28 pertimbangan pokok namun, lebih menekankan pada kecukupan dan kedalaman
informasi. Melalui metode studi kasus yang bersifat instrinsik, penelitian ini
bermaksud memberikan penjelasan pemaparan peristiwa sosial yang sedang terjadi. Strategi studi kasus yang dipilih juga adalah studi kasus instrumental,
yaitu studi kasus yang dilakukan karena peneliti ingin mengkaji suatu kasus untuk memperoleh wawasan dan sebagai instrumen pendukung bagi peneliti dalam
memahami proses pengadaan tanah untuk kepentingan umum. Hal ini dikarenakan perpres yang digunakan dalam proyek ini adalah perpres baru dan masih
mengundang pro kontra di masyarakat, sehubungan dengan adanya penitipan ganti rugi di pengadilan.
Peneliti berusaha melihat proses pengadaan tanah dan juga berusaha menggambarkan tahapan dari proses pengadaan tanah yang terjadi. Pada
pembangunan jalan tol ini juga akan dilihat reaksi yang timbul dari berbagai kalangan masyarakat yang terkena pengadaan tanah tersebut. Hasil penggalian
informasi tersebut akan memberikan pemahaman yang rinci tentang bagaimana tahapan tersebut terjadi dan apa saja reaksi dari masyarakat sehubungan dengan
pencabutan hak dalam pengadaan tanah tersebut.
3.3 Subyek Penelitian
Subyek tineliti dalam penelitian ini adalah informan. Informan merupakan pihak yang akan memberikan informasi tentang pihak lain dan
lingkungannya. Dalam penelitian ini subyek tineliti adalah pihak Pemerintah dan masyarakat. Informan diperoleh dengan teknik snowballing karena berasal dari
PDF Creator - PDF4Free v2.0 http:www.pdf4free.com
29 informan sebelumnya. Seperti informasi tentang wilayah penelitian, Informan
pertama adalah staf Tata Kota Pemerintah Kota Depok yang kemudian memberikan informasi tentang anggota tim P2T tingkat kelurahan. Dari informan
tersebut diperoleh informasi yang lebih rinci tentang keadaan wilayah penelitian, juga Ketua RT di Komplek Harapan Baru Taman Bunga HBTB.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Peneliti menggunakan
beberapa metode
dalam mengumpulkan
informasi dan data. Metode pengumpulan data yang digambarkan sebagai metode triangulasi, yaitu metode pengumpulan data kualitatif berupa wawancara
mendalam, pengamatan berperan serta, dan penelusuran dokumen. Data yang ingin diperoleh adalah data primer dan data sekunder yang nantinya berguna
untuk menjawab pertanyaan penelitian. Data primer diperoleh dari subyek tineliti melalui proses wawancara
mendalam, pengamatan berperan serta dan diskusi kelompok terarah FGD. Data sekunder diperoleh dari dokumen-dokumen yang terkait dengan proses pengadaan
tanah yang dilakukan oleh Panitia Pengadaan Tanah P2T yang telah dibentuk oleh Pemda Depok. Langkah awal dari penelitian melakukan penelusuran
dokumen dan pustaka yang relevan dengan kajian penelitian. Kedua, wawancara mendalam dan FGD dengan masyarakat yang terkena pengadaan tanah. Ketiga,
pengamatan sepanjang penelitian.
PDF Creator - PDF4Free v2.0 http:www.pdf4free.com
30
3.4.1 Wawancara Mendalam
Wawancara mendalam merupakan sebuah teknik pengambilan data dengan cara melakukan percakapan dua arah yang menerapkan prinsip kesetaraan
dalam sebuah suasana yang akrab dan informal. Wawancara mendalam dilakukan dengan temu muka secara berulang antara peneliti dengan tineliti baik informan
maupun responden, dalam rangka memahami pandangan, pengalamannya, ataupun situasi sosial yang dihadapinya dalam kaitannya dengan kajian penelitian.
Berikut tabel informan dan Informasi yang dibutuhkan : Tabel 1 Informan dan Informasi yang Dibutuhkan.
No. Jenis
Informasi Informan
Spesifikasi Informan 1.
Profil dan data wilayah HBTB
dan Kampung Kalimanggis
Aparat Pemerintah
• Bagian Pemerintahan Kelurahan Harjamukti Ibu Ft
• Ketua RT di HBTB Bapak Drm
• Tokoh masyarakat HBTB Bapak Al
• Ketua RT di Kampung Kalimanggis Bapak Enj
2. Proses
Pengadaan Tanah
yang dilakukan P2T
Tim P2T •
Tim P2T Tingkat Kota Bapak Rhm •
Tingkat Kecamatan Bapak Aj •
Tingkat Kelurahan Ibu Ft •
Ketua Forkot Bapak Mnh •
Sekretaris Forkot Bapak Zww •
Warga Kalimanggis Bapak Mhd, Bapak Wdy, Ibu Bn 3.
