93
Prosedur pemadatan tidak dilaksanaan dengan benar dan tepat, misalnya
jumlah passing dikurangi, suhu pemadatan di bawah batas suhu minimal, alat pemadat tidak bekerja dengan baik dan layak pakai, operator kurang terampil
sehingga pemadatannya tidak sempurna; dan
Terjadi hujan saat penghamparan atau pemadatan awal sehingga memberikan kesempatan air masuk ke dalam celah saat pemadatan berlangsung, akibatnya
air menghalangi lekatan aspal dengan agregat.
1. Pengambilan benda uji
Untuk pengendalian mutu harian, dilakukan pengambilan sampel secara rutin, antara lain:
1. Aspal dari tempat penyimpanannya di unit produksi AMP untuk
menguji sifat fisik; 2.
Agregat dingin dan kering dari masing-masing ruang bin dingin dan panas untuk pengujian gradasi agregat gabungan;
3. Campuran aspal panas di unit pengaduk AMP untuk diekstraksi dan
uji sifat Marshall; dan 4.
Core drill lapisan perkerasan yang sudah dipadatkan untuk uji tingkat kepadatan lapangan. Mesin bor harus disediakan untuk mengambil
benda uji core yang mampu memotong benda uji inti berdiameter 4 inchi maupun 6 inchi pada lapisan beraspal yang telah selesai
dikerjakan. Ketentuan frekuensi pengambilan benda uji untuk pengendalian mutu dengan
maksud pengendalian proses dapat ditunjukkan dalam Tabel 3.16. Pengambilan sampel campuran panas dilakukan di unit pengaduk AMP atau di lokasi
94
penghamparan bilamana terjadi segregasi yang berlebihan selama pengangkutan dan penghamparannya.
Beberapa aspek yang harus diperhatikan dalam pengambilan sampel benda uji adalah:
• Kesesuaian kuantitasnya terhadap volume pekerjaan;
• Durasi pengadaannya;
• Kesesuaian mutunya terhadap bahan konstruksi;
• Metode, lokasi, jumlah dan frekuensi pengambilan sampling;
• Keberadaan bahan lokal yang memenuhi standar mutu; dan
• Kesesuaian jumlahnya yang dapat mewakili lokasi pekerjaan
Tabel 3.15. Ketentuan frekuensi pengambilan benda uji untuk pengendalian mutu Bahan dan Pengujian
Frekwensi pengujian
Aspal :
Aspal berbentuk drum
3
dari jumlah drum Aspal curah
Setiap tangki aspal Jenis pengujian aspal drum dan curah mencakup :
Asbuton butirAditif Asbuton
3
dari jumlah kemasan −
Kadar air −
Ekstraksi kadar aspal −
Ukuran butir maksimum −
Penetrasi aspal asbuton
Agregat :
− Abrasi dengan mesin Los Angeles
Setiap 5.000 m
3
− Gradasi agregat yang ditambahkan ke tumpukan
Setiap 1.000 m
3
− Gradasi agregat dari penampung panas hot bin
Setiap 250 m
3
min. 2 pengujian per hari
− Nilai setara pasir sand equivalent
Setiap 250 m
3
Campuran :
− Suhu di AMP dan suhu saat sampai di lapangan
Setiap batch dan pengirimiman −
Gradasi dan kadar aspal Setiap 200 ton min. 2 pengujian per
hari −
Kepadatan, stabilitas, kelelehan, Marshall Quotient, rongga dalam campuran pd. 75
tumbukan Setiap 200 ton min. 2 pengujian per
hari
95
− Rongga dalam campuran pd.Kepadatan Membal
Setiap 3.000 ton −
Campuran Rancangan Mix Design Marshall Setiap perubahan agregatrancangan
Lapisan yang dihampar :
− Benda uji inti core berdiameter 4” untuk
partikel ukuran maksimum 1” dan 5” untuk partikel ukuran di atas 1”, baik untuk
pemeriksaan pemadatan maupun tebal lapisan : paling sedikit 2 benda uji inti per 200 meter
panjang. Setiap 200 meter panjang
Toleransi Pelaksanaan :
− Elevasi permukaan, untuk penampang
melintang dari setiap jalur lalu lintas. Paling sedikit 3 titik yang diukur
melintang pada paling sedikit setiap 12,5 meter memanjang sepanjang
jalan tersebut.
Sumber : Spesifikasi Bina Marga Versi Desember 2006.
[4]
2. Pengujian pengendalian mutu campuran aspal