drs. Martono, M.Si Dir. Tendik
Jakarta 16
Dr. Samitha Djayanti ITB
Bandung 17
Arif Rifai Dwiyanto, ST -
Jakarta
LAPORAN BSNP TAHUN 2009
Januari 2010 © BSNP
118
7|   Hambatan, Permasalahan, dan Saran
Kegiatan  pemantauan  ini  langsung  dimulai  dengan  pelatihan surveyor di 33 provinsi tanpa didahului dengan pertemuan koordi-
nasi tim ad hoc pemantauan sebagai pelatih surveyor.  Hal tersebut berpotensi mengakibatkan terjadinya perbedaan metode dan fokus
pelatihan  surveyor.    Oleh  karena  itu  untuk  kegiatan  pemantauan berikutnya  perlu  adanya  pertemuan  tim  ad  hoc  sebelum  kegiatan
pelatihan surveyor.
Kegiatan pelatihan surveyor berakhir pada 18 Juli 2009, karena alasan  non-tehnis  kegiatan  pengumpulan  data  baru  dapat  dilak-
sanakan  pada  akhir  Agustus  2009,  jadi  terdapat  tenggang  waktu yang  cukup  lama.    Hal  tersebut  mengakibatkan  cukup  banyak  sur-
veyor yang berhalangan untuk melaksanakan tugas, meskipun me- reka  yang  berhalangan  dapat  dicarikan  pengganti,  namun  para
penggantinya tidak mendapatkan pelatihan karena tidak ada kesem- patan.    Sebaiknya  kegiatan  pengumpulan  data  dilakukan  sesegera
mungkin setelah pelatihan surveyor.  Selain itu perlu ada pertemuan tim ad hoc sebelum kegiatan pengumpulan data untuk membahas
permasalahan-permasalahan yang muncul pada saat kegiatan pela- tihan surveyor.
Surveyor pada kegiatan pemantauan ini terdiri dari pengawas, dosen LPTK, staf dinas pendidikan, dan staf LPMP.  Mengingat peng-
ambilan  data  pemantauan  juga  dilakukan  di  madrasah,  sebaiknya surveyor yang bertugas juga melibatkan pihak departemen agama.
Berdasarkan  hasil  pemantauan  implementasi  Standar  IsiSKL, Standar Guru, Standar Kepala SekolahMadrasah, Standar Pengawas
SekolahMadrasah, ketentuan tentang Ujian Nasional, dan ketentuan tentang Buku Teks Pelajaran, dipaparkan beberapa rekomendasi se-
bagai berikut. 1
Guru perlu diberi pelatihan dan pendampingan secara intensif tentang pengembangan silabus
dan rencana pelaksanaan pem-
belajaran  RPP  oleh  lembaga  yang  kompeten karena  sekolah
PEMANTAUAN IMPLEMENTASI STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN
Januari 2010  © BSNP
119
yang  mata  pelajarannya  sudah  dilengkapi  dengan  silabus  dan RPP tidak lebih dari 79, dan guru yang membuat sendiri sila-
bus baru 38 dan RPP 67.
2 Untuk meningkatkan jumlah guru yang memenuhi standar kua-
liikasi akademik guru sesuai dengan tahun pencapaian 2015, perlu  dipertimbangkan  program  kesetaraan  S-1  berdasarkan
kualitas  “track-record”  dan  uji  kompetensi  oleh  institusi  yang kompeten sesuai dengan ketentuan yang terkait dengan Stan-
dar Guru.
3 Pemberian beasiswa bagi guru untuk meningkatkan kualiikasi
akademik agar memenuhi standar juga perlu dilakukan. 4
Perlu  dilakukan  upaya  untuk  menutupi  kesenjangan  antara Jawa dan luar Jawa dari segi penyebar-luasan peraturan dan per-
undangan tentang pelaksanaan pendidikan pada satuan pendi- dikan karena ternyata tingkat ketersediaannya di luar Jawa lebih
rendah daripada di Jawa.
5 Sosialisasi  tentang  dokumen  standar,  khususnya  Standar  Isi,
Standar  Kompetensi  Lulusan,  dan  Standar  Guru,  di  luar  Jawa perlu diberi perhatian yang lebih besar daripada di Jawa karena
ternyata sosialisasi yang dilakukan di Jawa secara konsisten di- anggap lebih banyak daripada di luar Jawa. Faktor ini mungkin
yang menyebabkan kesenjangan antara Jawa dan luar Jawa dari segi ketersediaan dokumen-dokumen tentang Standar Nasional
Pendidikan beserta dokumen pendukungnya.
6 Perlu dilakukan upaya untuk menutupi kesenjangan guru seko-
lahmadrasah negeri dan swasta dari segi aksesibilitas terhadap Standar Isi, Standar Kompetensi Lulusan, dan Standar Guru kare-
na ternyata tingkat aksesibilitasnya terhadap dokumen standar tersebut di sekolahmadrasah swasta lebih rendah daripada di
sekolahmadrasah negeri.
