Pengendalian Mutu Quality Control Menurut Binamarga versi Desember 2006

97

BAB IV STUDI PERBANDINGAN KONTROL KUALITAS QUALITY

CONTROL

IV.1. Pengendalian Mutu Quality Control Menurut Binamarga versi Desember 2006

Pengendalian mutu dapat dilakukan secara rutin dan berkala tergantung skala kebutuhan dalam spesifikasi dengan kesepakatan uji coba rancangan campuran, penghamparan dan pemadatannya. Pengendalian mutu penerimaan diperiksa di laboratorium sesaat setelah pekerjaan jalan selesai. Kemudian diambil nilai kepadatan relatif dari perbandingan antara kepadatan campuran beraspal yang dilakukan di laboratorium secara ekstraksi dengan kepadatan di lapangan dari hasil pekerjaan jalan.

IV.1.1. Pengukuran tebal lapisan

Tebal lapisan permukaan perkerasan yang telah diambil dengan core drill diukur dengan mistar. Tebal lapisan diukur 4 sisi karena bentuknya berupa silinder atau tabung padat seperti terlihat pada gambar berikut. Gambar 4.1. Sampel yang telah dicore dari permukaan perkerasan pada pekerjaan jalan 98 Setelah nilai tebal lapisan setiap sisi didapat, dihitung untuk memperoleh nilai rata – rata tebal lapisan yang mewakili semua sisi dan tidak boleh menyimpang dari persyaratan tebal nominal minimum dan toleransinya lihat Tabel 3.1. Kemudian tebal lapisan yang dicore di lapangan dikoreksi dengan tebal lapisan yang diekstraksi dengan alat uji marshall di laboratorium.

