76
7.3 Respon Warga Di Kampung Kalimanggis Terhadap Pengadaan Tanah
Kampung Kalimanggis yang masih banyak terdapat tanah kosong, ternyata memiliki potensi jaringan sosial keluar. Hal itu disebabkan karena tanah
kosong tersebut merupakan tanah investasi dan pemiliknya tinggal di luar wilayah Kalimanggis. Salah satunya pemiliknya adalah Ibu En yang tinggal di Jakarta.
Menurut penuturan RT setempat Ibu En, memiliki adik seorang pengacara yang saat ini menjadi kuasa hukum mereka. Namun, hanya sebagian saja warga yang
mau ikut terus memperjuangkan harga tanahnya, bahkan 50 sertifikat bidang tanah sudah didapatkan oleh pemerintah sisanya hanya bidang tanah besar dan
dimiliki oleh beberapa orang saja. Akan
tetapi, warga
Kalimanggis masih
berjuang untuk
mempertahankan tanah mereka yaitu dengan mempercayakan kepada Ibu En yang sedang mengurus kasus tanah ini melalui jalur hukum. Peneliti agak kesulitan
untuk megetahui sejauh mana langkah yang sedang dilakukan oleh Ibu En karena beliau tidak tinggal di Kampung Kalimanggis. Sedangkan informan yang menjadi
nara sumber tidak mengetahui dengan jelas perihal tuntutan yang mereka ajukan. Namun, tuntutan dari warga Kalimanggis pada intinya adalah kenaikan
harga. Menurut pengakuan dari Bapak Enj warga Kalimanggis sempat beberapa kali mengadakan audiensi dengan walikota dan konferensi pers yang menyatakan
tidak setuju dengan harga yang ditawarkan dan meminta kenaikan harga. Warga Kalimanggis yang masih bertahan adalah warga yang sebelumnya juga terkena
pengadaan tanah pembangunan Tol Cibubur dan tinggal di sana sejak tahun 2003 dan masih memiliki hubungan kekerabatan dengan ketua RT.
PDF Creator - PDF4Free v2.0 http:www.pdf4free.com
77
7.4 Konflik yang Timbul 7.4.1 Bentuk Konflik
Dari hasil kajian di kedua wilayah, diketahui bahwa kedua wilayah memiliki semua tahapan konflik dan telah menjadi sengketa. Pada tahap pra
konflik atau tahap keluhan adalah kondisi yang oleh seseorang atau kelompok dipersepsikan sebagai hal-hal yang tidak adil dan alasan-alasan atau dasar-dasar
dari adanya perasaan itu. Warga HBTB menggambarkannya dengan membentuk posko bagi warga yang terkena pengadaan tanah untuk kepentingan umum
sebagai antisipasi dari sikap pemerintah yang dapat merugikan. Sedangkan, warga Kampung Kalimanggis mengadakan aksi walk out saat dilaksanakannya
musyawarah di Kantor Kecamatan. Kemudian pada tahap konflik yang didefinisikan sebagai suatu
keadaan dimana para pihak menyadari atau mengetahui adanya perasaan tidak puas tersebut. Pihak yang merasa haknya dilanggar mengambil jalan konfrontasi,
melemparkan tuduhan
kepada pihak
yang melanggar
haknya, atau
memberitahukan keluhannya kepada pihak lawan. Tahap konflik telah dimulai ketika warga Komplek HBTB bergabung dalam Forkot dan mulai mengirimkan
petisi dan somasi kepada DPRD maupun Walikota Depok, P2T dan TPT sebagai pengaduan dan juga sebagai teguran.
Sama halnya dengan warga HBTB warga Kampung Kalimanggis juga mengirimkan somasi kepada Walikota Depok beserta P2T dan TPT. Kasus lain
yang terjadi di Kampung Kalimanggis adalah keberadaan antek P2T yaitu warga yang pro kepada pemerintah. Ia dianggap menghianati warga lain karena langsung
menyetujui apa saja yang ditawarkan pemerintah, menurut Bapak Wdy saat warga
PDF Creator - PDF4Free v2.0 http:www.pdf4free.com
78 mengetahui perbuatan tersebut warga Kampung Kalimanggis menjadi marah
sempat terjadi tindak kekerasan kemudian mengusir warga yang dianggap berkhianat dan dituduh sebagai antek P2T.
