Kesenjangan dalam Inventarisasi Kesenjangan dalam Musyawarah

62 6506 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaaan Pembangunan untuk Kepentingan umum telah diatur masalah penyuluhan. P2T bersama instansi pemerintah yang membutuhkan tanah mengadakan penyuluhan untuk menjelaskan manfaat, maksud, dan tujuan pembangunan kepada masyarakat serta dalam rangka memperoleh persetujuan dari pemilik. Jika sosialisasi maksud dan tujuan pelaksanaan pengadaan tanah sudah diterima oleh masyarakat, kemudian dapat dimulai langkah proses pengadaan tanah selanjutnya.

6.4.2 Kesenjangan dalam Inventarisasi

Pada tahap inventarisasi yang banyak terlibat adalah Tim Penilai Harga Tanah TPT sedangkan masyarakat cenderung akan bersikap lebih pasif menunggu. Hal ini karena berkaitan dengan penelitian dan inventarisasi atas bidang tanah, bangunan, tanaman dan benda-benda lain yang berkaitan dengan tanah oleh departemen terkait. Saat proses berlangsung, petugas hanya melakukan inventarisasi dan identifikasi bukan langsung bernegosiasi dengan warga. Hal ini untuk memberikan waktu mengumumkan hasil inventarisasi. Kenyataan yang terjadi di lapangan saat berlangsung inventarisasi dengan waktu yang cukup singkat, warga langsung disodori kesepakatan- kesepakatan yang bersifat negosiasi harga. Petugas dinilai tidak mau mendengarkan keluhan warga. Dalam proses ini masyarakat menilai pemerintah bertindak sewenang-wenang karena cara-cara yang digunakan tidak mengena ke masyarakat, bahkan membuat sebagian masyarakat tersinggung. Contohnya saja seperti yang diungkapkan oleh Bapak MHD warga Kalimanggis, PDF Creator - PDF4Free v2.0 http:www.pdf4free.com 63 “Mereka menawar tanah kita seperti sedang beli kacang goreng saja”. 9 Desember 2007 Atau tanggapan yang diberikan oleh Ibu RHM, “Mereka mengunakan cara yang kurang sopan, seakan-akan kita yang membutuhkan tanah kita untuk dijual”. 2 September 2007 Menurut Perpres No. 3605 dan No. 6506 penilaian harga tanah salah satunya di dasari oleh NJOP, akan tetapi kemudian dalam Peraturan Menteri Agraria No. 307 NJOP sendiri dapat dipengaruhi oleh kondisi fisik atau nilai ekonomis dari tanah tersebut. P2T tidak memasukkan perbedaan kondisi fisik wilayah misal rawa atau daerah komersil. Juga belum ada rumusan mengenai kerugian yang bersifat non fisik sebagai akibat pengadaan tanah Perpres No. 3605 pasal 1 ayat 11