7 Perlu  ditelaah  lebih  lanjut  substansi  Standar  Isi  dan  Standar
Kompetensi Lulusan karena ada  guru, kepala sekolah, dan pe-
LAPORAN BSNP TAHUN 2009
Januari 2010 © BSNP
120
ngawas antara 12,74 sampai dengan 20,49 yang mengang- gap standar tersebut tinggi.
8 Perlu  dilakukan  upaya  untuk  menutupi  kesenjangan  antara
Jawa dan luar Jawa dari segi persepsi mereka terhadap Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan karena lebih banyak seko-
lahmadrasah  di  luar  Jawa  menilai  tinggi  terhadap  Standar  Isi dan Standar Kompetensi Lulusan daripada sekolah di Jawa.
9 Perlu  dilakukan  upaya  untuk  menutupi  kesenjangan  antara
sekolah dan madrasah dari segi persepsi mereka terhadap Stan- dar  Isi  dan  Standar  Kompetensi  Lulusan  karena  lebih  banyak
madrasah menilai tinggi terhadap Standar Isi dan Standar Kom- petensi Lulusan daripada sekolah.
10 Perlu  dilakukan  upaya  untuk  menutupi  kesenjangan  antara
sekolahmadrasah  negeri  dan  sekolahmadrasah  swasta  dari segi  persepsi  mereka  terhadap  Standar  Isi  dan  Standar  Kom-
petensi Lulusan karena lebih banyak sekolahmadrasah swasta menilai tinggi terhadap Standar Isi dan Standar Kompetensi Lu-
lusan daripada sekolahmadrasah negeri.
11 Perlu  dilakukan  upaya  untuk  menutupi  kesenjangan  antara
Jawa  dan  luar  Jawa,  sekolah  dan  madrasah,  serta  sekolahma- drasah negeri dan sekolahmadrasah swasta dari segi pencapai-
an kompetensi guru, kepala sekolah, dan pengawas karena ada kecenderungan  pencapaian  kompetensi  guru,  kepala  sekolah,
dan  pengawas  di  luar  Jawa,  di  Madrasah,  dan  di  sekolahma- drasah swasta lebih rendah daripada di Jawa, di sekolah, dan di
sekolahmadrasah negeri.
12 Perlu ditindak-lanjuti adanya data yang menunjukkan masih cu-
kup banyak peraturan atau kebijakan pemerintah daerah yang tidak sesuai dengan Standar Guru, Standar Kepala Sekolah, dan
Standar  Pengawas  karena  kalau  dibiarkan  akan  dapat  meng- hambat pelaksanaan dan pencapaian standar-standar tersebut.
13 Sebagai lembaga penghasil guru bidang studi, setiap Program
PEMANTAUAN IMPLEMENTASI STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN
Januari 2010  © BSNP
121
Studi Pendidikan Bidang Studi harus mengetahui sedikitnya Un- dang-undang Guru dan Dosen hanya 89 LPTK yang memiliki
dokumennya serta Standar Guru hanya 81 Prodi LPTK yang memiliki  dokumennya  karena  mereka  harus  tahu  kompetensi
apa yang dimiliki para lulusannya sebagai calon guru profesio- nal.  Oleh  karena  itu,  harapannya  angka  yang  muncul  adalah
100 untuk dua dokumen ini. Keadaan ini harus dianggap seri- us dan perlu ditindak-lanjuti di tingkat pimpinan LPTK atau di
tingkat Direktorat jenderal Pendidikan Tinggi.
14 Buku  teks  pelajaran  yang  telah  dinilai  layak  oleh  BSNP  perlu
didistribusikan  secara  memadai  dan  merata  ke  sekolah-seko- lah; dan mata pelajaran yang buku teks pelajarannya belum ada
yang dinilai perlu segera dilakukan penilaiannya.
15 Perlu  ada  program  percepatan  pemenuhan  standar  tentang
jumlah rombongan belajar dan jumlah siswa setiap rombongan belajar karena akan memberikan pengaruh yang signiikan ter-
hadap kualitas pembelajaran.
16 Untuk mengungkapkan latar belakang adanya fakta banyaknya
sekolah  yang  menambah  jam  pelajaran  dan  memberikan  les tambahan,  perlu  dilakukan  kajian  lebih  lanjut  tentang  proses
belajar  mengajar  di  kelas  apakah  sudah  sesuai  dengan  karak- teristik peserta didik dan mata pelajaran.
17 Perlu  dilakukan  sosialisasi  tentang  cara  yang  paling  dianggap
tepat untuk mempersiapkan siswa menghadapi Ujian Nasional, yaitu dengan melaksanakan prinsip pembelajaran tuntas sejak
awal, bukan dengan cara menambah jam pelajaran dan mem- beri les tambahan.
18 Perlu dikembangkan model sistem informasi manajemen yang
terpadu  sehingga  memungkinkan  dilaksanakannya  pengum- pulan data yang terpadu dan serempak secara nasional.
