38
c. Pengambilan contoh dari tangker atau tongkang,
d. Pengambilan contoh dari pipa selama pemuatan dan pembongkaran,
e. Pengambilan contoh dari drum terpilih secara random seperti Tabel 2.2.
Tabel 2.2. Jumlah contoh yang dipilih secara acak Dalam pengiriman
Yang diambil
2 – 8 2
9 – 27 3
28 – 64 4
65 – 125 5
126 – 216 6
217 – 343 7
344 – 512 8
513 – 729 9
730 – 1000 10
1001 – 1331 11
Sumber : Manual Pekerjaan Campuran Beraspal Panas 2005. Hal.67.
[6]
f. Pengambilan contoh bahan semi padat atau bahan padat yang belum
dipecah diambil dengan akar tiga dari jumlah kemasan dilokasi, g.
Pengambilan contoh bahan hasil pemecahan atau berbentuk tepung, h.
Pengambilan contoh di tempat tujuan pengiriman.
2. Titik nyala dengan Cleveland Open Cup
Penentuan titik nyala dilakukan untuk memastikan bahwa aspal cukup aman untuk pelaksanaan. Jika rendah, maka adanya minyak ringan dalam aspal
seperti terlihat pada gambar 2.4.
39
Gambar 2.4. Pengujian titik nyala dengan Cleveland Open Cup 3.
Penetrasi bahan bitumen
Pengujian ini dimaksudkan untuk menetapkan nilai kekerasan aspal. Kekerasan aspal diukur dengan jarum penetrasi standar yang masuk kedalam
permukaan bitumen pada temperatur 25 C, beban 100 gram dan waktu 5
detik. Alat pengujian ditunjukkan pada gambar 2.5.
Gambar 2.5. Pengujian penetrasi 4.
Titik lembek
Konsistensi bitumen ditunjukkan oleh temperatur dimana aspal berubah
bentuk karena perubahan tegangan. Hasilnya digunakan untuk menentukan temperatur kelelehan dari aspal. Alat pengujian ditunjukkan pada gambar 2.6.
40
Gambar 2.6. Pengujian titik lembek aspal 5.
Daktilitas bahan bitumen
Daktilitas ditunjukkan oleh panjangnya benang aspal yang ditarik hingga
putus. Pengujian dilakukan dengan alat yang terdiri atas cetakan, bak air dan alat penarik contoh. Alat pengujian ditunjukkan pada gambar 2.7.
Gambar 2.7. Pengujian daktalitas 6.
Pengujian temperatur pencampuran dan pemadatan dengan alat viskometer
Cara ini dimaksudkan untuk menentukan temperatur campuran dan
pemadatan campuran beraspal panas, mencakup pengujian kekentalan aspal secara empiris pada temperatur antara 120
– 200 C. Gambar peralatan
diperlihatkan pada Gambar 2.8.
[6]
41
Gambar 2.8. Tabung viskometer untuk pengujian viskositas II.3.2.3. Kontrol campuran beraspal
Dalam tahap pencampuran agregat dan aspal, harus diperiksa dan dikontrol saat dilakukan proses pencampuran, meliputi :
1. Laboratorium
Semua peralatan yang akan digunakan untuk pengujian harus diperiksa kesesuaiannya dengan persyaratan yang dipakai, dan prosedur – prosedur pengujian
yang digunakan dalam spesifikasi harus tersedia di laboratorium dan diaplikasikan secara benar, hal lain yang perlu diperhatikan adalah kalibrasi peralatan secara
berkala. Dalam pengujian yang perlu diamati adalah metode pengujian contoh, jumlah contoh, frekuensi dan harus sesuai dengan spesifikasi.
2. Stock Pile