6.4.3 Kesenjangan dalam Musyawarah

Musyawarah yang dilakukan antara para pemilik dan instansi pemerintah yang memerlukan tanah untuk menentukan bentuk dan besarnya ganti rugi, belum menunjukkan musyawarah yang ideal. Jika musyawarah diartikan sebagai jalan untuk mendapatkan kesepakatan harga yang berpedoman pada kesepakatan pihak terkait, maka hal itu tidak tercapai. Disebabkan hasil penilaian harga tanah dari Tim Penilai harga Tanah dan tenggat waktu penyelesaian proyek. Pemerintah yang mengatasnamakan swasta sebagai investor memiliki kedudukan sebagai penentu kebijakan. Kondisi demikian meletakkan masyarakat pada posisi subordinat. Musyawarah yang dilakukan di Komplek HBTB tidak memuaskan warga karena warga sangat dibatasi dalam berpendapat dan memberikan PDF Creator - PDF4Free v2.0 http:www.pdf4free.com 64 pandangan. Selain itu, hasil dari musyawarah masih menggantung, karena warga belum setuju dengan harga yang ditawarkan oleh pemerintah. Warga HBTB hanya bertemu 3 kali dengan P2T, 2 kali membahas masalah tanaman dan bangunan, kemudian sekali membahas masalah tanah. Setelah itu, warga HBTB seakan digantung dengan keputusan sepihak sampai menunggu habisnya batas waktu yang diatur dalam Perpres No. 3605 dan No. 6506 yaitu jangka waktu musyawarah 120 hari. Sedangkan untuk warga Kampung Kalimanggis, adanya beberapa warga yang sudah menyetujui harga yang diberikan dianggap mewakili warga yang lain. Adanya pernyataan dari Ketua TPT bahwa pemerintah tidak dapat menaikkan harga lagi, memperlihatkan tidak berjalannya mekanisme musyawarah sebagai jalan untuk mendapatkan kesepakatan ganti rugi. Sebagaimana bunyi pasal 8 Perpres No. 3605, “Pengadaan tanah bagi pelaksanaan pembangunan untuk kepentingan umum dilakukan melalui musyawarah dalam rangka memperoleh kesepakatan mengenai: a. pelaksanaan pembangunan untuk kepentingan umum di lokasi tersebut; b. bentuk dan besarnya ganti rugi.” Musyawarah dikatakan telah berhasil mencapai kesepakatan ketika 75 luas tanah yang dibutuhkan telah diperoleh atau 75 dari jumlah pemilik menyetujui harga tanah, jika jumlah tersebut belum tercapai maka musyawarah dilanjutkan kembali sampai terjadi kesepakatan. Perpres dengan jelas mengatur bahwa ganti rugi disepakati berdasarkan musyawarah Perpres No. 3605 pasal 1 ayat 6. PDF Creator - PDF4Free v2.0 http:www.pdf4free.com 65

6.5 Ikhtisar

Dokumen yang terkait

Pelaksanaan Pengadaan Tanah Untuk Pembangunan Jalan Tol Kertosono-Mojokerto (Studi di Kecamatan Tembelang Kabupaten Jombang)

0 6 33

KAJIAN YURIDIS PENGADAAN TANAH UNTUK KEPENTINGAN UMUM (Studi Kasus Pembangunan Jalan Tembus Menuju Jalan Panjaitan, Kelurahan Citrodiwangsan, Kecamatan Lumajang, Kabupaten Lumajang)

0 5 17

KAJIAN YURIDIS PENGADAAN TANAH UNTUK KEPENTINGAN UMUM (Studi Kasus Pembangunan Jalan Tembus Menuju Jalan Panjaitan, Kelurahan Citrodiwangsan, Kecamatan Lumajang, Kabupaten Lumajang)

0 5 17

PELAKSANAAN PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM (Studi Analisis Pada Pembangunan Jalan Tol Trans Jawa Di Kabupaten Brebes)

0 8 257

PROSES PENGADAAN TANAH UNTUK PEMBANGUNAN DAN KEPENTINGAN UMUM DI KOTA SURAKARTA (Studi Kasus Pembangunan Jalan dan Jembatan Mipidan Jebres Surakarta).

0 0 15

PENDAHULUAN Pengadaan Tanah Untuk Pembangunan Kepentingan Umum Setelah Berlakunya Peraturan Presiden Nomor. 65 Tahun 2006 (Studi Kasus Pengadaan Tanah Untuk Jalan Tol Di Wilayah Kabupaten Boyolali ).

0 1 41

DAFTAR PUSTAKA Pengadaan Tanah Untuk Pembangunan Kepentingan Umum Setelah Berlakunya Peraturan Presiden Nomor. 65 Tahun 2006 (Studi Kasus Pengadaan Tanah Untuk Jalan Tol Di Wilayah Kabupaten Boyolali ).

0 0 6

Pengadaan Tanah Untuk Kepentingan Umum (Studi Kasus Jalan Alai-By Pass Kelurahan Ampang, Kecamatan Kuranji, Kota Padang).

0 0 6

PROSES GANTI RUGI DALAM PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN JALAN TOL SERPONG-CINERE DIKAITKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM.

0 1 1

PELAKSANAAN PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM (Studi Analisis Pada Pembangunan Jalan Tol Trans Jawa Di Kabupaten Brebes).

1 2 32