Jenis-Jenis Alih Kode ( Code Swicthing )

1.3 Jenis-Jenis Alih Kode ( Code Swicthing )

Alih kode dapat digolongkan menjadi beberapa macam bergantung pada sudut pandang yang digunakan untuk memandangnya. Berdasarkan pemakaian kodenya R.A Hudson membagi alih kode menjadi tiga macam, yaitu methaporical code switching, Alih kode dapat digolongkan menjadi beberapa macam bergantung pada sudut pandang yang digunakan untuk memandangnya. Berdasarkan pemakaian kodenya R.A Hudson membagi alih kode menjadi tiga macam, yaitu methaporical code switching,

a) Methaporical Code Switching Methaporical Code Switching yaitu suatu gejala alih kode yang biasa menggunakan satu variasi bahasa dalam satu macam situasi, tetapi variasi bahasa itu juga digunakan dalam situasi lain, asal pokok (topik) pembicaraannya sama dengan situasi yang pertama. Contoh yang dipakai oleh Blom dan Gumperz (1971:725) adalah di Homnesberget di bagian kota Norwegia. Di situ terdapat situasi diglosik yang memakai salah satu bahasa standar, bahasa Norwegia (Bokmal) sebagai bahasa Ranamal, yang dipandang sebagai ragam basilek (ragam yang lebih rendah). Contoh situasi yang lebih konkret dilukiskan sebagai berikut:

” Suatu percakapan pagi hari di sebuah kantor administrasi setempat, terlihat pegawai-pegawai kantor menggunakan dua variasi bahasa, yakni variasi bahasa standar dan dialek dalam berbicara tergantung apakah mereka sedang membicarakan hal-hal yang bersifat resmi atau tidak. Demikian pula pejabat setempat menuju dan mendatangi meja petugas, memberi salam (selamat pagi, siang atau malam) dan menanyakan masalah-masalah keluarga cenderung menggunakan dialeknya, sementara bagian bisnis dari transaksi memerlukan pembicaraan dengan menggunakan bahasa standarnya).

b) Conversational Code Switching Conversational Code Switching ialah alih kode yang digunakan untuk menyebut situasi bila seorang pembicara mungkin mengubah variasi bahasanya dalam suatu kalimat tunggal dan berbuat serupa berulang –ulang ( Gumperz, 1976).

c) Situasional Code Switching Situasional Code Switching ialah alih kode yang terjadi bila seseorang selalu mengganti variasi bahasanya pada setiap perubahan keadaan. Pada Conversational Code Switching pergantian semacam itu tidak ada. Situasional Code Switching terjadi bila terdapat perubahan topik, variasinya juga akan berubah sehingga menjurus ke methaporical code switching.

Jika alih kode berdasarkan pemakaian kodenya dapat dibedakan menjadi tiga jenis, alih kode dilihat dari sudut pandang perubahan bahasa yang digunakan, dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu alih kode ke dalam ( internal code switching ) dan Jika alih kode berdasarkan pemakaian kodenya dapat dibedakan menjadi tiga jenis, alih kode dilihat dari sudut pandang perubahan bahasa yang digunakan, dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu alih kode ke dalam ( internal code switching ) dan

a) Alih Kode ke Dalam ( Internal Code Switching ) Alih kode ke dalam adalah sebuah alih kode yang terjadi bila si pembicara dalam pergantian bahasanya menggunakan bahasa-bahasa yang masih dalam ruang lingkup bahasa nasional atau antardialek dalam satu bahasa daerah atau antara beberapa ragam dan gaya yang terdapat dalam satu dialek. Misalnya, pembicaraan si A mula- mula berbahasa Indonesia baku karena situasi menuntut dia beralih kode ke dalam bahasa Indonesia dialek Jakarta, kemudian berubah lagi ke bahasa daerah ( Bali ) dan seterusnya.

b) Alih Kode ke Luar ( External Code Switching ) Alih kode keluar adalah alih kode yang di dalam pergantian bahasanya si pembicara mengubah bahasanya dari bahasa satu ke bahasa lain yang tidak sekerabat ( bahasa asing). Misalnya si pembicara mula-mula menggunakan bahasa Indonesia karena situasi menghendaki, dia beralih menggunakan bahasa Inggris, pada situasi lain ke bahasa Belanda dan bahasa Jepang. Bila alih kode dipandang dari sudut padang pembicara, dapat pula menimbulkan

ragam alih kode sebagai berikut.

1. Alih kode dengan pembicara seorang dwibahasawan (bilingual) yang biasa dan mungkin sekaligus mampu menggunakan dua bahasa dalam situasi pembicaraan tertentu. Misalnya seseorang hanya menguasai bahasa Bali tetapi bukan seorang diglosik.

2. Alih kode dengan pembicara seorang aneka bahasawan, yaitu seorang yang biasa dan menguasai beberapa bahasa, tetapi bukan seorang diglosik.

3. Alih kode dengan pembicara bilingual yang sekaligus seorang diglosik.

4. Alih kode dengan pembicara aneka bahasawan yang sekaligus seorang diglosik.

5. Alih kode dengan pembicara ekabahasawan, tetapi diglosik. Pembagian alih kode seperti yang terakhir di atas tidak lazim di kalangan sosiolinguis, namun secara logika hal ini memang akan menimbulkan alih kode dengn penutur-penutur yang diungkapkan di atas.