Respon Masyarakat
Aparat Pemerintah
dan warga •
Bagian Pemerintahan Kelurahan Harjamukti Ibu Ft •
Ketua RT di HBTB Bapak Drm •
Ketua RT di Kampung Kalimanggis Bapak Es •
Warga HBTB Bapak Al •
Warga Kalimanggis Bapak Mhd. •
Ketua Forkot Bapak Mnh •
Sekretaris Forkot Bapak Zww •
Warga Kalimanggis Bapak Wdy, Ibu Bn Sumber : Catatan Peneliti
Peneliti juga melakukan pengamatan antara lain mengenai profil wilayah pengamatan kondisi fisik wilayah penelitian.
PDF Creator - PDF4Free v2.0 http:www.pdf4free.com
31
3.4.2 Penelusuran Dokumen
Dokumen ataupun literatur yang digunakan meliputi semua dokumen yang berkaitan langsung dengan pengadaan tanah dalam kasus pembangunan Tol
Cijago yang berhubungan dengan Kelurahan Harjamukti. Data Monografi Kelurahan Harjamukti juga berita perkembangan kasus tersebut di berbagai media
massa yaitu situs internet Walhi, Departemen Pekerjaan Umum, Kompas Cyber Media, Media Indonesia Online, Tempo Online, Republika Online, Monitor
Depok Online dan Surat kabar harian Kompas dan Tempo terlampir.
3.5 Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Analisis data kualitatif merupakan upaya yang berlanjut, berulang, dan terus-menerus
sehingga dalam
waktu yang
bersamaan dengan
proses pengumpulan data di lapangan, penulis juga menganalisis data tersebut. Penelitian
bergerak diantara empat sumbu yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan atau verifikasi kesimpulan Miles dan Haberman sebagaimana
dikutip Sitorus,
2000. Reduksi
data bertujuan
untuk menajamkan,
menggolongkan, mengarahkan,
membuang yang
tidak perlu,
dan mengorganisasikan data sehingga kesimpulan akhir dapat diperoleh.
Data tersebut kemudian digolongkan berdasarkan aspek-aspek tertentu dan disajikan dalam bentuk bab-bab dan teks naratif yang berisi kutipan-kutipan
langsung maupun tidak langsung. Membandingkan kedua wilayah menurut bentuk konflik yang ditimbulkan sebagai akibat proses pengadaan tanah untuk
kepentingan umum dan faktor-faktor yang diduga mempengaruhinya.
PDF Creator - PDF4Free v2.0 http:www.pdf4free.com
32
BAB IV PROFIL LOKASI KAJIAN
4.1 Profil Kelurahan Harjamukti
Pengadaan Tanah bagi Kepentingan Umum di wilayah Kota Depok dengan luas wilayah 135 hektar membutuhkan sekitar 3 tahun pada proses
pembebasannya. Proses pembebasan ini telah dimulai sejak akhir tahun 2006. Secara resmi, proses ini ditandai dengan dibentuknya Panitia Pengadaan Tanah
P2T Kota Depok pada Bulan Juli. Saat itu, P2T masih diketuai oleh Walikota Depok Nurmahmudi Ismail yang kemudian digantikan oleh Sekretaris Daerah
Winwin Winantika sesuai dengan Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 3 tahun 2007. Pembebasan tanah tersebut diperuntukan bagi proyek
pembangunan jalan tol Cijago Cinere-Jagorawi. Jalan tol ini rencananya akan menghubungkan Cinere, Depok, dan jalan tol Jakarta-Bogor-Ciawi yang
diperkirakan menelan biaya sekitar Rp. 2 triliyun. Proyek ini akan dikelola oleh PT. Translingkar Kita dengan konsesi selama 35 tahun. Pembebasan tanah yang
berlangsung secara bertahap di wilayah Depok dimulai dari Kecamatan Cimanggis, terdiri dari
6
: •
Kelurahan Cisalak Pasar •
Kelurahan Curug •
Kelurahan Sukatani •
Kelurahan Harjamukti
6
Koran Tempo. 11 September 2006
PDF Creator - PDF4Free v2.0 http:www.pdf4free.com
33
Sumber: Kompas, 11 September 2006
Gambar 3 Peta Rencana Pembangunan Jalan Tol Cijago dan Tosari Di Wilayah
Kotamadya Depok
7
Sedangkan, perumahan yang terkena pengadaan tanah di Kecamatan Cimanggis adalah Komplek Pertamina dan Komplek Harapan Baru Taman Bunga.
Sesi I dimulai dari Kecamatan Cimanggis dengan Harjamukti sebagai kelurahan yang paling banyak terkena pembebasan tanah. Letak Kelurahan
Harjamukti ada di antara jalur pipa gas alam milik Pertamina. Terdapat 8 RW yang masuk dalam daftar pembebasan tanah yaitu, RW 01040507081011.
