Kebutuhan air bagi hewan ternak tergantung pada berbagai faktor: kondisi iklim, jenis sapi, umur, dan jenis pakan yang disediakan. Kebutuhan air bagi sapi yang lebih
muda lebih banyak, apalagi jika kondisi lingkungan atau suhu meningkat. Kebutuhan air tersebut dapat terpenuhi melalui air minum, air yang terkandung di dalam pakan,
dan air yang berasal dari proses metabolisme zat pakan dalam tubuh. Sapi memerlukan 3-6 liter air per 1 kg pakan kering.
2. Protein
Protein bisa diperoleh dari bahan- bahan pakan yang berasal dari tumbuh- tumbuhan yang berupa hijauan legume seperti daun turi dan daun lamtoro ataupun
dari biji- bijian seperti bungkil kedelai, ataupun bungkil kacang tanah. 3.
Lemak Sumber lemak utama terdapat pada pakan berbutir seperti bungkil kacang
tanah dan bungkil kelapa. 4.
Serat kasar Serat kasar diperoleh dari pakan hijauan jenis leguminose seperti daun turi
dan petai cina. Kandungan serat kasar yang diperlukan ternak sapi paling sedikit 13 dari bahan kering di dalam ransum. Serat kasar berfungsi menjaga alat pencernaan
agar bekerja baik, membuat kenyang dan mendorong keluarnya kelenjar pencernaan. 5.
Mineral untuk Sapi potong Beberapa unsur penting mineral yang diperlukan ialah natrium Na, klor Cl,
kalsium Ca, fosfor P, sulfur S, ferum Fe, Kalium K, magnesium Mg, iodium I, kuprum Cu, kobalt Co, seng Zn, dan selenium Se. Pada umumnya
unsur- unsur ini banyak terdapat di dalam ransum pakan. Namun seringkali, perlu ditambahkan unsur mineral, terutama garam NaCl, Kalsium Ca, dan Fosfor P.
2.5.4.3. Kendala dalam Ketersediaan Pakan
Menurut Sugeng 2000, terbatasnya pakan ternak sapi, terutama pakan hijauan yang tersedia sepanjang tahun merupakan kendala besar dalam proses
penggemukkan sapi potong. Adapun kendala dalam ketersediaan pakan adalah:
1. Pada umumnya produksi hijauan pakan ternak adalah musiman sehingga
kontinuitas yang diperlukan sepanjang tahun sering kurang terjamin. Pakan hijauan berbeda dengan pakan penguat atau pakan berbiji yang bisa di datangkan
dari mana dan kapan saja. 2.
Pengadaan pakan hijauan umunya di hasilkan atau dibeli di lingkungan sekitar. Terkadang jumlahnya sangat berlimpah dan berlebihan bila musim panen lokal
namun terkadang juga sangat terbatas dan penyediaannya pun dalam waktu singkat. Volume, kualitas, dan kontinuitas penyediaan hijauan masih belum
memadai sebab para peternak masih menggunakan sistem pemanfaatan sisa-sisa atau hasil ikutan tanaman berupa jerami ataupun sisa hasil panen lainnya.
2.5.5. Tindakan Higienis Sanitasi
Tindakan higienis ialah usaha penjagaan kesehatan melalui kebersihan agar ternak bebas dari suatu infeksi penyakit, baik virus, maupun parasit. Tindakan
higienis berikut biasa dilakukan oleh para peternak guna membebaskan infeksi penyakit tersebut.
1. Kebersihan Peralatan
Menjaga kebersihan dengan cara menyucihamakan peralatan, segala peralatan yang pernah dipakai harus disucihamakan dengan cara:
a Disemprot, disiram, atau direndam dengan cairan desinfektan : Creolin, Lysol,
ataupun bahan paten lain. b
Dijemur langsung pada cahaya matahari. c
Disiram atau direndam dengan air mendidih, dan d
Dikapur dinding kandangnya dengan cairan kapur kental atau dicat bagian bagian tertentu dengan teer.
2. Kebersihan Kandang
Sangat penting untuk menjaga kebersihan kandang baik di dalam maupun di luar kandang. Adapun hal- hal yang perlu diperhatikan adalah:
a Kelembaban udara dan lantai harus dihindarkan dengan cara ventilasi kandang
diatur secara sempurna dan sinar matahari pagi diusahakan bisa masuk ke dalam kandang .
b Kotoran di tampung di tempat penampungan khusus yang letaknya agak jauh
dari kandang sehingga mengurangi lalat.