Model Fungsi Bahasa
1. Model Fungsi Bahasa
Sebelum kita mencoba membahas satu per satu dari model fungsi bahasa yang digunakan, perlu kita perhatikan bahwa istilah “fungsi” di sini tidak boleh disamakan
dengan penggunaan istilah oleh para ahli linguistik aliran Neo-Prague atau pendapat Martinet (1961) mengenai deskripsinya tentang bahasa. makna fungsi yang kita maksud dalam pembahasan model fungsi bahasa ini adalah hubungan yang terdapat antara kode dan pemakaiannya.
Untuk membentuk model-model bahasa yang dipakai kita perlu memahami pemikiran tentang macam-macam definisi bahasa yang dikemukakan oleh para ahli, serta bagaimana definisi tersebut dapat menjadi titik awal yang baik untuk membahas hal ini. Defini permulaan berasal dari istilah “Arogannya” Aristoteles yang mengatakan bahasa sebagai alat, yang merupakan sistem simbol yang sewenang-wenang yang digunakan masyarakat untuk bertukar informasi (Hormann, 1971: 5).
a. Model Teori Informasi
Model teori informasi pada tahun 1948 dikembangkan oleh Shannon (Hormann, 1971:51), di mana model teori informasi ini dapat dikatakan sebagai model dari peristiwa-peristiwa dan fakta yang terjadi bila seorang pembicara mengomunikasikan sebuah pesan kepada seorang pendengar, yaitu peristiwa ujar yang mengandung tingkah ujar.
Diagram 1 Model Teori Informasi
Sumber Saluran Penerima
(Source) (Channel)
Dari diagram di atas dapat dikatakan bahwa, dengan adanya sumber yang sempurna, maka saluran dan penerima tidak akan mengalami gangguan, yaitu pesan yang ingin disalurkan dari sumber akan bisa diterima dengan baik atau utuh oleh penerima dengan tidak mengurangi maksud yang ingin disampaikan dari sumber tersebut. Namun, pada kenyataannya dalam berkomunikasi tetap akan mengalami gangguan yang akan menghambat penerimaan pesan secara utuh. Gangguan itu bisa muncul dari salah satu komponen di atas (sumber, saluran dan penerima).
Pada peristiwa ujar, si pembicara dan si pendengar harus memiliki kesamaan “repertoire” atau perbendaharaan bahasa yang dimiliki seseorang yang berupa dialek atau ragam bahasa/pengetahuan bahasa. Hal ini dikarenakan efisiensi pengalihan informasi tergantung pada tingkat “repertoire” yang terdapat antara individu tersebut.
Diagram 2 Model Teori Informasi yang Direvisi
Sumber Saluran
b. Model Antropologi
Para ahli antropologi secara konsisten telah mengkaji hubungan antara bahasa dan kebudayaan, bukan hanya penguasaan bahasa pada diri anggota kelompok budaya melainkan juga adanya pengakuan bahwa aktivitas budaya merupakan aktivitas kebahasaan yang mampu memformulasikan dan mengalihkan pesan melalui sebuah ujaran (Kroeber,1963:33). Ada banyak pertentangan dalam antropologi yang menyangkut hubungan antara kedua hal, bahasa dan kebudayaan atau bahasa dalam kebudayaan. Sejauh transmisi atau pengiriman pesan dari seseorang ke orang lain ada dan mekanisme pembentukannya jelas maka bahasa dan kebudayaan adalah satu kesatuan.
Menurut Sapir (dalam Mandelbaum, 1966:69) Faktanya adalah bahwa “dunia nyata” dalam banyak hal memang dibentuk secara tidak sadar pada kebiasaan-kebiasaan
bahasa yang ada pada kelompok tersebut. Berikut ini disajikan sebuah model yang mungkin dapat dipakai untuk menunjukkan hubungan antara bahasa dan kebudayaan dalam bentuk skema.
Diagram 3 Model Antropologi
BAHASA
ISI
Tingkah laku linguistik Fenomena yang diperbincangkan (kebanyakan non linguistik)
ETIC
Struktur linguistik C Struktur kebudayaan
EMIC
c. Model Sosiologi
Seperti halnya antropologi, sosiologi juga mengkaji orang dalam masyarakat, tetapi lebih cenderung memfokuskan perhatiannya pada kelompok-kelompok besar yang ada dalam masyarakat, sementara antropologi lebih memusatkan pada kelompok- kelompok kecil yang relatif homogen.
