Stock Pile Unit pencampur aspal AMP

41 Gambar 2.8. Tabung viskometer untuk pengujian viskositas II.3.2.3. Kontrol campuran beraspal Dalam tahap pencampuran agregat dan aspal, harus diperiksa dan dikontrol saat dilakukan proses pencampuran, meliputi :

1. Laboratorium

Semua peralatan yang akan digunakan untuk pengujian harus diperiksa kesesuaiannya dengan persyaratan yang dipakai, dan prosedur – prosedur pengujian yang digunakan dalam spesifikasi harus tersedia di laboratorium dan diaplikasikan secara benar, hal lain yang perlu diperhatikan adalah kalibrasi peralatan secara berkala. Dalam pengujian yang perlu diamati adalah metode pengujian contoh, jumlah contoh, frekuensi dan harus sesuai dengan spesifikasi.

2. Stock Pile

Suatu penanganan agregat di tempat penyimpanan stock pile yang kurang baik akan sangat mempengaruhi perbedaan volumetrik campuran antara JMF dengan pelaksanaan. Pada saat proses penumpukan dan pemindahan agregat di Stock Pile sering terjadi segregasi dan terkontaminasinya agregat dengan tanahlumpur. Sehingga akan 42 menyulitkan atau bahkan tidak mungkin operator AMP dapat mengadakan penyesuaian gradasi dalam waktu yang sangat terbatas. Untuk itu di perlukan pengetahuan dan keahlian yang cukup pada operator di saat pengujian dengan memeriksa data yang diperlukan di Stock Pile, meliputi : - Proses kebersihan agregat di Stock Pile, terutama kebersihan pasir. - Agregat tidak mengalami segregasi - Agregat tidak tercampur satu sama lainnya dan tidak terkontaminasi dengan tanahlempung atau bahan lainnya.

3. Unit pencampur aspal AMP

AMP merupakan satu unit alat yang memproduksi campuran beraspal panas. AMP yang paling sering digunakan adalah jenis Batch penakaran. Komponen – komponen yang terdapat dalam AMP adalah : a. Cold Bin Cold Bin adalah tempat penyimpanan agregat kasar, agregat halus dan pasir. Material yang telah melalui Cold Bin sangat berpengaruh terhadap produksi campuran beraspal. Untuk itu perlunya kontrol kualitas yang ketat pada Cold Bin dengan melakukan pemeriksaan, meliputi : − Gradasi agregat Perubahan gradasi terjadi jika Quari atau supplier berbeda. Untuk itu setiap terjadi perubahan oleh quari atau supplier, dilakukan pembuatan JMF kembali. − Kondisi dari tiap Cold Bin Pencampuran agregat antara bin yang berdekatan dapat dicegah dengan cara membuat pemisah yang cukup dan pengisian tidak berlebih. 43 − Kalibrasi bukaan Cold Bin − Bukaan Cold Bin Bukaan Cold Bin kadang - kadang tersumbat jika agregat halus basah, agregat terkontaminasi tanah lempung atau penghalang lain yang tidak umum seperti batu dan kayu. − Kecepatan Conveyor dan pengontrolan aliran agregat dan membuang material yang tidak perlu. b. Dryer Setelah dari Cold Bin agregat dibawa ke Dryer yang mempunyai fungsi : 1 Menghilangkan kandungan air pada agregat, dan 2 Memanaskan agregat sampai suhu yang disyaratkan. Pemeriksaan yang diperlukan meliputi : − Alat pengukur suhu − Pemeriksaan suhu pemanasan − Pemeriksaan kadar air secara tepat, yaitu dengan menggunakan cermin dan spatula, ambil contoh secukupmya dan lewatkan cermin tersebut lalu amati kadar air yang menggembur pada permukaan cermin atau spatula. c. Hot Screen Setelah agregat kering dan dipanaskan, agregat diangkut dengan pengangkut panas hot elevator untuk disaring dan dipisahkan dalam beberapa ukuran. Pada umumnya proses penyaringan terjadi pelimpahan agregat, misalnya yang seharusnya masuk ke Hot Bin I tetapi terbawa ke Hot bin II. Pelimpahan ini pada kondisi normal 44 terjadi kurang dari 5 dan cenderung konstan, sehingga tidak terlalu mempengaruhi kualitas produksi. Hal ini terjadi bila : - Lubang saringan tertutup agregat. - Kecepatan produksi ditambah sehingga agregat yang disaring bertambah sementara efisiensi operasi penyaringan tetap. - Agregat halus basah, sehingga pada saat pengeringan dan pemanasan agregat tersebut akan menggumpal dan masuk ke Hot Bin yang tidak semestinya. - Lubang saringan sudah ada yang rusak, pemeriksaan yang diperlukan adalah pemeriksaan harian secara visual pada kebersihan dan kondisi saringan. d. Hot Bin Jika agregat halus masih menyisakan kadar air karena dryer kurang baik setelah pemanasan, maka agregat yang sangat halus debu akan menempel dan menggumpal pada dinding Hot Bin dan akan jatuh setelah cukup berat. Hal tersebut dapat menyebabkan perubahan kecil pada gradasi agregat, yaitu penambahan material yang lolos saringan No. 200. e. Weight Hopper Pada bagian ini operator AMP sangat berperan. Jika keseimbangan waktu pencapaian berat Hot Bin sulit tercapai, maka operator harus membuang agregat tersebut dan melakukan pemeriksaan aliran material dari Cold Bin. Akan tetapi jika ketidakseimbangan waktu tersebut dipaksakan terus berjalan, maka dapat dipastikan terjadi penyimpangan gradasi akibat proporsi masing – masing Hot Bin karena tidak sesuai pemeriksaan yang dilakukan pada bagian : - Kalibrasi timbangan termasuk timbangan aspal. 45 - Kotak penimbang Weight Box tergantung bebas. - Kontrol harian terhadap kinerja operator AMP. f. Pugmill Pugmill merupakan alat yang mencampur agregat dengan aspal. Setelah agregat ditimbang sesuai dengan proporsinya, maka agregat dan aspal dicampur di pugmill. Dalam Pugmill terjadi dua jenis campuran yaitu : 1. Pencampuran kering Lamanya pencampuran ini diusahakan sesingkatnya mungkin untuk meminimalkan degradasi agregat, umumnya 1 atau 2 detik. 2. Pencampuran basah Pada pencampuran juga diusahakan seminimal mungkin untuk menghindari degradasi dan oksidasi. Jika agregat kasar telah terselimuti aspal maka pencampuran basah dihentikan, karena dapat dipastikan agregat halus juga terselimuti aspal. Umumnya waktu pencampuran kurang dari 30 detik. Pemeriksaan yang diperlukan meliputi : - Temperatur aspal pada tangki aspal. - Lamanya pencampuran. - Tampak Visual yang keluar dari Pugmill, apakah campuran merata, terselimuti aspal, aspal menggumpal atau pugmill bocor.

4. Pemeriksaan hasil campuran beraspal