24
BAB II Kontrol Kualitas Quality Control dalam Pekerjaan Jalan
II.1. Umum
Perkerasan merupakan struktur lapisan yang terletak di atas tanah dasar, yang bersifat konstruktif sehingga memiliki nilai struktural dan fungsional. Nilai struktural
berkaitan dengan daya dukung perkerasan untuk mendukung repetisi beban lalu lintas kendaraan dan kemampuannya untuk tetap stabil, mantap dan aman terhadap
pengaruh infiltrasi air permukaan dan perubahan cuaca. Nilai fungsional berkaitan dengan performansi permukaan jalan dalam melayani lalu lintas kendaraan dengan
aman dan nyaman yang meliputi aspek – aspek teknis, antara lain: kerataan, kekesatan dan kemiringan permukaan.
[12]
Menurut Yoder, E. J dan Witczak 1975, pada umumnya jenis konstruksi perkerasan jalan ada 2 jenis :
Perkerasan Lentur Flexible Pavement, yaitu pekerasan yang
menggunakan aspal sebagai bahan pengikat.
Perkerasan Kaku Rigid Pavement, yaitu perkerasan yang menggunakan semen portland cement sebagai bahan pengikat.
[19]
Perkerasan jalan yang dibahas adalah perkerasan lentur.
II.2. Struktur Perkerasan Lentur
Perkerasan lentur merupakan perkerasan yang dibangun di atas tanah dasar subgrade. Susunan struktur lapisan perkerasan lentur jalan dari bagian atas ke
bawah seperti gambar 2.1 di bawah ini :
[4]
25
Gambar 2.1.Struktur Perkerasan Lentur 1.
Lapis permukaanpenutup surface course
2. Lapis pondasi base course;
3. Lapis pondasi bawah subbase course;
4. Lapisan tanah dasar subgrade
Perkerasan lentur di atas didukung dengan bahan – bahan konstruksi sebagai kekuatan struktur perkerasan. Bahan konstruksi dicampur di unit pencampuran aspal,
agar kualitas dapat diperoleh sesuai harapan dan disebut campuran beraspal.
II.2.1. Campuran beraspal
Campuran beraspal merupakan campuran yang terdiri dari kombinasi agregat yang dicampur dengan aspal. Pencampuran dilakukan sedemikian rupa sehingga
permukaan agregat terselimuti aspal dengan seragam. Campuran beraspal terdiri dari dua keadaan : panas hotmix dan dingin coldmix. Namun, campuran beraspal yang
sering digunakan yaitu dalam keadaan panas hotmix atau disebut sebagai campuran beraspal panas.
[6]
Campuran beraspal yang umum digunakan di Indonesia, antara lain :
[12]
- AC Asphalt Concrete atau laston lapis beton aspal
- HRS Hot Rolled Sheet atau lataston lapis tipis beton aspal
- HRSS Hot Rolled Sand Sheet atau latasir lapis tipis aspal
pasir.
26
Pada campuran beraspal diperoleh sifat-sifat mekanis yang disebut sifat friksi dan kohesi dari bahan-bahan pembentuknya. Sifat friksi terdapat pada agregat yang
diperoleh dari ikatan antar butir agregat interlocking, dan kekuatannya tergantung pada gradasi, tekstur permukaan, bentuk butiran dan ukuran agregat maksimum yang
digunakan. Sedangkan sifat kohesinya diperoleh dari aspal yang digunakan.
II.2.1.1. Agregat
Agregat adalah sekumpulan batu – batu pecah, kerikil, pasir atau mineral lainnya baik berupa hasil alam maupun hasil buatan. Agregat merupakan komponen
utama dari lapisan perkerasan jalan yaitu mengandung 90 – 95 agregat berdasarkan persentase berat atau 75 – 85 agregat berdasarkan persentase volume.
Dengan daya dukung, keawetan dan kualitas perkerasan jalan ditentukan juga dari sifat agregat dan hasil campuran dengan material lain.
Secara umum agregat yang digunakan dalam campuran beraspal dibagi atas 2 dua fraksi, yaitu :
a. Agregat Kasar
b. Agregat Halus
a. Agregat Kasar
Agregat Kasar adalah agregat yang tertahan saringan pada ayakan nomor 8 diameter 2,36 mm. Agregat kasar terdiri dari batu pecah atau kerikil pecah yang
bersih, kering, kuat dan awet dan bebas dari bahan lain yang mengganggu. Bahan yang pecah bila berulang-ulang dibasahi dan dikeringkan tidak boleh digunakan.
Agregat kasar cukup berperan penting dalam menentukan stabilitas campuran perkerasan. Pada umumnya semakin bertambahnya kandungan agregat kasar maka
27
semakin tinggi pula stabilitas dari perkerasannya. Akan tetapi hal tersebut juga dapat memperbesar void yang terjadi pada perkerasan beraspal.
b. Agregat halus
Agregat Halus adalah agregat yang lolos saringan ayakan nomor 8 diameter 2,36 mm. Agregat halus terdiri dari pasir alam dan pasir buatan atau gabungan
antara dari bahan – bahan tersebut. Agregat halus juga dapat berasal dari batu kapur pecah yang hanya boleh digunakan apabila dicampur dengan pasir alam dalam
perbandingan yang sama. Agregat halus harus bersih, kering, kuat, dan bebas dari gumpalan – gumpalan lempung serta bahan – bahan lain yang mengganggu serta
terdiri dari butiran – butiran yang bersudut tajam dan mempunyai permukaan kasar.
[6]
II.2.1.2. Aspal
Aspal atau bitumen merupakan material yang berwarna hitam kecoklatan yang bersifat viskoelastis sehingga akan melunak dan mencair bila mendapat cukup
pemanasan dan sebaliknya. Sifat viskoelastis inilah yang membuat aspal dapat menyelimuti dan menahan agregat tetap pada tempatnya selama proses produksi dan
masa pelayanannya. Pada dasarnya aspal terbuat dari suatu rantai hidrokarbon yang
disebut bitumen. Oleh sebab itu, aspal sering disebut material berbituminous.
Umumnya aspal dihasilkan dari penyulingan minyak bumi, sehingga disebut aspal keras. Tingkat pengontrolan yang dilakukan pada tahapan proses penyulingan
akan menghasilkan aspal dengan sifat-sifat yang khusus yang cocok untuk pemakaian yang khusus pula, seperti untuk pembuatan campuran beraspal, pelindung
atap dan penggunaan khusus lainnya.
28
Aspal terdiri dari : Asphaltenes, Malthenes, dan Oils. Asphaltenes adalah komponen utama dari aspal sekitar 80 , Malthenes terdiri dari zat – zat yang
memberikan stabilitas pada Asphaltenes yang mempengaruhi viskositas dan kelelehan berfungsi sebagai flux. Dan Oils memberi sifat adhesif dan pemuluran
daktalitas. Fungsi aspal pada perkerasan jalan adalah :
• Sebagai bahan pengikat antara agregat maupun antara aspal itu sendiri.
• Sebagai bahan pengisi, mengisi rongga antara butir – butir agregat dan pori –
pori yang ada dari agregat itu sendiri. Jenis aspal terdiri dari aspal keras, aspal cair, aspal emulsi, dan aspal alam,
yaitu :
a. Aspal keras