Luas wilayah kelurahan 495,80 H dengan batas wilayah : a. Utara
: Cibubur b. Selatan
: Sukatani c. Barat
: Curug d. Timur
: Kabupaten Bekasi
Tabel 2 Penggunaan Tanah di Kelurahan Harjamukti
7
Kompas. 11 September 2006
PDF Creator - PDF4Free v2.0 http:www.pdf4free.com
34
Jenis Penggunan Tanah Luas
1.
Sertifikat hak milik 250 buah
2.
HGU -
3.
Hak pakai -
4.
Tanah kosong 250 Ha
5.
Sawah ladang 78,80 Ha
6.
Bangunan umum 13 Ha
7.
Empang 5 Ha
8.
Perumahan 301 Ha
9.
Jalur hijau 13 Ha
10.
Perkuburan 6 Ha
11.
Lain-lain 33 Ha
Sumber: Data Monografi Kelurahan Harjamukti
Tabel 3 Profesi masyarakat Kelurahan Harjamukti
Jenis Profesi Jumlah
1.
PNS dan ABRI 570 orang
2.
Swasta 1.047 orang
3.
Wiraswasta 786 orang
4.
Pensiun 786 orang
5.
Buruh tani 124 orang
6.
Pensiun 239 orang
7.
Jasa 1.519 orang
Sumber: Data Monografi Kelurahan Harjamukti
Dari data monografi di atas dapat dilihat bahwa tanah yang sudah memiliki sertifikat hak milik sebanyak 250 buah dan sebagian besar tanah
digunakan bagi perumahan. Namun, masih banyak wilayahnya yang merupakan tanah kosong. Tanah yang berasal dari hasil pewarisan turun temurun disebut juga
tanah adat oleh pemerintah setempat. Komposisi masyarakatnya adalah mayoritas di bidang jasa sebanyak 1.519 orang dan pegawai swasta sebanyak 1.047 orang
dibanding PNS dan ABRI yang berjumlah 570 orang dan buruh tani 124 orang. Sehingga diperkirakan kebutuhan tanah terbesar digunakan sebagai tempat
tinggal.
PDF Creator - PDF4Free v2.0 http:www.pdf4free.com
35
Gambar 4 Peta Rencana Pembangunan Jalan Tol Cinere-Jagorawi Di Dua
Lokasi Kajian
8
4.1.1 Komplek Perumahan Harapan Baru Taman Bunga
Lokasi pertama penelitian adalah Perumahan Harapan Baru Taman Bunga HBTB yang terletak dekat dengan stasiun gas alam milik Pertamina.
Sebagian wilayahnya yaitu RW 10 dan 11 telah ditetapkan sebagai wilayah yang akan dilewati pembangunan jalan tol Cinere-Jagorawi. Perumahan ini telah ada
sejak tahun 1989 dengan siteplan yang menjanjikan bebas dari perencanaan untuk kepentingan umum pemerintah setempat. Rata-rata penghuni perumahan tersebut
adalah pendatang yang bekerja di wilayah Jakarta dan sekitarnya dengan etnis yang heterogen. Dari segi Pendidikan, mayoritas berpendidikan tinggi dan seluruh
anak-anak di sana bersekolah. Mereka terdiri dari kalangan profesional yang kebanyakan bekerja di sektor swasta.
8
Koran Tempo. 29 September 2006
PDF Creator - PDF4Free v2.0 http:www.pdf4free.com
36 Akses perumahan ke jalan utama yaitu jalur Jalan Raya Bogor cukup
terjangkau, akan tetapi jalan aspal yang menuju lokasi kajian sudah tidak memadai. Kondisi jalan terdapat banyak lubang yang mengganggu perjalanan,
padahal di wilayah tersebut terdapat banyak perumahan serta padat penduduk. Jalan menuju lokasi kajian searah dengan jalur pipa gas Pertamina. Komplek
HBTB termasuk wilayah komplek yang cukup padat. Jalan teratur dengan rapi. Rumah-rumahnya sebagian besar terlihat memadai dan
memiliki kendaraan pribadi baik berupa motor atau pun mobil. Di daerah tersebut juga terdapat
angkutan kota dan ojek sebagai trasportasi menuju ke sana. Ada 10 jalan dengan tiap jalan terdiri dari 1 sampai 2 RW, satu RW kurang lebih dihuni oleh 30 Kepala
Keluarga.
Sumber: Dokumentasi Pribadi
Gambar 5 Suasana Di Komplek HBTB
Terdapat masjid di tengah-tengah komplek yang bernama Baitul Hikmah. Bangunan masjid besebelahan dengan bangunan Taman Kanak-kanak
yang dikelola oleh DKM Masjid Baitul Hikmah.
