4. Karena sifatnya yang mudah busuk dan berumur pendek, maka lokasi produksi sebaiknya dekat dengan konsumen. Keadaan ini sangat
menguntungkan karena dapat menghemat biaya distribusi.
2.2 Penelitian Terdahulu
Aini 2005 melakukan penelitian mengenai analisis sistem pasokan ke ritel modern dengan mengambil kasus di CV Bimandiri, Lembang, Bandung. Terdapat
lima tujuan utama dalam penelitian ini, pertama adalah menganalisis mekanisme sistem pasokan yang dilakukan oleh PT. Bimandiri untuk menjamin kesesuaian
kualitas, kuantitas dan harga sesuai dengan permintaan ritel sebagai lembaga pengecer. Kedua, menganalisis struktur biaya pasokan yang dikeluarkan oleh
Bimandiri. Ketiga, menganalisis imbangan penerimaan terhadap biaya pasokan. Keempat, menganalisis marjin keuntungan masing-masing produk sayuran
Bimandiri. Dan kelima adalah menganalisis hubungan kelembagaan antar anggota rantai pasokan yang terlibat.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mekanisme pengadaan yang dilakukan oleh perusahaan masih menjamin kontinyuitas pasokan secara penuh,
salah satunya disebabkan oleh keterbatasan pemasok tetap yang belum mampu memasok secara kontinue. Alokasi penggunaan biaya terbesar dalam
pengelolaan barang dan distribusi adalah pembelian bahan baku yang dilakukan secara kredit dan tunai serta biaya transportasi. Marjin keuntungan yang
diperoleh dari 3 jenis sayuran yang dianalisis sebesar 50 persen bahkan mencapai 90 persen. Dalam analisis hubungan kelembagaan diketahui bahwa
untuk mencapai hubungan jangka panjang antara masing-masing lembaga yang tergabung dalam suatu rantai pasokan seharusnya menjalin kemitraan yang
saling menguntungkan dan bersifat terbuka, sehingga masing-masing lembaga akan merasakan keuntungannya.
Dewandana 2006 melakukan penelitian tentang penerapan audit pemasaran dari Markplus 2000 pada industri sayur organik di Jabotabek, kasus
pada PT. Amani Mastra, Caman, Jatibening, Bekasi. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan profil pemasaran perusahaan yang
sebenarnya dengan profil persaingan, serta untuk menyusun perbaikan strategi bersaing yang tepat berdasarkan hasil audit kompetitif.
Hasil audit pemasaran yang telah dilakukan menghasilkan nilai CSP sebesar 2,87 dengan standar deviasi 0,37 yang menunjukkan bahwa perusahaan
pada saat ini menghadapi persaingan pada tingkat 3C atau pada kondisi complicated. Analisis terhadap komponen CAP didapat nilai sebesar 2,38
dengan standar deviasi 0,46. hal ini menunjukkan PT Amani termasuk ke dalam tipe 2,5C atau perusahaan dengan orientasi penjualan.
Efrizal 2006 meneliti tentang Audit pemasaran produk sayuran, studi kasus di PT Saung Mirwan Desa Sukamanah, Megamendung, Bogor. Penelitian
ini bertujuan untuk melihat strategi, taktik dan nilai pemasaran perusahaan, melihat kondisi persaingan, serta untuk menganalisis efektifitas pemasaran yang
dilakukan oleh perusahaan. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan analisis yang dilakukan berdasarkan strategic marketing plus 2000 dan
konsep strategi control yang dikeluarkan oleh Kotler 2002 Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai CAI yang diperoleh sebesar
3.1 yang menggambarkan bahwa perusahaan berada pada posisi Marketing Oriented Company 3C. nilai CSI yang diperoleh adalah sebesar 3.8 yang
menggambarkan situasi persaingan bisnis berada pada posisi 3.5C, yaitu Sophisticated. Dari kedua nilai tersebut diperoleh kesenjangan negatif sebesar
0.7 skala CAICSI hal ini berarti strategi yang diterapkan selama ini kurang agresif dalam menghadapi perubahan-perubahan dalam lingkungan bisnis.
Analisis efektifitas pemasaran menghasilkan nilai MEI sebesar 20.8 hal ini menunjukkan efektifitas pemasaran berada dalam kategori baik.
Dari penelitian terdahulu, ternyata diketahui bahwa untuk perusahaan sayuran, PT Saung Mirwan mempunyai posisi yang cukup kuat di pasar
dibandingkan dengan PT Amani Mastra. Hal ini terjadi karena PT Saung Mirwan adalah perusahaan besar dan Amani Mastra lebih kecil dan usahanya lebih fokus
untuk sayuran organik saja. Strategic Marketing Plus 2000 menjelaskan dimana posisi perusahaan sekaligus menunjukkan situasi persaingan yang sedang
dihadapi perusahaan. Penelitian ini dilakukan pada CV Bimandiri yang berlokasi di Bandung, untuk melihat bagaimana posisi persaingan perusahaan
dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan lain, terutama Saung Mirwan sebagai salah satu pesaing kuat. Alat analisis yang digunakan sama dengan
penelitian terdahulu dari Dewandana 2006, yaitu audit pemasaran MarkPlus 2000 dari Hermawan Kartajaya.
III KERANGKA PEMIKIRAN
3.1 Konsep Pemasaran