IV.1.2. Perhitungan berat

Sampel yang telah diukur tebal relatifnya akan dilanjutkan dengan menghitung perbandingan berat yang telah dipadatkan di lapangan. Perhitungan berat sampel dilakukan menggunakan timbangan neraca. Tahapan – tahapan penimbangan dilakukan sebagai berikut : a. Sampel ditimbang dengan neraca digital dalam keadaan kering. b. Selanjutnya sampel direndam dalam air selama 24 jam atau kurun waktu sehari. Setelah sehari, sampel ditimbang di dalam air dengan menggunakan timbangan neraca yang terhubung dari benang dan wadah. c. Sampel diangkat dan dilap kering. d. Setelah itu, sampel ditimbang kembali untuk mendapatkan nilai jenuh permukaan. [1] a. b. 99 c. d. Gambar 4.2. Perhitungan berat dengan menggunakan timbangan neraca digital IV.1.3. Perhitungan kepadatan relatif Kepadatan relatif adalah perbandingan antara kepadatan di lapangan dengan kepadatan di laboratorium. Kepadatan relatif merupakan indikator teknis dalam penerimaan pengendalian mutu pekerjaan sesuai dengan spesifikasi. Namun, ketentuan kepadatan lihat tabel 3.14 menurut spesifikasi Bina Marga versi Desember 2006 mensyaratkan, rasio atau perbandingan kepadatan maksimum dan minimum jika lebih besar dari 1,08 maka sampel tersebut harus dibuang dan akan diambil kembali sampel yang baru. Kepadatan relatif = Kepadatan di lapangan x 100 Kepadatan di laboratorium 100 Tabel 4.1. Data pengendalian mutu kepadatan campuran beraspal No. Stakm Deskripsi Tebal Sampel cm Berat gram Volume Kepadatan Kepadatan Di lap. pembulatan Udara Jenuh ssd Air Di lap. Di lab. 1 +034 L AC - WC 5.3 893.6 900.3 498.1 402.2 2.222 2.309 96 2 +049 R AC - WC 4.45 770 777.4 435.7 341.7 2.253 2.309 98 3 +086 L AC - WC 4.4 768.2 775.2 434.3 340.9 2.253 2.309 98 4 +149 R AC - WC 4.3 781.3 788.5 439.2 349.3 2.237 2.309 97 5 +165 L 1 AC - WC 5.63 992.8 998.7 554.7 444 2.236 2.309 97 6 +165 L 2 AC - WC 4.5 753.6 760.2 425.9 334.3 2.254 2.309 98 7 +223 R AC - WC 5.05 857.5 865.6 479.4 386.2 2.220 2.309 96 8 +245 L AC - WC 5 791.2 798.4 446.3 352.1 2.247 2.309 97 9 +317 R AC - WC 4.15 722 729.3 405.4 323.9 2.229 2.309 97 10 +333 L AC - WC 5 852.5 860.4 478 382.4 2.229 2.309 97 11 +387 R 1 AC - WC 4.28 708.3 715.3 396.2 319.1 2.220 2.309 96 12 +387 R 2 AC - WC 4.45 738.2 745.6 414 331.6 2.226 2.309 96 13 +403 L AC - WC 4.38 704.2 712.3 395.7 316.6 2.224 2.309 96 14 +469 R AC - WC 4.33 739 747.6 420.1 327.5 2.256 2.309 98 15 +480 L AC - WC 4.65 802.3 810.3 452.2 358.1 2.240 2.309 97 16 +541 R AC - WC 4.08 701 709.4 393.2 316.2 2.217 2.309 96 17 +573 L 1 AC - WC 4.13 690.3 697.6 391.4 306.2 2.254 2.309 98 18 +573 L 2 AC - WC 3.85 661.7 668.4 372 296.4 2.232 2.309 97 19 +625 R AC - WC 4.5 760.5 768.3 425.7 342.6 2.220 2.309 96 20 +674 L AC - WC 3.75 599.4 607.2 338.5 268.7 2.231 2.309 97 21 +693 R AC - WC 5.05 872.5 880.4 489.3 391.1 2.231 2.309 97 22 +735 L AC - WC 4.88 839.6 847.3 469.5 377.8 2.222 2.309 96 23 +767 R 1 AC - WC 5.1 829.9 836.4 464.4 372 2.231 2.309 97 24 +767 R 2 AC - WC 4.65 788.7 795.3 442.9 352.4 2.238 2.309 97 Sumber : Departemen Pekerjaan Umum. 2009. [2] IV.2. Kontrol Kualitas Quality Control Pekerjaan Jalan Kontrol kualitas quality control pekerjaan jalan menggunakan data – data statistik sebagai acuan perhitungan untuk menentukan kriteria penerimaan perkerasan campuran aspal beraspal yang telah melakukan prosedur pekerjaan. Sehingga hasil perhitungan sesuai dengan spesifikasi. Kontrol kualitas quality control yang diuji adalah : 1. Tebal lapis perkerasan, 101 2. Kepadatan lapangan, dan 3. Kadar aspal. Namun, pada penulisan tugas akhir ini, kontrol kualitas yang diuji adalah kepadatan lapangan merupakan persyaratan yang telah ditentukan Ditjen Bina Marga pada perkerasan jalan. Terdapat tabel ketentuan kepadatan lapangan yang merupakan persyaratan spesifikasi. Data pada tabel merupakan data – data bilangan yang dapat disebut data statistik. Untuk itu, dilakukan perhitungan statistik untuk menentukan kesuksesan pekerjaan jalan yang sesuai dengan spesifikasi. Data-data Kepadatan • Digunakan data sekunder, yaitu tabel persyaratan ketentuan kepadatan menurut spesifikasi Ditjen Bina Marga versi Desember 2006. Data digunakan sebagai acuan pengujian metode statistik dalam menentukan kesesuaian nilai – nilai yang tertulis. • Data kumulatif, yaitu data pengendalian mutu tabel 4.1. Data digunakan sebagai pengujian terhadap rata – rata kepadatan standar 98 dan pengujian terhadap sampel 95. 102 IV.2.1. Pengujian terhadap rata – rata Tabel 4.2. Persyaratan ketentuan kepadatan campuran aspal menurut spesifikasi Ditjen Bina Marga versi Desember 2006. Kepadatan yg disyaratkan JSD Jumlah benda uji per pengujian Kepadatan Minimum Rata- rata JSD x Nilai minimum setiap pengujian tunggal JSD x 98 3 – 4 5 6 98,1 98,3 98,5 95 94,9 94,8 • Diketahui : Panjang jalan = 200 m Dengan menggunakan persamaan 2.1, maka didapat jumlah sampel : 3 X N = 3 200 N = 6 5.8 N ≈ = • Diambil sampel n = 6 dengan data pada tabel 4.1, 98 x 97; x 97; x 98; x 98; x 96; x 6 5 4 3 2 1 = = = = = = Untuk menentukan rata – rata digunakan persamaan 2.2 : N x x x x x x x 6 5 4 3 2 1 + + + + + = 6 98 97 97 98 98 96 x + + + + + = 97.33 x = 103 Tabel 4.3. Distribusi frekuensi terhadap rata - rata Sampel n Data x 2 x x − s σ C.V α K α β K β 1 96 1.778

0.82 0.745

0.84 2.19

1.43 2.2