PDF Creator - PDF4Free v2.0 http:www.pdf4free.com
37
Sumber: Dokumentasi Pribadi
Gambar 6 Salah Satu Fasilitas Kelembagaan Di Komplek HBTB
Di depan komplek terdapat sebuah lembaga bimbingan belajar dan juga sarana seperti jasa binatu dan minimarket. Komplek perumahan bersebelahan dengan
komplek Departemen Penerangan, kedua komplek ini lebih dikenal sebagai komplek Deppen.
Menurut warga HBTB, yang menguatkan daya tawar mereka untuk harga bangunan dan tanah adalah dari segi fisik yakni luas bangunan, kualitas
bangunan, luas tanah, akses jalan dan transportasi mudah, dekat dengan tempat ibadah, dekat dengan TKTPA, dekat dengan pasar, ada taman, infrastruktur
tertata baik, sudah terencana sebagai tempat tinggal, berasal dari tanah darat, ada fasilitas pemakaman dan ada sumber air bersih. Sedangkan dari segi non fisik atau
yang lebih bersifat immateril menurut warga adalah lingkungan yang asri dan nyaman, tidak ada kasus narkoba, belum pernah banjir, udara yang sejuk, serta
memiliki sejarah bagi warga dan tidak sumpek. Hubungan antar personal warga cukup dekat. Mereka sering
mengadakan kegiatan bersama seperti pada hari besar perayaaan dan acara jalan- jalan RT. Sebagian warga juga cukup aktif menghadiri sholat berjama’ah di
mesjid.
PDF Creator - PDF4Free v2.0 http:www.pdf4free.com
38
Sumber: Dokumentasi Pribadi
Gambar 7 Spanduk yang dipasang di depan salah satu jalan di Komplek HBTB
4.1.2 Kampung Kalimanggis
Kampung Kalimanggis berjarak sekitar 300 m atau sekitar 20 menit jika berjalan kaki dari komplek HBTB. Letaknya tak jauh dari stasiun gas alam
Pertamina. Dari segi fisik kondisi jalan masih cukup sulit dilalui karena jalanan masih sedikit yang diaspal. Untuk menuju ke sana lebih mudah dengan
menggunakan sepeda motor, karena jalan masuk ke dalam cukup jauh.
Sumber: Dokumentasi Pribadi
Gambar 8 Kondisi jalan masuk ke kampung Kalimanggis
Jarak antara satu rumah dengan rumah yang lain berjauhan. Disana masih banyak terlihat tanah kosong. Letak Kampung Kalimanggis bersebelahan dengan
Komplek HBTB dan Tol Cibubur. Wilayah yang menjadi tempat kajian kedua adalah RT 02Rw 04. Akses jalan dari jalan utama yaitu jalur Jalan Raya Bogor ke
lokasi terjangkau, terdapat angkutan kota dan ojek sebagai trasportasi. Jalan yang
PDF Creator - PDF4Free v2.0 http:www.pdf4free.com
39 dibuat sebagai penghubung antara rumah yang satu dan rumah yang lain belum
permanen. Tingkat pendidikan bervariasi namun mayoritas sampai tingkat SLTP dan SLTA. Terdapat Sekolah Dasar Negeri yang letaknya tak jauh dari wilayah
Kampung. Tata letak rumah tidak teratur, ada yang berkelompok dengan jarak rumah berjauhan dengan kelompok rumah yang lain. Atap rumah dari genteng
dengan kondisi lingkungan yang masih asri dan banyak terdapat tanaman dan pepohonan. Kondisi rumah permanen dan semi permanen, dengan tanah yang
berbukit. Ketika sore hari warga terlihat sering berada di beranda rumah sambil bersantai dengan keluarga.
Sumber: Dokumentasi Pribadi
Gambar 9 Kondisi rumah-rumah di Kampung Kalimanggis
Warga Kalimanggis kebanyakan adalah warga asli, yang sudah turun temurun tinggal di sana. Ada pula yang merupakan pindahan dari seberang Tol Cibubur
yang terpaksa pindah karena pengadaan tanah Jalan Tol Cibubur. Tanah kosong yang ada di Kampung Kalimanggis adalah tanah investasi milik warga Jakarta,
terdapat pula gudang buku milik perusahaan percetakan buku Yudhistira.
PDF Creator - PDF4Free v2.0 http:www.pdf4free.com
40
BAB V PROSEDUR PENGADAAN TANAH UNTUK
PEMBANGUNAN JALAN TOL CINERE-JAGORAWI
5.1 Prosedur Pengadaan Tanah Untuk Kepentingan Umum
Terjadinya pengadaan tanah untuk kepentingan umum tidak dapat dihindari oleh pemerintah dan masyarakat. Dalam pelaksanaannya terdapat
langkah-langkah yang harus ditempuh oleh pemerintah. Dalam kasus pengadaan tanah untuk kepentingan umum pada proyek pembangunan Tol Cinere-Jagorawi,
perencanaan yang dipakai adalah perencanaan yang berasal dari pemerintah pusat. Menurut Abe 2001 jika model perencanaan ditentukan langsung dari pusat,
maka pemerintah daerah hanya sebagai pelaksana atau pelengkap rencana yang telah ada. Pada kasus ini, pemerintah pusat melalui Perpres No. 36 Tahun 2005
dan No.65
Tahun 2006
tentang Pengadaan
Tanah Bagi
Pelaksanaaan Pembangunan untuk Kepentingan umum yang dikeluarkan oleh presiden sebagai
pemegang kekuasaan Pemerintah Negara Republik Indonesia. Langkah konkrit yang harus ditempuh sebuah instansi pemerintah untuk mendapatkan tanah diatur
dalam Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Agraria No. 3 Tahun 2007 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Presiden No. 3605 dan No. 6506.