Sekarang sosiologi juga mempunyai minat dalam bahasa dengan melihat jaringan kerja dengan kata-kata dan situasi yang sebagian penunjangnya adalah keanekaragaman kata-kata serta peran bahasa sebagai masalah yang bersifat penting dalam proses sosialisasi serta peran individu melalui proses komunikasi. Jika demikian halnya, kekhawatiran yang dulu pernah diungkap bahwa sosiolinguistik dianggap parasit pada sosiologi itu tidak mendasar sama sekali, karena hipotesis yang dikemukakan bukan hipotesis lemah yang merupakan korelasi antara bentuk bahasa dan keanggotaan dalam kelas sosial, tapi kelas sosial didefinisikan dari segi linguistik.
Sementara itu, kita dapat menyajikan model yang pada pokoknya bersifat sosiologis dalam bentuk diagram di mana struktur-struktur psikologis, sosiologis, dan linguistik tampak merupakan peristiwa-peristiwa ujar yang terpadu.
Diagram 4 Model Sosiologi
Model ini mengemukakan bahwa struktur sosial, peran, dan kode yang timbul bersama-sama, semuanya mengadakan interreaksi dengan membuat perubahan yang mungkin dalam masyarakat, dalam interaksi sosial dan dalam bahasa. Pada level psikologis, perencanaan verbal yang dengan sendirinya memengaruhi dan dipengaruhi oleh struktur sosial menimbulkan makna yang ditunjukkan oleh tingkah peran dan penggunaan kode yang ditimbulkan oleh peristiwa-peristiwa ujar.
d. Model Psikologi
Pada banyak penelitian yang dilakukan oleh para ahli tentang macam-macam konsepsi bahasa dan model-model untuk membuat deskripsi di dalam ilmu-ilmu pengetahuan tentang manusia, hasilnya telah menuju ke arah unit kajian terkecil yaitu tingkah laku individu dan tingkah laku sosial dalam diri individu, dalam psikologi sosial.
Pada Psikologi sosial ini terdapat asumsi bahwa unit kajiannya haruslah peristiwa- peristiwa tingkah laku antarpersonal dan tujuan dari disiplin ilmu tersebut harus berupa penciptaan atau pengungkapan hukum-hukum yang menjelaskan tentang sifat keadaan, perkembangan, serta perubahan peristiwa-peristiwa semacam itu (Krech, 1962: 3f).
Dalam usaha mencapai tujuan-tujuannya, psikologi sosial mengambil prinsip- prinsip psikologi umum guna memahami bagaimana individu itu mengembangkan tujuan-tujuan sosialnya, bagaimana pengamatannya tentang orang lain dan kelompok serta bagaimana ia belajar dari tingkah laku sosial (Bell, 1990: 104-105).
Psikologi sosial sebagian mencakup masalah-masalah sosiologi, kelas sosial, status, norma-norma tingkah laku, sifat, organisasi kelompok dan lain-lain. Tetapi psikologi sosial berbeda dengan sosiologi, karena psikologi sosial mengonsentrasikan diri pada tingkah laku individu, bukan kesatuan individu-individu , dan struktur-struktur sosial pada saat individu itu menjaadi partisipan di dalam proses sosial. Berikut digambarkan garis besar model sosial psikologi dari proses interaksi yakni peristiwa ujar yang mungkin disebabkan oleh serangkaian tingkah ujar.
Diagram 5 Model Sosial-Psikologi
Perencanaan respons
pd diri sendiri
Pesan yg dimaksud si Hambatan
Pemahaman pesan pd
pembaca situasi
diri pendengar
Kemampuan
Kemampuan
Kemampuan Kemampuan
linguistik pd diri si soial pd diri
linguistik pd pembicara
sosial pd
pembicara
pendengar pendengar
Kemampuan Kemampuan komunikatif pd diri komunikatif pd diri pembicara
pendengar
Pesan pembicara yg Pesan yg diharapkan telah dirubah
oleh si pendengar
e. Fungsi-Fungsi Bahasa
Secara umum, fungsi bahasa adalah alat untuk berkomunikasi baik secara lisan maupun komunikasi tulis. Namun, lebih khusus fungsi bahasa dapat digolongkan dalam beberapa bagian, antara lain, bahasa mempunyai fungsi kebudayaan, fungsi kemasyarakatan, fungsi perorangan, dan fungsi pendidikan (Nababan, 1991:38).
Namun, yang akan kita perdalam pembahasannya pada bagian ini adalah fungsi bahasa secara tradisional atau yang lebih dikenal dengan Model Tiga Fungsi dan Modifikasi Model Tradisional.