53 juga meminta fotocopy sertifikat tanah milik mereka, bahkan TPT meminta
sebanyak 6 kali sehingga muncul pertanyaan dari warga seperti yang diungkapkan Ibu RHM,
“untuk apa sebanyak itu, lantas yang foto kopi sertifikat tanah kemarin dikemanakan?”. 2 September 2007
Keresahan warga pun berubah menjadi ketakutan. Mereka takut jika sertifikat tersebut digunakan untuk hal yang tidak benar. Akhirnya, warga tidak
berani menyimpan sertifikat tanah sendiri dan berinisiatif untuk mengkolektifkan pada RT setempat. Oleh karena itu, jika sampai terjadi sesuatu pada sertifikat
tanah mereka setidaknya banyak saksi dan warga yang terlibat. Pada pertemuan kedua diadakan inventarisasi ulang jadwal inventarisasi ulang terlampir namun,
negosiasi berjalan dengan kurang memuaskan. Warga telah disodori daftar standar harga dari dinas terkait sehingga perubahan harga kecil kemungkinan terjadi.
Adapun pembicaraan mengenai harga tanah, mendapatkan tempat khusus yaitu melalui forum musyawarah.
6.1.3 Musyawarah
Musyawarah untuk membicarakan harga tanah dilakukan di kantor Kecamatan. Peserta musyawarah adalah Departemen Pekerjaan Umum diwakili
oleh Ketua Tim Penilai harga Tanah TPT Jalan Tol Cinere-Jagorawi, Camat Cimanggis, Lurah Harjamukti serta warga yang bersangkutan. Musyawarah,
diwarnai dengan perdebatan masalah harga tanah. TPT menggunakan NJOP sebagai referensi harga tanah. Akhirnya, musyawarah menemui kebuntuan karena
PDF Creator - PDF4Free v2.0 http:www.pdf4free.com
54 masing-masing mempertahankan keinginannya. Warga belum setuju dengan hasil
musyawarah dan meminta untuk diadakan pembicaraan lanjutan. Pada saat yang lalu warga dijanjikan akan ada 3 kali pertemuan untuk membahas masalah tanah.
Hal yang menjadi keberatan warga adalah masalah harga satuan dasar yang menggunakan koefisiensi susut bangunan mengambil referensi data dari
Departemen Pemukiman dan Prasarana Wilayah sebagai pengurang. Data tersebut dinilai tidak tepat karena diberlakukan untuk bangunan milik Pemerintah.
Forum musyawarah yang disediakan oleh P2T hanya membahas mengenai harga tanah. Warga HBTB yang tidak puas dengan harga tanaman dan
bangunan pada pertemuan lalu bertekad akan memperjuangkan harga tanahnya. Menurut Ketua RT, warga lebih siap dan lebih solid saat musyawarah
dibandingkan saat negosiasi tanaman dan bangunan. Hasil akhir yang didapatkan adalah nilai ganti rugi yang ditetapkan sebesar dua kali NJOP yaitu sebesar
600.000m
2
. Warga belum menyepakati harga karena harga dinilai masih terlalu rendah, warga juga mendengar bahwa di wilayah Kampung Kalimanggis NJOP
dinaikkan sampai 3 kalinya. Warga juga tidak mendapatkan penjelasan dasar kenaikan NJOP.
Janji P2T yang mengatakan akan ada pertemuan selanjutnya tidak pernah terjadi. Kenyataannya warga dibiarkan menunggu tanpa kepastian akan
rencana pertemuan selanjutnya. Setelah berjuang untuk menaikkan harga bersama Forkot Forum Komuniksi Korban Proyek Tol Cijago warga HBTB mendapatkan
kesamaan harga tanah sebesar 1,2 jutam
2
. Sebagian besar warga HBTB sebenarnya belum puas dengan harga yang diberikan. Akan tetapi, TPT berulang
PDF Creator - PDF4Free v2.0 http:www.pdf4free.com
55 kali meyakinkan bahwa tidak akan ada lagi kenaikan harga maka, sebagian warga
akhirnya menyerah dan bersedia melepaskan tanahnya.
6.2 Proses Pengadaan Tanah di Kampung Kalimanggis 6.2.1 Sosialisasi