Untuk memperoleh tanah bagi pelaksanaan kepentingan umum instansi pemerintah harus menyusun proposal rencana pembangunan paling lambat 1
tahun sebelum pelaksanaan dengan menguraikan maksud dan tujuan, letak lokasi pembangunan, luasan daerah yang diperlukan, sumber pendanaan juga analisis
kelayakan lingkungan,
perencanaan pembangunan,
termasuk dampak
PDF Creator - PDF4Free v2.0 http:www.pdf4free.com
41 pembangunan berikut upaya pencegahan dan pengendaliannya. Kemudian
diadakan pengajuan permohonan penetapan lokasi kepada Kepala Daerah. Kepala Daerah akan mengkaji kesesuaian rencana pembangunan dari
aspek tata ruang, penatagunaan tanah, sosial ekonomi dan lingkungan juga penguasaan, pemilikan dan penggunaan tanah. Pelaksana pengkajian adalah
instansi terkait dan kantor pertanahan tingkat kabupaten atau kota. Berdasarkan rekomendasi hasil kajian maka Kepala Daerah menerbitkan keputusan penetapan
lokasi yang kemudian disampaikan pada instansi terkait dan kantor pertanahan tingkat kabupaten atau kota dengan syarat sesuai dengan rencana tata ruang
wilayah yang telah ada. Keputusan tersebut juga berlaku sebagai izin perolehan tanah.
Keputusan penetapan lokasi tersebut diberikan dalam jangka waktu 1 tahun untuk tanah yang luasnya di bawah 25 hektar. Kemudian, 2 tahun untuk tanah yang
luasnya antara 25 sampai 50 hektar dan 3 tahun untuk tanah yanga luasnya di atas 50 hektar. Setelah keputusan diterima instansi tersebut dalam waktu 14 hari wajib
mempublikasikan rencana pengadaan tanah kepada masyarakat dengan cara langsung atau tidak langsung menggunakan media cetak, elektronik dan lainnya.
Kemudian untuk selanjutnya segala kepentingan untuk memperoleh tanah di wilayah tersebut harus memiliki izin tertulis dari Kepala Daerah, kecuali yang
berasal dari pewarisan dan keputusan hakim yang memiliki keputusan hukum atau perintah dari Undang-undang. Dibawah ini adalah Prosedur pengadaan tanah
untuk kepentingan umum.
PDF Creator - PDF4Free v2.0 http:www.pdf4free.com
42
Gambar 10 Prosedur Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum
5.1.1 Pembentukkan Panitia Pengadaan Tanah P2T
Pelaksanakan pengadaan tanah membutuhkan kepanitiaan untuk mengurus pengadaan tanah, setelah penentuan lokasi. Pada Kepres No. 3605 dan
No. 6506 diatur mengenai Susunan Panitia Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum dengan Kepala Daerah sebagai ketua. Akan tetapi, pada Peraturan Kepala
Badan Pertanahan Nasional No. 3 tahun 2007 hal ini mengalami perubahan, yaitu mengatur Sekretaris Daerah sebagai ketua. Pada peraturan tersebut juga diatur
mengenai tugas-tugas Panitia Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum. Secara garis besar inti dari proses pengadaan tanah ada pada tugas-tugas Panitia
Pengadaan Tanah P2T. Kedudukan P2T adalah pemerintahan daerah yang menjadi
penghubung antara
masyarakat dan
pemerintah pusat.
Dengan
Instansi yang membutuhkan
Instansi terkait dan BPN
Tim Penilai harga tanah
Panitia Pengadaan tanah
Terbit keputusan izin penetapan
lokasi Kepala Daerah
Proses pengadaan tanah
PDF Creator - PDF4Free v2.0 http:www.pdf4free.com
43 menguraikan tugas-tugas P2T maka, akan dapat dilihat proses yang terjadi secara
keseluruhan pada pengadaan tanah yang terjadi.