19 Perlu  dilakukan  koordinasi  di  tingkat  pemerintah  pusat  Ke-
menterian  Pendidikan  Nasional  dan  Departemen  Agama  dan
LAPORAN BSNP TAHUN 2009
Januari 2010 © BSNP
122
Pemerintah  Daerah  Dinas  Pendidikan  Kabupatenkota,  Dinas Pendidikan  Provinsi,  Kantor  Departement  Agama  Kabupaten
kota,  Kantor  Wilayah  Departmen  Agama,  dan  LPMP  dalam pengumpulan data karena gambaran tentang pelaksanaan dan
pencapaian Standar Nasional Pendidikan secara nasional sangat tergantung pada ketersediaan data-data yang relevan di semua
unit tersebut.
20 Perlu ditingkatkan fungsi dan peranan pusat pengumpulan data
terpadu untuk mengurangi beban unit terkecil dalam memberi- kan  data  yang  sama  untuk  kepentingan  yang  berbeda-beda;
untuk itu perlu pengumpulan data yang dilaksanakan serentak secara nasional.
PEMANTAUAN IMPLEMENTASI STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN
Januari 2010  © BSNP
123
BAB 8
PENgEmbANgAN iNStrUmEN PENiLAiAN
bUkU tEkS PELAjArAN
Badan Standar Nasional Pendidikan
125
BAB 8. PENGEMBANGAN INSTRUMEN
PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN
A    Mata Pelajaran Agama SD, SMP, SMASMK, dan PKn SMASMK
1|   Pendahuluan
Dalam Pasal 42 ayat 1 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005  dinyatakan  bahwa  setiap  satuan  pendidikan  wajib  memiliki
sarana  yang  meliputi  perabotan,  peralatan  pendidikan,  media  pen- didikan,  buku  dan  sumber  belajar  lainnya,  bahan  habis  pakai,  dan
perlengkapan  lain  yang  diperlukan  untuk  menunjang  proses  pem- belajaran yang teratur dan berkelanjutan.
Sehubungan dengan ketentuan  Pasal tersebut di atas maka di- perlukan buku sebagai penunjang pembelajaran. Pernyataan terse-
but diperkuat dengan pasal 43 ayat 4 yang menyatakan bahwa ada rasio minimal jumlah buku teks pelajaran untuk masing-masing mata
pelajaran  di  perpustakaan  satuan  pendidikan  untuk  setiap  peserta didik.
Demikian juga dalam Pasal 43 ayat 5 dinyatakan bahwa buku teks pelajaran dinilai kelayakan isi, kelayakan bahasa, kelayakan pe-
nyajian dan kelayakan kegraikaannya oleh Badan Standar Nasional Pendidikan dan ditetapkan oleh Peraturan Menteri.
PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN
Januari 2010  © BSNP
127
2|   Tujuan dan Manfaat
Pada tahun 2009, telah dilaksanakan kegiatan pengembangan instrumen penilaian buku teks pelajaran Agama pada jenjang pendi-
dikan dasar dan menengah, dan buku teks pelajaran PKn SMASMK. Instrumen penilaian buku teks pelajaran Agama terdiri atas: Agama
Islam, Agama Kristen, Agama Katolik, Agama Buddha, Agama Hindu, dan Agama Khonghucu untuk SD, SMP, dan SMASMK.
Kegiatan pengembangan instrumen penilaian buku teks pela- jaran  bertujuan  untuk  menghasilkan  instrumen  yang  dapat  diper-
gunakan  untuk  menilai  buku  teks  pelajaran  :  Agama  Islam,  Agama Kristen,  Agama  Katolik,  Agama  Buddha,  Agama  Hindu,  dan  Agama
Khonghucu pada jenjang pendidikan dasar dan menengah, PKn un- tuk SMASMK.
Manfaat  instrumen  penilaian  buku  teks  pelajaran  Pendidikan Agama Islam, Agama Kristen, Agama Katolik, Agama Buddha, Agama
Hindu, dan Agama Khonghucu, dan PKn adalah diperolehnya alat pe- nilaian buku teks pelajaran yang terstandar dan dapat dipergunakan
untuk menilai buku teks pelajaran yang memenuhi kelayakan isi, ba- hasa, penyajian dan kegraikaan.
Tujuan  menilai  kelayanan  isi,  kelayakan  penyajian,  kelayakan bahasa,  dan  kelayakan  kegraikaan  buku  teks  pelajaran  untuk  se-
tiap  mata  pelajan  pada  satuan  pendidikan  adalah  agar  peserta  di- dik memperoleh buku yang sesuai dengan standar pendidikan yang
ditetapkan oleh BSNP, yaitu sesuai dengan Standar Isi, Standar Kom- petensi Lulusan dan Standar Proses Pendidikan. Buku teks pelajaran
yang  telah  dinilai  kelayakannya  digunakan  sebagai  sumber  belajar di setiap satuan pendidikan. Tujuan lain adalah untuk membeli buku
teks pelajaran yang dialihkan hak ciptanya dan dijadikan buku teks pelajaran elektornik.
Manfaat buku teks yang telah dinilai kelayakan isi, kelayakan pe- nyajian, kelayakan bahasa, dan kelayakan kegraikaannya merupakan
jaminan bagi peserta didik memperoleh buku yang dapat digunakan
LAPORAN BSNP TAHUN 2009
Januari 2010 © BSNP
128