dapat menghemat banyak waktu. Selain kepraktisan dan kenyamanan, konsumen yang berbelanja di supermarket juga lebih mementingkan kualitas dan
manfaat dari produk yang terjamin dari segi higienisnya.
6.4.1.2 Targeting
Perusahaan menetapkan target pasar untuk produk sayuran saat ini adalah dengan memilih target pasar yang dianggap paling efektif, yaitu
pelanggan yang dirasa sesuai untuk menggunakan produk yang ditawarkan oleh perusahaan dan mengkonsumsinya. Saat ini perusahaan harus menempatkan
produknya untuk konsumen yang berbelanja di supermarket, sehingga hal ini cocok dengan tujuan perusahaan dalam menentukan target pasarnya.
Konsumen yang berbelanja di supermarket tidak hanya melihat produk dari segi kebutuhannya saja akan produk tersebut, tetapi mereka mulai memperhatikan
beberapa aspek lain yang turut diperhatikan, seperti kesegaran sayuran yang mereka pilih, kebersihan, serta higienis tidaknya sayuran yang ditawarkan
tersebut. Meskipun pelanggan utama Bimandiri adalah pasar swalayan, tetapi
perusahaan juga harus mampu mengikuti keinginan dari pengguna produk yang berbelanja di pasar swalayan, karena tujuan utama dari perjalanan suatu produk
adalah memenuhi keinginan konsumen akhir. Dengan meningkatnya situasi persaingan dari 3C menjadi 3.5C, maka perusahaan harus mulai memilih ceruk
pasar yang paling potensial. Semakin banyaknya pesaing yang turut memasok produk sayuran ke pasar swalayan, perusahaan harus mengantisipasinya
dengan menargetkan konsumen potensial pada ceruk pasar tertentu, seperti melakukan pemasaran produk sayuran segar untuk rumah makan maupun
franchaise yang sangat banyak di Lembang dan Bandung.
6.4.1.3 Positioning
Strategi positioning CV Bimandiri bernilai 2.4 dalam CAP, artinya ada
diantara strategi positioning yang lebih baik dan satu pernyataan. Dalam menghadapi situasi persaingan lima tahun yang akan datang, banyak pesaing
yang mulai merubah segmen pasar, mereka tidak hanya menetapkan segmen pasar berdasarkan demografis tetapi juga sudah mulai merubahnya menjadi
psikografis hingga individual. Penerapan positioning harus dilakukan secara hati- hati, karena positioning dianggap seperti janji perusahaan kepada pelanggannya.
Bisa saja pelanggan terpengaruh karena janji yang diutarakan oleh perusahaan, sehingga pelanggan akan mulai percaya akan positioning yang menjadi tujuan
perusahaan. Tetapi jika kenyataan yang dihadapi oleh pelanggan berbeda, maka akan timbul persepsi lain dari benak pelanggan. Oleh karena itu, positioning saja
tidak cukup, tetapi harus didukung dengan bukti yang nyata. Misalnya perusahaan menetapkan positioning sebagai perusahaan yang menjual produk
yang segar dan bersih, apabila perusahaan tidak memenuhi positioning yang telah diungkapkan, maka akan timbul berbagai persepsi yang negatif dari
pelanggan terhadap perusahaan.
6.4.2 Taktik