Bagian akhir dari tahapan konflik yang terjadi di lokasi kajian adalah ketika konflik telah menjadi sengketa yaitu keadaan dimana konflik tersebut
terlalu dinyatakan di muka umum sehingga diketahui oleh umum atau telah melibatkan pihak ketiga, diperlihatkan warga yang terkena pengadaan tanah untuk
kepentingan umum saat mengadakan demonstrasi di Balaikota. Demonstrasi tersebut tidak hanya dimaksudkan untuk menuntut Walikota dan P2T tapi juga
dimaksudkan sebagai publikasi kepada masyarakat luas tentang kasus mereka. Konflik yang terjadi di lokasi kajian telah menjadi konflik yang
mencuat emerging. Pihak-pihak yang berselisih telah teridentifikasi, mereka
mengakui adanya perselisihan, dan kebanyakan permasalahan jelas, tetapi, proses penyelesaian masalahnya sendiri belum berkembang. Hal itu dikarenakan
Walikota Depok dan P2T tidak dapat memutuskan sendiri keputusan penyelesaian masalah. Penyelesaian masalah juga harus melibatkan banyak pihak seperti
Menteri Pekerjaan Umum, Kepala BPN dan tentunya Investor. Konflik yang terjadi di kedua wilayah tersebut muncul ke permukaan
hingga diketahui oleh publik. Konflik yang terbentuk dan mencuat tersebut
berpengaruh signifikan, sehingga sampai habisnya batas watu 120 hari yang ditentukan,
mekanisme penitipan ganti rugi di
pengadilan belum
juga dilaksanakan. Pada wilayah HBTB konflik yang dilancarkan lebih terorganisir
sedangkan, pada wilayah Kalimanggis konflik hanya bersifat sporadis.
PDF Creator - PDF4Free v2.0 http:www.pdf4free.com
79
7.4.2 Konflik yang Timbul
Adanya kesenjangan-kesenjangan yang terjadi dapat menimbulkan konflik di masyarakat. Seperti dalam tahap sosialisasi, dengan dibiarkannya
masyarakat tanpa panduan, maka mereka merasa berada di pihak yang bersebrangan dengan P2T. Potensi konflik telah muncul pada tahap ini. Berlanjut
pada proses inventarisasi, ketika masyarakat merasa diperlakukan dengan tidak adil maka mereka akan membentuk sistem pertahanan untuk meminimalisir
kerugian dan saat itu pengkutuban sudah terjadi. konflik telah berubah menjadi konflik laten. Puncaknya, konflik mencuat karena musyawarah yang dianggap
sebagai jalan yang paling adil dan merupakan solusi dari permasalahan tidak berjalan dengan semestinya. Mereka membutuhkan bantuan dari pihak lain untuk
menyelesaikan masalah sehingga permasalahan harus dipublikasikan.
7.5 Ikhtisar
Faktor yang mempengaruhi cepat lambatnya proses pengadaan tanah antara lain adalah Harga Tanah. Pada Komplek HBTB harga tanah tinggi
sedangkan Kampung Kalimanggis rendah. Harga tanah menjadi masalah utama di kedua wilayah dan membuat proses pengadaan tanah berjalan lambat. Faktor
lainnya yang mempengaruhi adalah Tingkat Kesejahteraan. Pada Komplek HBTB Tingkat
Kesejahteraan tinggi
sedangkan Kampung
Kalimanggis Tingkat
Kesejahteraan rendah, hal ini berpengaruh pada akses informasi dan tidakan hukum. Pada Jaringan Sosial, pada Komplek HBTB Jaringan Sosial Tinggi,
Kampung Kalimanggis juga dapat dikatakan memiliki jaringan Sosial yang tinggi
PDF Creator - PDF4Free v2.0 http:www.pdf4free.com
80 Ikatan Sosial Komplek HBTB kuat, namun kemudian melemah,
sedangkan Kampung Kalimanggis awalnya lemah menjadi kuat karena ada hubungan kekerabatan. Bentuk Konflik di Komplek HBTB telah mencuat juga di
Kampung Kalimanggis sehingga berpengaruh pada proses pengadaan tanah secara keseluruhan.
PDF Creator - PDF4Free v2.0 http:www.pdf4free.com
81
BAB VIII PENUTUP
8.1 Kesimpulan