5.1.2 Sosialisasi
Memberikan penjelasan dan penyuluhan kepada masyarakat adalah tahapan pertama
yang harus dilakukan
oleh P2T. Hal tersebut untuk
mensosialisasikan kepada masyarakat yang terkena pengadaan tanah. Setelah adanya penetapan lokasi, instansi pemerintah yang memerlukan tanah wajib
segera melaksanakan sosialisasi tentang rencana tersebut dalam waktu paling lambat 14 hari baik secara langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan
media cetak atau media elektronika. P2T bersama instansi pemerintah yang membutuhkan tanah, mengadakan penyuluhan untuk menjelaskan manfaat,
maksud, dan tujuan pembangunan kepada masyarakat serta dalam rangka memperoleh persetujuan dari pemilik. Tahapan selanjutnya dapat dilakukan, jika
sosialisasi maksud dan tujuan pelaksanaan pengadaan tanah sudah diterima oleh masyarakat.
5.1.3 Inventarisasi
Panitia pengadaan tanah mengadakan penelitian dan inventarisasi atas bidang tanah, bangunan, tanaman dan benda-benda lain yang berkaitan dengan
tanah, yang haknya akan diserahkan atau dilepaskan. Identifikasi dan Inventarisasi meliputi kegiatan penunjukkan batas wilayah pengukuran bidang tanah danatau
bangunan, pemetaan bidang tanah danatau bangunan dan keliling batas bidang
PDF Creator - PDF4Free v2.0 http:www.pdf4free.com
44 tanah, penetapan batas-batas bidang tanah danatau bangunan, pendataan
penggunaan dan pemanfaatan tanah. Panitia pengadaan tanah juga mengadakan penelitian mengenai status
hukum bidang tanah yang haknya akan dilepaskan atau diserahkan dan dokumen yang mendukungnya. Tahapan ini meliputi kegiatan pendataan status tanah
danatau bangunan, pendataan penguasaan dan pemilikan tanah danatau bangunan danatau tanaman, pendataan bukti-bukti penguasaan dan pemilikan
tanah danatau bangunan danatau tanaman. Setelah
mendapatkan hasil
inventarisasi, panitia pengadaan tanah mengumumkan hasil penelitian dan inventarisasi. Peta bidang tanah yang telah dihasilkan diumumkan di kantor
DesaKelurahan dan di Kantor Pertanahan juga melalui website selama 7 hari danatau melalui media massa minimal 2 kali penerbitan. Hal tersebut dilakukan
guna memberi kesempatan bagi pihak yang berkepentingan untuk mengajukan keberatan.
Tugas lain dari panitia pengadaan tanah adalah menerima hasil penilaian harga dari lembaga penilai harga atau pejabat terkait. Pada tahap ini P2T
menunjuk Tim Penilai Harga Tanah TPT dan telah ditetapkan oleh Kepala Daerah. Lembaga penilai harga tersebut telah mendapat lisensi dari Badan
Pertanahan Nasional Republik Indonesia. Keanggotaan Tim Penilai Harga Tanah adalah instansi yang membidangi bangunan dan tanah, instansi pemerintah pusat
yang membidangi Pertanahan Nasional, instansi Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan, orang yang berpengalaman dalam penilaian harga tanah dan akademisi
yang mampu menilai harga tanah, bangunan, tanaman dan benda-benda lain yang berkaitan dengan tanah. Keanggotaan Tim Penilai Harga Tanah dapat melibatkan
PDF Creator - PDF4Free v2.0 http:www.pdf4free.com
45 Lembaga Swadaya Masyarakat. Tim Penilai harga Tanah melakukan penilaian
harga tanah
berdasarkan Nilai
Jual Objek
Pajak NJOP
dengan mempertimbangkan lokasi dan letak tanah, status tanah, peruntukkan tanah,
kesesuaian penggunaan tanah dengan rencana tata ruang wilayah, sarana dan prasarana yang tersedia dan faktor lain yang mempengaruhi harga tanah.
5.1.4 Musyawarah
Harga tanah dan lainnya, yang didapatkan dari penilaian P2T sifatnya masih sepihak, oleh karena itu P2T mengadakan musyawarah dengan para
pemilik dan instansi pemerintah yang memerlukan tanah. Hal itu untuk menentukan bentuk dan besarnya ganti rugi. Musyawarah adalah jalan untuk
mendapatkan kesepakatan harga yang berpedoman pada kesepakatan kedua belah pihak terkait, terhadap hasil penilaian harga tanah dari Tim Penilai harga Tanah
dan tenggat waktu penyelesaian proyek. Musyawarah dilakukan secara bersama- sama antara instansi pemerintah yang membutuhkan tanah dengan para pemilik
tanah yang sudah terdaftar dan dipimpin oleh ketua P2T. Musyawarah dikatakan telah berhasil mencapai kesepakatan ketika
75 luas tanah yang dibutuhkan telah diperoleh atau 75 dari jumlah pemilik menyetujui harga tanah, jika jumlah tersebut belum tercapai maka musyawarah
dilanjutkan kembali sampai terjadi kesepakatan. Ketika kesepakatan telah dicapai, P2T menetapkan besarnya ganti rugi atas tanah yang haknya dilepaskan atau
diserahkan, serta menyaksikan pelaksanaan penyerahan ganti rugi kepada para pemilik. Tugas akhir P2T adalah membuat berita acara pelepasan atau penyerahan
hak, mengadministrasikan dan mendokumentasikan semua berkas pengadaan
PDF Creator - PDF4Free v2.0 http:www.pdf4free.com
46 tanah dan menyerahkan kepada instansi pemerintah yang memerlukan tanah dan
kantor Pertanahan.
