Model Variasi Bahasa

7. Model Variasi Bahasa

Selain memiliki level variasi, dalam konteks pemakai atau si penutur bahasa dapat digambarkan dengan menggunakan beberapa model yaitu model linguistik dan realitas, model strukturalis, model transformasi baik tradisional dan model Labov, model-model dinamis seperti model Skala Implikasional Guttman dan model Gelombang Bailey. Model menunjukkan arti keadaan, objek, dan kejadian. Semua model terbentuk seolah-olah sebagai prinsip. Ada beberapa model bahasa yaitu model linguistik, model realitas, model strukturalis, model transformasi, dan model dinamis.

a. Model Linguistik dan Realitas Dalam model ini, para lingiuis berasumsi pada pandangan kaum realitas. Kaum realitas menemukan prosedur kerja baru tentang sistem abstraknya bahasa dapat dilacak di antara data yang terkandung pada sejumlah bentuk ujar bahasa itu (Lyons, 1968, dalam Ibrahim, 1995 : 72).

Model linguistik berkaitan erat dengan psikologi dalam menggambarkan bahasa. Hal ini dicetuskan oleh Chomsky pada tahun 1972. Chomsky (1972) mengatakan bahwa subbidang psikologi yang berkaitan dengan sistem kognitif yang dibentuk oleh penutur dan mitra tutur (pembicara-pendengar) lazim membentuk suatu pengetahuan bahasa.

b. Model Strukturalis Model ini memiliki pandangan bahwa bahasa sesungguhnya merupakan aktivitas fisik. Fakta-fakta bahasa diasumsikan sebagai manifestasi fisik ujar dan tulisan yang harus dikaji seperti fakta dalam ilmu alam. Model ini memandang bahasa sebagai b. Model Strukturalis Model ini memiliki pandangan bahwa bahasa sesungguhnya merupakan aktivitas fisik. Fakta-fakta bahasa diasumsikan sebagai manifestasi fisik ujar dan tulisan yang harus dikaji seperti fakta dalam ilmu alam. Model ini memandang bahasa sebagai

c. Model Transformasi Kebalikan dari model strukturalis, model transformasi berpandangan bahwa bahasa pada intinya adalah aktivitas mental yang penjelasannya menggunakan metode deduktif. Persamaannya dengan model strukturalis, model ini juga memiliki asumsi bahwa bahasa bersifat homogen. Secara tradisional, model ini terdiri atas 4 komponen yaitu (1) komponen dasar (leksikal), (2) transformasional, (3) fonologis, dan (4) fonetik. Bailey mengembangkan model ini bertumpu pada grammar yang bersifat polileksikal. Model grammar Bailey ini sama dengan struktur sintaksis milik Chomsky. Model Bailey ini bersifat statis dan tidak dinamis serta bersifat linguistik bukan sosiolinguistik, karena tidak memiliki ciri-ciri sosiologis dan psikologis pada diri pemakai bahasa itu. Labov mengembangkan model yang ditawarkan Bailey dengan konsep pemikiran tentang aturan variabel dalam fonetik dalam situasi formal dan informal. Sebagai contoh dalam bahasa Inggris orang Negro Amerika pada kosakata fortnight terjadi variasi /t/ pada situasi formal dan bisa /?/ pada situasi informal. Hal ini menurut Labov, jika dilihat dari prinsip sosiolinguistik, jika penutur berada pada kontak dialek dalam konteks formal, maka penutur akan mengubah aturan ujarnya dengan cara yang tidak sistematis.

d. Model Dinamis Model-model yang diuraikan pada subbab 2.2.1 sampai 2.2.3 cenderung bersifat linguistik murni dan statis. Kini para pakar sosiolinguistik cenderung memandang model-model dinamis yang mengandung perubahan sebagai bagian dari kualitas sistem sosial. Dalam kedinamisan itu terdapat sistem dan arah yang dapat diwujudkan dengan memakai model dinamis dan probabilitas.

Sehubungan dengan hal tersebut, Guttman mengajukan model dinamis dengan konsep Pengukuran Skala Implikasional. Konsep Guttman ini berlandaskan pada psikologi sosial. Contoh skala implikasional Guttman ini bisa diterapkan pada skala mengenai ketinggian. Bila dikatakan bahwa tinggi badan saya melebihi lima kaki sebelas inchi, ukuran ketinggian ini berimplikasi bahwa saya harus memberikan jawaban positif terhadap pertanyaan: Apakah Saudara memiliki tinggi lebih dari empat kaki enam inci? Konsep Guttman ini tidak bisa diterapkan pada data linguistik. Akan tetapi, selanjutnya dicoba dikembangkan oleh Bailey dengan data linguistik. Bailey sendiri memberi nama Sehubungan dengan hal tersebut, Guttman mengajukan model dinamis dengan konsep Pengukuran Skala Implikasional. Konsep Guttman ini berlandaskan pada psikologi sosial. Contoh skala implikasional Guttman ini bisa diterapkan pada skala mengenai ketinggian. Bila dikatakan bahwa tinggi badan saya melebihi lima kaki sebelas inchi, ukuran ketinggian ini berimplikasi bahwa saya harus memberikan jawaban positif terhadap pertanyaan: Apakah Saudara memiliki tinggi lebih dari empat kaki enam inci? Konsep Guttman ini tidak bisa diterapkan pada data linguistik. Akan tetapi, selanjutnya dicoba dikembangkan oleh Bailey dengan data linguistik. Bailey sendiri memberi nama

1 2 = bentuk variasi bahasa

B - + A,B,C = informan/pemakai bahasa

C - - Dari carta di atas tampak bahwa informan A menggunakan kedua bentuk variasi bahasa,

B hanya menggunakan satu bentuk variasi, sedangkan C memakai bentuk bahasa standar. Informan A secara sosiolinguistik disebut menggunakan variasi luas.