Penghamparan campuran Pemadatan campuran

87 3. Jika diperkirakan hari akan hujan maka komunikasi dengan unit produksi AMP harus efektif agar tidak terjadi pemborosan material dan penghamparan harus segera dihentikan; dan 4. Apabila dalam keadaan terpaksa unit produksi AMP terlanjur memproduksi campuran dalam jumlah yang diperlukan, sesampainya di lokasi penghamparan ternyata mulai turun hujan maka penghamparan tidak dapat diteruskan karena dikhawatirkan suhu minimal penghamparan tidak tercapai yang pada akhirnya berdampak kesulitan memadatkan lapisan beton aspal.

5. Penghamparan campuran

Penghamparan campuran sebaiknya dimulai dari posisi terjauh dari unit produksi AMP. Alat penghampar harus dioperasikan sedemikian rupa sehingga menghasilkan permukaan yang rata tanpa ada retakan, sobekan, alur atau cacat lainnya, apabila setelah selesai pemadatan akan diperoleh tebal, kelandaian memanjang, elevasi dan potongan melintang yang sesuai dengan bidang gambar rencana. Apabila ada permukaan terjadi segregasi, sobek atau alur, maka pengoperasian alat penghampar harus dihentikan dan dijalankan lagi setelah alat penghampar diperbaiki. Bagian permukaan yang kasar atau tersegregasi harus diperbaiki dengan cara menebarkan dan meratakan bahan campuran yang halus. Butiran kasar tidak boleh ditaburkan di atas permukaan hamparan yang segregasi karena akan membentuk perkerasan yang tidak padat setelah dipadatkan. Perataan secara manual sejauh mungkin dihindarkan. Selama penghamparan, harus diperhatikan agar pada sudut-sudut atau tempat lainnya pada alat penghampar, tidak terdapat bahan campuran yang terkumpul atau mendingin. 88 Aspek teknis yang harus diperhatikan adalah: 1. Tebal hampar dihitung dengan faktor konversi tebal padat; 2. Kemiringan melintang dan memanjang sudah terbentuk dengan garis hampar; dan 3. Sebelum dipadatkan terlebih dahulu diperiksa permukaan hampar terhindar dari segregasi.

6. Pemadatan campuran

Pemadatan campuran harus dilakukan secepatnya setelah penghamparan dinyatakan selesai, yaitu pada saat hamparan sudah tidak bergerak displacement karena pemadatan. Pemadatan dilakukan dalam tiga tahapan, yaitu: • Pemadatan awal breakdown rolling dengan alat pemadat roda besi, suhu campuran minimum 110 C, roda penggerak alat pemadat harus mengarah ke alat penghampar; • Pemadatan antara intermediate rolling dengan menggunakan alat pemadat roda karet, suhu campuran sekitar 90 C, dilakukan sedekat mungkin di belakang pemadatan awal saat lapisan masih mempunyai suhu yang akan menghasilkan kepadatan maksimum; dan • Pemadatan akhir finishing rolling dengan menggunakan roda besi, suhu campuran sekitar 60 C, dilakukan pada saat lapisan masih mempunyai kondisi yang memungkinkan jejak atau bekas roda alat pemadat pada permukaannya dapat dihilangkan. Pemadatan arah memanjang harus dimulai pada sambungan dan berpindah ke tepi luar untuk selanjutnya semakin bergeser ke arah tengah perkerasan pada bagian tikungan, pemadatan dimulai pada bagian perkerasan yang rendah dan bergeser ke 89 bagian yang lebih tinggi. Untuk daerah tanjakan atau turunan pemadatan dimulai dari bagian yang rendah menuju ke bagian yang lebih tinggi. Kecepatan alat pemadat roda besi dan roda karet, masing-masing tidak boleh lebih dari 4,0 kmjam dan 10,0 kmjam, dan harus cukup lambat sehingga tidak terjadi pergerakan hamparan. Lintasan pemadatan tidak boleh bergeser secara tiba-tiba, sedangkan arahnya tidak boleh berubah secara mendadak agar campuran tidak melekat pada roda alat pemadat, oleh karenanya permukaan roda alat pemadat harus dibasahi dengan air secukupnya. Alat pemadat atau alat berat lainnya tidak boleh dibiarkan berdiri di atas lapisan yang baru, kecuali lapisan tersebut telah dingin dan mantap. Pada saat pemadatan, tepi lapisan harus dibentuk secara rapi sesuai dengan batas-batas yang ditetapkan. Bagian tepi yang berlebihan harus dipotong tegak lurus dan kelebihan bahannya harus dibuang ke tempat lain yang tidak akan mengganggu lingkungan. Jumlah lintasan pemadatan pada setiap tahap didasarkan pada jumlah lintasan menurut berita acara percobaan pemadatan. Beberapa aspek teknis yang menjadi kunci pencapaian mutu pemadatan adalah:  temperatur pemadatan sesuai yang disyaratkan, pemadatan pada suhu lebih rendah dari suhu minimal akan berdampak tidak tercapainya tebal padat dan kohesitas lapisan;  tebal padat minimal sama dengan bidang gambar rencana; dan  jumlah passing tidak boleh dikurangi karena akan berdampak pada penurunan tingkat kepadatan lapangan. Akar masalahnya tersebut terletak pada kualitas 90 SDM di lapangan mulai dari operator alat berat, teknisi atau laboran alat uji mutu, dan field engineer maupun quality control engineer.

7. Pembuatan sambungan