Setelah itu,
menyampaikan permasalahan
disertai pertimbangan penyelesaian pengadaan tanah kepada Kepala Daerah apabila
musyawarah tidak tercapai kesepakatan untuk mengambil keputusan. Musyawarah untuk menetapkan besarnya ganti rugi dilakukan dalam
jangka waktu paling lama 120 hari, terhitung sejak tanggal undangan musyawarah pertama. Apabila dalam waktu yang telah ditentukan pemilik masih menolak
harga yang ditawarkan, maka P2T tetap membuat berita acara penyerahan ganti rugi. P2T memerintahkan instansi yang membutuhkan tanah untuk menitipkan
ganti rugi pada pengadilan negeri di wilayah hukum tersebut. Akan tetapi, pemilik dapat mengajukan keberatan kepada keputusan penetapan ganti rugi kepada
Kepala Daerah atau Menteri Dalam Negeri. Jika pengadaan tanah berada pada dua provinsi atau lebih dengan mengajukan sebab-sebab alasan keberatannya dalam
waktu paling lama 14 hari kemudian. Kepala Daerah atau Menteri Dalam Negeri memberi keputusan penyelesaian dalam waktu 30 hari. Keputusan terakhir dari
Kepala Daerah atau Menteri Dalam Negeri adalah keputusan yang berlaku sebagai dasar pembayaran ganti rugi bagi pemilik yang mengajukan keberatan.
Apabila upaya penyelesaian yang ditempuh Kepala Daerah atau Menteri Dalam Negeri tetap tidak dapat diterima oleh pemilik dan lokasi
pembangunan yang bersangkutan tidak dapat dipindahkan, maka Kepala Daerah mengajukan usul penyelesaian dengan cara pencabutan hak atas tanah
berdasarkan Undang-undang Nomor 20 Tahun 1961 tentang Pencabutan Hak-hak atas Tanah dan Benda-benda yang ada di atasnya.
PDF Creator - PDF4Free v2.0 http:www.pdf4free.com
47
5.2 Prosedur Pencabutan Hak atas Tanah
Dengan adanya pengajuan penggunaan Undang-undang Nomor 20 Tahun 1961 tentang Pencabutan Hak-hak atas Tanah dan Benda-benda yang ada
di atasnya, maka pemerintah harus menempuh prosedur baru yaitu prosedur pencabutan hak atas tanah. Pengadaan Tanah Untuk kepentingan umum, termasuk
kepentingan Bangsa dan Negara serta kepentingan bersama dari rakyat, dan kepentingan pembangunan, maka Presiden dalam keadaan yang memaksa setelah
mendengar Menteri Agraria, Menteri Kehakiman dan Menteri yang bersangkutan dapat mencabut hak-hak atas tanah dan benda-benda yang ada diatasnya.
Permintaan untuk melakukan pencabutan hak atas tanah tersebut diajukan oleh Menteri yang bersangkutan kepada Presiden dengan perantaraan Menteri Agraria
melalui Kepala Inspeksi Agraria. Permintaan disertai dengan rencana peruntukan dan alasan-alasannya,
bahwa untuk kepentingan umum harus dilakukan pencabutan hak tersebut. Menteri yang bersangkutan juga memberikan keterangan tentang nama yang
berhak jika mungkin serta letak, luas dan macam hak dari tanah yang akan dicabut haknya serta benda-benda yang bersangkutan. Selain itu juga, keterangan
mengenai rencana penampungan bagi orang-orang yang haknya akan dicabut dan juga
orang-orang yang
menggarap tanah atau
menempati rumah yang
bersangkutan. Setelah menerima permintaan yang dimaksud maka Kepala Inspeksi Agraria segera meminta kepada para Kepala Daerah yang bersangkutan
untuk memberi pertimbangan mengenai permintaan pencabutan hak tersebut, khususnya untuk kepentingan penampungan masyarakat yang terkena pencabutan
hak. Kepala inspeksi agraria meminta kepada Panitia Penaksir harga dalam hal ini
PDF Creator - PDF4Free v2.0 http:www.pdf4free.com
48 P2T untuk melakukan penaksiran tentang ganti kerugian mengenai tanah danatau
benda-benda yang haknya akan dicabut. Pada waktu selambat-lambatnya tiga bulan sejak diterimanya permintaan Kepala Inspeksi Agraria, para Kepala Daerah
harus sudah menyampaikan pertimbangannya. Panitia Penaksir P2T harus sudah menyampaikan taksiran ganti-kerugian yang dimaksudkan itu kepada Kepala
Inspeksi Agraria. Setelah Kepala Inspeksi Agraria menerima pertimbangan para Kepala
Daerah dan taksiran ganti-kerugian maka ia segera menyampaikan permintaan untuk melakukan pencabutan hak kepada Menteri Agraria, dengan disertai
pertimbangannya. Jika di dalam waktu tersebut pertimbangan dan taksiran ganti- kerugian itu belum diterima oleh Kepala Inspeksi Agraria, maka permintaan untuk
melakukan pencabutan hak tersebut diajukan kepada Menteri Agraria, dengan tidak menunggu pertimbangan Kepala Daerah dan taksiran ganti-kerugian Panitia
Penaksir P2T dan Kepala Inspeksi Agraria di dalam pertimbangannya mencantumkan pula keterangan tentang taksiran ganti-kerugian.
