34
b. Berat Jenis bulk bulk specific gravity,
w s
s i
p s
v w
v v
v w
Gbs
x
γ γ
= +
+ =
c. Berat Jenis efektif effective specific gravity,
w
γ
c s
s
v v
w Gse
+ =
Dengan pengertian : Ws = Berat agregat kering
γw = Berat Isi air= 1 gcm3
Vp = volume pori yang meresap air Vi = volume pori yang tidak meresap air
Vs = volume agregat padat Vc = volume pori meresap air yang tidak meresap aspal volume total
- Penyerapan absorpsi adalah agregat yang seharusnya sedikit berpori
agar dapat menyerap aspal. Karena jika agregat berpori banyak, maka akan menyerap aspal besar sehingga tidak ekonomis dan tidak dapat
digunakan sebagai bahan campuran beraspal.
5. Pemeriksaan keausan dengan mesin abrasi.
Pada pekerjaan jalan, agregat akan mengalami proses tambahan seperti pemecahan, pengikisan akibat cuaca, pengausan akibat lalu lintas. Agregat
35
dengan nilai keausan yang besar mudah pecah selama pemadatan atau akibat pengaruh beban lalu-lintas atau hal lainnya tidak diijinkan karena beberapa
sebab :
a. Gradasi akan berubah karena agregat yang kasar akan menjadi butiran
yang halus dan tidak memadai.
b. Agregat yang lemah tidak akan menghasilkan lapisan yang kuat karena
bidang pengunci yang bersudut mudah pecah.
Pengujian keausan agregat dilakukan dengan mesin abrasi Los Angeles. Seperti terlihat pada gambar 2.2 di bawah ini.
Gambar 2.2. Mesin abrasi Los Angeles 6.
Pengujian setara pasir sand equivalent
Pengujian dilakukan untuk menentukan perbandingan relatif dari bagian yang dapat merugikan seperti butiran lunak dan lempung terhadap bagian agregat
yang lolos saringan No.4.
7. Pemeriksaan gumpalan lempung dan butiran yang mudah pecah dalam
agregat
Agregat yang tertahan saringan 1,18 mm diperiksa dan dipisahkan dengan diremas jari guna melihat agregat tersebut mudah pecah atau tidak. Sehingga
menjadi beberapa fraksi, lalu direndam sekitar 24 jam. Butiran halus yang terjadi disaring dan ditimbang.
36
8. Pemeriksaan daya lekat agregat terhadap aspal affinity
Pemeriksaan yang dilakukan dengan cara menguji kelekatan agregat terhadap aspal.
9. Angularitas
Merupakan suatu pengukuran penentuan jumlah agregat berbidang pecah. Pengujian angularitas agregat terbagi 2, yaitu :
a. Angularitas agregat kasar adalah persentase dari berat partikel agregat
lebih besar dari 4,75 mm No.4 dengan satu atau lebih bidang pecah. b.
Angularitas agregat halus adalah persentase rongga udara yang terdapat pada agregat padat lepas dan lolos pada saringan 2,36 mm No.8. Makin
besar nilai rongga udara berarti makin besar bidang pecah yang terdapat pada agregat halus.
10. Pemeriksaan kepipihan agregat