Jaringan Sosial Ikatan Sosial

67 membuat proses pengadaan tanah di kedua wilayah berjalan dengan lambat. Namun, jika melihat segi nominalnya maka, harga tanah di Komplek HBTB lebih tinggi dari harga tanah di Kampung Kalimanggis.

7.1.2 Tingkat Kesejahteraan

Bila dilihat dari ciri-ciri fisik kedua wilayah, maka dapat dikatakan bahwa Komplek HBTB memiliki tingkat kesejahteraan lebih tinggi dari Kampung Kalimanggis. Tingkat kesejahteraan yang tinggi membuat warga HBTB lebih mudah mengakses Informasi seperti Koran dan internet. Sebelum rencana pengadaan tanah disampaikan secara resmi, mereka sudah mendapatkan beragam informasi pendukung dari berbagai media massa selain dari jaringan sosial yang mereka miliki. Hal ini membuat mereka mudah dalam mendapatkan data-data yang akan mendukung argumentasi mereka dalam meningkatkan daya tawar properti yang mereka miliki. Sedangkan, warga Kalimanggis dari hasil kajian kurang akses dalam informasi, informasi hanya diperoleh dari ketua RT dan dari P2T. Informasi yang didapat dari media massa tidak dalam rangka mengumpulkan informasi. Warga Kampung Kalimanggis kurang mempercayai informasi yang didapatkan melalui media massa.

7.1.3 Jaringan Sosial

Warga Kampung Kalimanggis mendapat informasi secara informal melalui jaringan sosial yang mereka miliki. Mereka lebih mempercayai orang- orang yang dianggap terlibat dalam pengadaan tanah dibandingkan media massa. PDF Creator - PDF4Free v2.0 http:www.pdf4free.com 68 Adanya jaringan sosial tidak bisa diabaikan dalam proses pengadaan tanah untuk kepentingan umum ini. Komplek HBTB memiliki jaringan sosial yang cukup tinggi. Hal tersebut, terlihat dari keikutsertaan mereka dalam Forkot yang merupakan kumpulan korban proyek Tol sewilayah Depok dengan lingkup keanggotaan lebih luas dari Kelurahan Harjamukti. Hasil yang mereka dapat dari Forkot adalah mereka dapat memperjuangkan kesamaan harga di wilayahnya. Begitu juga dengan warga Kalimanggis yang yang memiliki aset jaringan sosial di luar wilayah mereka, karena keberadaan pemilik tanah yang berada di luar Kalimanggis. Selain itu, di sekitar wilayah mereka terdapat salah satu anggota P2T sehingga memungkinkan warga Kalimanggis mendapatkan informasi. Keberadaan jaringan sosial sangat berpengaruh dalam resistensi perjuangan mereka untuk mendapatkan tuntutan mereka. Pada jaringan Forkot berkumpul orang-orang yang memiliki profesi dan latar belakang yang berbeda dan setiap orang memiliki jaringan sosialnya masing-masing. Sedangkan, pada wilayah Kalimanggis dengan perjuangan yang cenderung individual membuat jaringan sosial mereka relatif lebih rendah dibandingkan warga HBTB.

7.1.4 Ikatan Sosial

Kuatnya ikatan sosial warga di kedua wilayah terlihat dari respon yang diberikan warga dari isu awal pengadaan tanah. Pada Perumahan HBTB menguatnya ikatan sosial sebagai akibat dari adanya kekhawatiran bersama yang menyebabkan gerakan bersama dari warga komplek dan membentuk solidaritas. Warga beberapa kali berkumpul di rumah salah satu tokoh masyarakat untuk membicarakan langkah-langkah yang akan di ambil ke depannya. PDF Creator - PDF4Free v2.0 http:www.pdf4free.com 69 Kesadaran mulai menguat sebagai basis persatuan. Dengan demikian, pembahasan mengenai ganti rugi berjalan lebih panjang, tidak cukup hanya 1 kali pertemuan untuk membicarakan ganti rugi tanah. Pada kenyataannya belum ada keputusan final dari pemerintah tentang ganti rugi tersebut. Sedangkan, Kampung Kalimanggis yang tidak melakukan pertemuan-pertemuan, atau tidak ada bentuk ikatan solidaritas prosesnya berjalan dengan lancar, dari pertemuan pertama, kedua dan ketiga, meski pada setiap pertemuan diwarnai oleh ketidaksepakatan. Namun, setelah NJOP dinaikkan sampai 3 kalinya pada akhirnya beberapa warga menyetujui harga tersebut secara individu.

7.2 Respon Warga di Komplek HBTB terhadap Pengadaan Tanah

Dokumen yang terkait

Pelaksanaan Pengadaan Tanah Untuk Pembangunan Jalan Tol Kertosono-Mojokerto (Studi di Kecamatan Tembelang Kabupaten Jombang)

0 6 33

KAJIAN YURIDIS PENGADAAN TANAH UNTUK KEPENTINGAN UMUM (Studi Kasus Pembangunan Jalan Tembus Menuju Jalan Panjaitan, Kelurahan Citrodiwangsan, Kecamatan Lumajang, Kabupaten Lumajang)

0 5 17

KAJIAN YURIDIS PENGADAAN TANAH UNTUK KEPENTINGAN UMUM (Studi Kasus Pembangunan Jalan Tembus Menuju Jalan Panjaitan, Kelurahan Citrodiwangsan, Kecamatan Lumajang, Kabupaten Lumajang)

0 5 17

PELAKSANAAN PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM (Studi Analisis Pada Pembangunan Jalan Tol Trans Jawa Di Kabupaten Brebes)

0 8 257

PROSES PENGADAAN TANAH UNTUK PEMBANGUNAN DAN KEPENTINGAN UMUM DI KOTA SURAKARTA (Studi Kasus Pembangunan Jalan dan Jembatan Mipidan Jebres Surakarta).

0 0 15

PENDAHULUAN Pengadaan Tanah Untuk Pembangunan Kepentingan Umum Setelah Berlakunya Peraturan Presiden Nomor. 65 Tahun 2006 (Studi Kasus Pengadaan Tanah Untuk Jalan Tol Di Wilayah Kabupaten Boyolali ).

0 1 41

DAFTAR PUSTAKA Pengadaan Tanah Untuk Pembangunan Kepentingan Umum Setelah Berlakunya Peraturan Presiden Nomor. 65 Tahun 2006 (Studi Kasus Pengadaan Tanah Untuk Jalan Tol Di Wilayah Kabupaten Boyolali ).

0 0 6

Pengadaan Tanah Untuk Kepentingan Umum (Studi Kasus Jalan Alai-By Pass Kelurahan Ampang, Kecamatan Kuranji, Kota Padang).

0 0 6

PROSES GANTI RUGI DALAM PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN JALAN TOL SERPONG-CINERE DIKAITKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM.

0 1 1

PELAKSANAAN PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM (Studi Analisis Pada Pembangunan Jalan Tol Trans Jawa Di Kabupaten Brebes).

1 2 32