Selisih nilai Company Alignment Indeks antara Bimandiri dengan Saung Mirwan adalah sebesar 0.3 poin, dimana Bimandiri memperoleh skor sebesar 2.8
dan Saung Mirwan sebesar 3.1. Dari selisih ini terjadi perbedaan yang cukup besar dalam hal posisi perusahaan di lingkungan bisnisnya, dimana pada saat ini
CV Bimandiri berada dalam posisi 2.5C yaitu Selling Oriented Company menuju
posisi 3C yaitu Marketing Oriented Company, dan Saung Mirwan berada pada
posisi Marketing Oriented Company 3C menuju Market Driven Company 3.5C.
Hal ini menujukkan bahwa selisih yang kecil sekalipun sangat menentukan posisi perusahaan di lingkungan bisnis yang dihadapinya, sehingga CV Bimandiri harus
terus melakukan evaluasi pada setiap dimensi dan variabel yang melandasi strategi perusahaannya. Hal ini dijelaskan dalam pembahasan berikutnya.
6.2 Competitive Setting Profile
Audit Competitive Setting Profile mengukur situasi persaingan yang
dihadapi di dalam lingkungan bisnis perusahaan hingga lima tahun kedepan. Audit terhadap CSP ini membahas tiga aspek, yaitu permintaan pelanggan C1,
situasi persaingan C2, dan perubahan C4. Competitive Setting Profile diisi
oleh responden yang sama dengan responden yang mengisi profil CAP. Tujuannya adalah untuk melihat sejauh mana responden menguasai setiap
permasalahan yang dihadapi perusahaan baik dalam lingkungan internal maupun lingkungan eksternal perusahaan.
6.2.1 Permintaan Pelanggan C1
Tabel 14 Hasil Audit Permintaan Pelanggan C1 Competitive Setting Profile CSP
Customet Demand
C1 R1 R2 R3 R4 R5 Rata2 Sdev
a 4
4 3
3 3
3.4 0.5
b 3
3 3
3 3
3.0 0.0
Tercerahkan c
3 3
3 3
3 3.0
0.0 Memiliki informasi
a 4
4 4
3 3
3.6 0.5
C1 b
4 3
3 3
3 3.2
0.4 c
4 4
3 3
3 3.4
0.5 Berkemampuan
a 4
4 4
4 4
4.0 0.0
b 4
4 4
4 4
4.0 0.0
Indeks rata-rata C1 3.5 0.2
Angka standar deviasi pada profil C1 sebesar 0.2, menggambarkan bahwa kelima responden memberikan jawaban yang representatif dalam
menggambarkan kondisi persaingan yang dihadapi perusahaan dari sisi permintaan pelanggan. Aspek permintaan pelanggan ini penting untuk dikaji,
karena aspek ini menggambarkan kebutuhan, keinginan dan harapan pelanggan dalam kurun waktu lima tahun yang akan datang.
Indeks rata-rata C1 sebesar 3.5 menggambarkan bahwa permintaan terhadap produk sayuran segar semakin meningkat dalam kurun waktu lima
tahun yang akan datang. Kondisi ini harus dihadapi perusahaan dengan mengkaji apa yang diinginkan pelanggan, kemudian apa yang dibutuhkan
pelanggan dan melihat bagaimana daya beli pelanggan. Faktor-faktor yang mempengaruhi tersebut dapat bersifat dinamis atau berubah dari waktu ke
waktu. Pada profil C1 ini terdapat tiga dimensi yang diaudit, yaitu dimensi pencerahan, tahu informasi dan dimensi berkemampuan.
Dimensi pencerahan memperoleh skor rata-rata 3.0. skor ini menggambarkan bahwa dalam kurun waktu lima tahun yang akan datang,
pelanggan memiliki pandangan yang positif terhadap produk sayuran segar yang dijual di supermarket. Konsumen akhir dari supermarket memiliki tingkat
pengetahuan yang baik, sehingga biasa menentukan pilihan mengenai produk
apa yang akan dikonsumsi. Selain itu, bergesernya gaya hidup masyarakat, terutama semakin banyaknya Ibu rumah tangga yang bekerja, turut
meningkatkan konsumen yang berbelanja produk sayuran segar di supermarket, karena sebagian besar lebih memilih berbelanja di supermarket daripada di
pasar tradisional dengan alasan terbatasnya waktu yang dimiliki. Rata-rata profil untuk dimensi tahu informasi adalah sebesar 3.4. Artinya
tingkat informasi yang dimiliki oleh pelanggan dan konsumen akhir mengenai informasi tentang kualitas, harga dan ragam promosi sudah dapat diperoleh
dengan mudah, sehingga baik pelanggan maupun konsumen akhir mampu membandingkan dan mengevaluasi setiap produk.
Profil ketiga yang diukur adalah profil berkemampuan. Rata-rata indeks yang diperoleh sebesar 4.0. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pengaruh harga
produk, loyalitas terhadap perusahaan, dan kemudahan dalam hal pembelian sangat berpengaruh dalam kurun waktu lima tahun yang akan datang.
6.2.2 Pesaing C3