Menteri Agraria disertai pertimbangannya dan pertimbangan Menteri Kehakiman serta pertimbangan Menteri yang bersangkutan, segera mengajukan
pencabutan hak atas tanah kepada Presiden untuk mendapat keputusan. Pencabutan hak atas tanah baru dapat dilakukan setelah ada surat keputusan
pencabutan hak dari Presiden yang jumlahnya ditetapkan dalam surat keputusan tersebut serta diselenggarakannya penampungan bagi masyarakat yang terkena
pencabutan hak atas tanah. Pada keadaan sangat mendesak yang memerlukan pengadaan tanah
dengan segera, atas permintaan yang berkepentingan Kepala Inspeksi Agraria
PDF Creator - PDF4Free v2.0 http:www.pdf4free.com
49 menyampaikan permintaan untuk melakukan pencabutan hak kepada Menteri
Agraria, tanpa disertai taksiran ganti-kerugian Panitia Penaksir, bahkan tanpa menunggu diterimanya pertimbangan Kepala Daerah, Menteri Agraria dapat
mengeluarkan surat keputusan yang memberi izin pengadaan tanah kepada yang berkepentingan. Keputusan penguasaan tersebut akan segera diikuti dengan
keputusan Presiden mengenai dikabulkan atau ditolaknya permintaan untuk melakukan pencabutan hak. Apabila kemudian permintaan pencabutan hak tidak
dikabulkan, yang berkepentingan harus mengembalikan hak atas tanah seperti semula danatau memberi ganti-kerugian yang sepadan kepada pemilik hak.
Surat keputusan tentang pencabutan hak dan izin pengadaan tanah diumumkan di dalam Berita Negara Republik Indonesia. Keputusan tersebut juga
disampaikan kepada masyarakat yang terkena pencabutan hak atas kepentingan umum serta diumumkan melalui media massa. Biaya pengumuman ditanggung
oleh yang berkepentingan. Jika masyarakat yang haknya dicabut itu tidak bersedia menerima
ganti-kerugian yang ditetapkan dalam surat-keputusan Presiden karena dianggap jumlahnya kurang layak, maka ia dapat minta banding kepada Pengadilan Tinggi
di wilayah tempat tanah tersebut berada. Kemudian pengadilan tersebut yang menetapkan jumlah ganti-kerugiannya. Pengadilan Tinggi memutuskan perkara
tersebut dalam tingkat pertama dan terakhir. Acara tentang penetapan ganti kerugian oleh Pengadilan Tinggi diatur dengan Peraturan Pemerintah. Proses
hukum di pengadilan tidak menunda jalannya pencabutan hak dan penguasannya. Setelah ditetapkannya surat keputusan pencabutan hak tersebut dan
setelah dilakukannya pembayaran ganti-kerugian kepada yang berhak, maka tanah
PDF Creator - PDF4Free v2.0 http:www.pdf4free.com
50 yang haknya dicabut menjadi tanah yang dikuasai langsung oleh Negara dan
diberikan kepada yang berkepentingan. Jika di dalam penyelesaian persoalan tersebut dapat dicapai persetujuan jual-beli atau tukar-menukar, maka jalan itulah
yang ditempuh walaupun sudah ada surat-keputusan pencabutan hak. Hal ini menunjukkan bahwa jalan pencabutan hak sangat sulit diterima dan sangat
dihindari oleh pemerintah. Secara garis besar proses yang terjadi dapat digambarkan oleh bagan
berikut:
Gambar 11 Prosedur Pencabutan Hak untuk Kepentingan Umum
Menteri Agraria
Menteri Kehakiman
Kepala Inspeksi
Agraria Menteri yang
membutuhkan tanah Presiden
Kepala Daerah P2T dan TPT
Hasil
Proposal, daftar orang-orang dan rencana penampungan
PDF Creator - PDF4Free v2.0 http:www.pdf4free.com
51
BAB VI REALISASI PROSES PENGADAAN TANAH
6.1 Proses Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum di Komplek HBTB