Variasi Bahasa Berdasarkan Status

f) Variasi Bahasa Berdasarkan Status

Variasi bahasa juga dapat didasarkan pada status sosial seorang. Status sering ditentukan oleh keanggotaan kelas sosial, tingkat pendidikan, profesi, tingkat kebangsawanan dan tingkat ekonomi. Berkaitan dengan variasi bahasa berdasarkan tingkat status dan kelas sosial para penuturnya dikenal adanya variasi bahasa akrolek, basilek, vulgal, slang, kolokial, jargon, argon, dan ken. Akrolek adalah variasi sosial yang dianggap lebih tinggi atau lebih bergengsi dari variasi sosial lainya. Basilek adalah Variasi bahasa juga dapat didasarkan pada status sosial seorang. Status sering ditentukan oleh keanggotaan kelas sosial, tingkat pendidikan, profesi, tingkat kebangsawanan dan tingkat ekonomi. Berkaitan dengan variasi bahasa berdasarkan tingkat status dan kelas sosial para penuturnya dikenal adanya variasi bahasa akrolek, basilek, vulgal, slang, kolokial, jargon, argon, dan ken. Akrolek adalah variasi sosial yang dianggap lebih tinggi atau lebih bergengsi dari variasi sosial lainya. Basilek adalah

Variasi bahasa yang terkait dengan tingkat pendidikan si pengguna bahasa memiliki beberapa perbedaan dalam kajian penggunaan bahasa. Orang yang hanya mengenyam pendidikan sekolah dasar akan berbeda variasi bahasanya dengan orang yang lulus sekolah tingkat atas. Demikian pula, orang lulus pada tingkat sekolah menengah atas akan berbeda penggunaan variasi bahasanya dengan mahasiswa atau para sarjana. Ragam bahasa yang dipengaruhi oleh tingkat pendidikan penutur (terutama pendidikan formal) akan menunjukkan perbedaan yang jelas antara masyarakat yang berpendidikan formal dan masyarakat yang tidak berpendidikan formal. Perbedaan di sini lebih banyak terjadi dalam pelafalan kata atau bunyi serta penguasaan penggunaan bahasa secara baik (dalam hal tata bahasanya). Kedua hal tersebut akan berbeda tingkat kemampuan dan penguasaan antara orang yang berpendidikan formal dan yang tidak berpendidikan formal. Misalnya dalam melafalkan kata-kata film , fitnah , dan kompleks , oleh orang berpendidikan formal kata-kata tersebut tentunya akan dilafalkan dengan benar sesuai dengan bunyi fonem yang benar, yaitu film , fitnah , dan kompleks . Akan tetapi berbeda dengan orang yang tidak mengalami pendidikan formal mungkin akan melafalkan dengan pilm, pitnah, dan komplek. Sementara itu dalam hal tata bahasa ketika seseorang mengucapkan “Saya akan bakar itu sampah setelah saya mandi” barangkali orang lain dapat menangkap maksud yang disampaikan. Akan tetapi, dari segi tata bahasa, kalimat tersebut kurang baik. Baik menurut tata bahasa adalah “Saya akan membakar sampah itu setelah saya mandi”.

Variasi bahasa berdasarkan profesi adalah variasi bahasa yang terkait dengan jenis profesi, pekerjaan dan tugas para penguna bahasa tersebut. Misalnya, variasi yang Variasi bahasa berdasarkan profesi adalah variasi bahasa yang terkait dengan jenis profesi, pekerjaan dan tugas para penguna bahasa tersebut. Misalnya, variasi yang

Variasi bahasa berdasarkan tingkat kebangsawanan adalah variasi yang terkait dengan tingkat dan kedudukan penutur (kebangsawanan atau raja-raja) dalam masyarakatnya. Misalnya, pada daerah Bali yang mengenal empat macam strata sosial yakni golongan sudra, golongan wesya, golongan ksatriya, golongan brahmana. Golongan atau wangsa wesya, ksatriya dan brahmana sering disebut dengan triwangsa. Di Bali Selatan wangsa brahmana adalah wangsa yang tertinggi dan kepada kaum wangsa ini wajib dipergunakan bahasa Bali alus singgih dalam berkomunikasi. Dalam hal berbahasa wangsa jaba harus menggunakan bahasa bentuk alus atau hormat terhadap wangsa tri wangsa (wesya, ksatriya, brahmana). Orang triwangsa umumnya berbahasa lepas hormat terhadap kaum jaba. Agar pemakaian undu usuk /tingkatan bahasa itu sesuai kedudukan seseorang di dalam masyarakat.