Agregat kasar Pengendalian Mutu Quality Control Menurut Bina Marga 2006

70

a. Agregat kasar

Agregat kasar pada spesifikasi Bina Marga adalah : a. Agregat yang tertahan saringan pada ayakan nomor 8 diameter 2,36 mm sebagaimana ditunjukkan dalam Tabel 3.2. b. Agregat kasar harus disiapkan dalam ukuran nominal. Ukuran maksimum maximum size agregat adalah satu ayakan yang lebih besar dari ukuran nominal maksimum nominal maximum size. Ukuran nominal maksimum adalah satu ayakan yang lebih kecil dari ayakan pertama teratas dengan bahan tertahan kurang dari 10 . c. Agregat kasar harus mempunyai angularitas seperti yang disyaratkan dalam Tabel 3.2. Angularitas agregat kasar didefinisikan sebagai persen terhadap berat agregat yang lebih besar dari 4,75 mm dengan muka bidang pecah satu atau lebih. d. Agregat kasar untuk Latasir kelas A dan B boleh dari kerikil yang bersih. e. Agregat kasar harus ditumpuk terpisah dan harus dipasok ke instalasi pencampur aspal dengan menggunakan pemasok penampung dingin cold bin feeds sehingga gradasi gabungan agregat dapat dikendalikan dengan baik. f. Batas-batas yang ditentukan dalam Tabel 3.2 untuk partikel kepipihan dan kelonjongan dapat dinaikkan oleh Direksi Pekerjaan bilamana agregat tersebut memenuhi semua ketentuan lainnya dan semua upaya yang dapat dipertanggungjawabkan telah dilakukan untuk memperoleh bentuk partikel agregat yang baik. 71 Tabel 3.2 Sifat-sifat fisik agregat kasar sebagai bahan susun campuran beraspal Pengujian Standar Nilai Kekekalan bentuk agregat terhadap larutan natrium dan magnesium sulfat SNI 03-3407-1994 Maks.12 Abrasi dengan mesin Los Angeles SNI 03-2417-1991 Maks. 40 Kelekatan agregat terhadap aspal SNI 03-2439-1991 Min. 95 Angularitas SNI 03-6877-2002 9590 Partikel Pipih dan Lonjong ASTM D-4791 Maks. 10 Material lolos Saringan No.200 SNI 03-4142-1996 Maks. 1 Sumber : Spesifikasi Bina Marga Versi Desember 2006. [4] Catatan : 9590 menunjukkan bahwa 95 agregat kasar mempunyai muka bidang pecah satu atau lebih dan 90 agregat kasar mmepunyai muka bidang pecah dua atau lebih. Pengujian dengan perbandingan lengan alat uji terhadap poros 1 : 5.

b. Agregat halus