Menjumlahkan arti perbandingan. Kajian Empiris

1. 6 5 - 6 1 = ..... 6 5 - 6 1 = 6 1 5 − = 6 4 2. 7 4 - 7 1 = ..... . 7 4 - 7 1 = 7 1 7 − = 7 6 3. 2 6 1 - 6 3 = ..... 2 6 1 - 6 3 = 6 13 - 6 3 = 6 7 13 − = 6 10 = 1 6 4 = 1 3 2

h. Menjumlahkan arti perbandingan.

Pecahan sebenarnya adalah sebagai perbandingan banyak benda dari suatu kumpulan dengan banyak benda dari kumpulan lain. Perbandingan dapat dinyatakan sebagai pecahan. Contoh: 1. Perbandingan 3:4 sama dengan pecahan 4 3 1. Pecahan 5 4 sama dengan perbandingan 4:5 Perbandingan harus ditulis dalam bentuk yang paling sederhana. Contoh: 1. Jumlah ayam jantan 15 ekor dan ayam betina 25 ekor • Perbandingan ayam jantan dan ayam betina = 15:25=3:5 • Perbandingan ayam jantan dan seluruh ayam =15:40=3:8 • Perbandingan ayam betina dan seluruh ayam =25:40=5:8 2. Perbandingan A dan B = 6 : 5 Dari perbandingan diatas dapat di buat perbandingan lain: • Perbandingan A dengan jumlah AB = A : A+B atau B A A + = 5 6 6 + = 11 6 atau 6 : 11 • Perbandingan A dengan selisih AB = A : A - B atau B A A − = 5 6 6 − = 1 6 = 6 : 11 • Perbandingan B dengan jumlah AB = B : A + B atau B A A + = 5 6 5 + = 11 5 = 5 : 11 • Perbandingan B dengan selisih AB = B A-B atau B A B − = 5 6 5 − = 1 5 = 5 : 1

2.2 Kajian Empiris

Penelitian ini di dasarkan pada hasil penelitian yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti. Adapun hasil penelitian ini antara lain: hasil penelitian yang dilakukan oleh Kristiana,Yuni.2011.perbaikan pembelajaran melalui PTK mata pelajaran matematika kelas III SD semester II.Brebes:Kristiana,Yuni. Peningkatan Penggunaan Alat Peraga Untuk Membantu Hasil Belajar Siswa Kelas III SD Negeri Pebatan 01 Semester II Kecamatan Wanasari Kabupaten Brebes Pada mata Pelajaran Matematika Dengan Kompetensi Dasar Menjelaskan Arti Pecahan dan Urutannya”. Hal ini dapat dilihat dari terjadinya peningkatan skor rata-rata kelas dari 6,29 pada siklus I menjadi 7,45 pada siklus II. Meskipun ketuntasan belajar belum memenuhi tuntunan kurikulum yaitu minimal 85 tetapi ketuntasan belajar siswa juga meningkat dari 52,94 pada siklus I menjadi 79,41 pada siklus II. Rerata tanggapan siswa terhadap pembelajaran yang diterapkan adalah 43,29 yang tergolong sangat positif. Selama pembelajaran terlihat yaitu siswa tampak senang mengikuti pembelajaran. Siswa berani mengemukakan pendapat maupun mengajukan pendapat. Saran yang diperoleh peneliti ini adalah guru sebaiknya menggunakan langkah-langkah CTL agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa aktif. Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Anityas,dian.2012:skripsi S1.Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas III SD Negeri Janegara Pada Materi Pokok Pecahan.Anityas,dian. Sebagai Implementasi Pendekatan CTL” menunjukan bahwa hasil belajar siswa SD Kelas III SD Negeri I Brebes meningkat. Hal ini ditunjukan pada siklus I siswa mencapai nilai rata-rata kelas minimal 6,27, sedangkan ketuntasan belajarnya adalah 50. Siklus II mencapai nilai rata-rata kelas 7,2 dan ketuntasan belajarnya adalah 78,5. Berdasarkan hasil belajar siswa diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan pendekatan CTL dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas III SD Negeri Janegara pada pokok bahasan pecahan. Saran yang diberikan peneliti yaitu sebaiknya metode kontekstual digunakan dalam latihan pecahan karena mempermudah dalam pembelajaran. Selain itu hasil penelitian yang dilakukan oleh Nana,Anita.2012. Peningkatan Prestasi Belajar Matematika melalui Pendekatan CTL pada kelas IV SDN Wanasari I.Brebes.Nana,Anita,mengemukakan bahwa pembelajaran matematika dengan pendekatan CTL dapat meningkat prestasi belajar siswa dan mengembangkan keterampilan proses untuk siswa. Hal ini dibuktikan dari nilai hasil evaluasi menunjukan adanya peningkatan prestasi dari pre test ke siklus I pertemuan I 21,27. Dari siklus I pertemuan I ke pertemuan II naik 29,8. Dari siklus I pertemuan II ke siklus II pertemuan I naik 2,14. Dari siklus II pertemuan I ke pertemuan II naik 10,64, sehingga dapat disimpulkan dengan pendekatan CTL siswa dapat lulus menjadi 100. Berdasarkan penelitian tersebut saran yang diberikan yaitu dalam mengatasi kesulitan pembelajaran matematika SD kelas rendah guru dapat menggunakan berbagai bahan manipulatif.

2.3 Kerangka Berpikir

Dokumen yang terkait

Peningkatan hasil belajar matematika siswa melalui pendekatan realistik pada pokok bahasan pecahan

2 17 79

Pengaruh Media CD Interaktif Savvy e-Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Gerak Tumbuhan (Kuasi Eksperimen di MTs Negeri 3 Jakarta)

0 3 234

Pengaruh Penggunaan Multimedia Interaktif Berbasis Kontekstual Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XI Pada Konsep Fluida Dinamis

14 174 262

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 KAMPUNG KOTAAGUNG KABUPATEN TANGGAMUS TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 5 34

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 1 SUSUNAN BARU BANDARLAMPUNG

0 6 44

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN SCIENTIFIC DAN MEDIA GRAFIS SISWA KELAS IV A SD NEGERI 1 TOTOKATON

0 6 66

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI ASSESSMENT OF LEARNING DENGAN PENDEKATAN UMPAN BALIK PADA SISWA KELAS III SD NEGERI 02 DADIREJO.

0 5 15

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V Pada Materi Pokok Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan melalui Pembelajaran Matematika Realistik di SD Negeri Dumeling 02 Brebes.

0 1 1

PENINGKATAN AKTIVITAS SISWA MATERI GAYA DAN GERAK IPA MELALUI CD-INTERAKTIF DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA KELAS IV SDN I TEGOREJO KAB. KENDAL.

0 0 165

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA MATERI PENJUMLAHAN PECAHAN SISWA KELAS IV SD 02 BAKALAN KRAPYAK

0 0 23