Sosialisasi Inventarisasi Proses Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum di Komplek HBTB

51 BAB VI REALISASI PROSES PENGADAAN TANAH

6.1 Proses Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum di Komplek HBTB

6.1.1 Sosialisasi

Sosialisasi yang dilakukan di Komplek HBTB secara umum diadakan di kantor kecamatan pada Bulan November 2006 tanpa adanya penyuluhan yang terprogram kepada masyarakat. Sebelumnya, Walikota Depok telah menyampaikan rencana pembangunan Jalan Tol Cinere-Jagorawi di Masjid Baitul Hikmah dengan mengundang warga masyarakat yang terkena pengadaan tanah. Melalui dialog santai bersama warga tersebut, walikota berjanji bahwa tidak akan ada yang terdzolimi baik dari investor ataupun dari warga. Setelah sosialisasi di kantor kecamatan, warga tidak mendapatkan informasi lebih lanjut. Informasi terputus hanya pada masa sosialisasi, setelah itu tidak ada lagi informasi dari P2T tentang hal-hal yang harus dilakukan warga selama proses pengadaan tanah. Menurut pengakuan ketua RT setempat, ia tidak mengetahui jalur informasi formal, sehingga lebih banyak mencari informasi pada media massa atau pun melalui jaringan sosialnya. Saat itu kondisi yang terjadi warga dibiarkan menunggu dalam ketidaktahuan.

6.1.2 Inventarisasi

Tahapan selanjutnya dilakukan beberapa bulan kemudian, warga mendapatkan informasi tentang inventarisasi yang akan dilakukan oleh Tim Penilai Harga Tanah TPT. TPT merupakan kombinasi dari Dinas yang PDF Creator - PDF4Free v2.0 http:www.pdf4free.com 52 berkepentingan seperti Dinas Pertanian untuk masalah tanaman dan Dinas Tata Bangunan untuk masalah bangunan dan dari Departemen Pekerjaan Umum juga penilai harga independen untuk masalah tanah. Hasil inventarisasi tanaman dan bangunan yang dilakukan langsung diumumkan di tempat, warga diperbolehkan bernegosiasi untuk harga tanaman dan bangunan. Penentuan harga tanaman dan bangunan diadakan 2 kali pertemuan. pertemuan pertama untuk membicarakan masalah harga dan pertemuan kedua untuk sanggahan. Kemudian, diberikan masa sanggah selama 7 hari. Masa sanggah dilakukan untuk mengetahui apakah inventarisasi yang dilakukan oleh dinas terkait sudah sesuai dengan yang sebenarnya dan dapat diterima oleh masyarakat. Proses negosiasi yang dilakukan saat inventarisasi berlangsung sangat singkat sekitar 5-10 menit perorang karena dinas sudah menyediakan daftar harga dan form yang harus ditandatangani oleh warga jika setuju. Warga yang mengikuti proses negosiasi saat inventarisasi menilai TPT kurang pendekatan terlebih dahulu, seakan wargalah yang butuh tanah mereka dijual. Ibu RHM menceritakan bahwa ia sudah rela untuk izin dari kantornya 1 hari karena inventarisasi dilakukan di hari kerja tapi, ia hanya mendapatkan waktu 10 menit saat negosiasi. Menurut Bapak Drm, sebenarnya dari warga sendiri sangat kooperatif terhadap apapun program pemerintah apabila disampaikan secara baik- baik. Timbul kekecewaan akibat proses inventarisasi yang kurang memuaskan dan dinilai terlalu singkat, sehingga banyak warga yang mengeluhkan harga yang belum pantas untuk bangunan mereka. Kekecewaan tersebut membuat warga khawatir pada proses negosiasi yang akan dilakukan pada harga tanah. Kekhawatiran berlanjut menjadi keresahan karena TPT Tim Pengadaan Tanah PDF Creator - PDF4Free v2.0 http:www.pdf4free.com 53 juga meminta fotocopy sertifikat tanah milik mereka, bahkan TPT meminta sebanyak 6 kali sehingga muncul pertanyaan dari warga seperti yang diungkapkan Ibu RHM, “untuk apa sebanyak itu, lantas yang foto kopi sertifikat tanah kemarin dikemanakan?”. 2 September 2007 Keresahan warga pun berubah menjadi ketakutan. Mereka takut jika sertifikat tersebut digunakan untuk hal yang tidak benar. Akhirnya, warga tidak berani menyimpan sertifikat tanah sendiri dan berinisiatif untuk mengkolektifkan pada RT setempat. Oleh karena itu, jika sampai terjadi sesuatu pada sertifikat tanah mereka setidaknya banyak saksi dan warga yang terlibat. Pada pertemuan kedua diadakan inventarisasi ulang jadwal inventarisasi ulang terlampir namun, negosiasi berjalan dengan kurang memuaskan. Warga telah disodori daftar standar harga dari dinas terkait sehingga perubahan harga kecil kemungkinan terjadi. Adapun pembicaraan mengenai harga tanah, mendapatkan tempat khusus yaitu melalui forum musyawarah.

6.1.3 Musyawarah

Dokumen yang terkait

Pelaksanaan Pengadaan Tanah Untuk Pembangunan Jalan Tol Kertosono-Mojokerto (Studi di Kecamatan Tembelang Kabupaten Jombang)

0 6 33

KAJIAN YURIDIS PENGADAAN TANAH UNTUK KEPENTINGAN UMUM (Studi Kasus Pembangunan Jalan Tembus Menuju Jalan Panjaitan, Kelurahan Citrodiwangsan, Kecamatan Lumajang, Kabupaten Lumajang)

0 5 17

KAJIAN YURIDIS PENGADAAN TANAH UNTUK KEPENTINGAN UMUM (Studi Kasus Pembangunan Jalan Tembus Menuju Jalan Panjaitan, Kelurahan Citrodiwangsan, Kecamatan Lumajang, Kabupaten Lumajang)

0 5 17

PELAKSANAAN PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM (Studi Analisis Pada Pembangunan Jalan Tol Trans Jawa Di Kabupaten Brebes)

0 8 257

PROSES PENGADAAN TANAH UNTUK PEMBANGUNAN DAN KEPENTINGAN UMUM DI KOTA SURAKARTA (Studi Kasus Pembangunan Jalan dan Jembatan Mipidan Jebres Surakarta).

0 0 15

PENDAHULUAN Pengadaan Tanah Untuk Pembangunan Kepentingan Umum Setelah Berlakunya Peraturan Presiden Nomor. 65 Tahun 2006 (Studi Kasus Pengadaan Tanah Untuk Jalan Tol Di Wilayah Kabupaten Boyolali ).

0 1 41

DAFTAR PUSTAKA Pengadaan Tanah Untuk Pembangunan Kepentingan Umum Setelah Berlakunya Peraturan Presiden Nomor. 65 Tahun 2006 (Studi Kasus Pengadaan Tanah Untuk Jalan Tol Di Wilayah Kabupaten Boyolali ).

0 0 6

Pengadaan Tanah Untuk Kepentingan Umum (Studi Kasus Jalan Alai-By Pass Kelurahan Ampang, Kecamatan Kuranji, Kota Padang).

0 0 6

PROSES GANTI RUGI DALAM PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN JALAN TOL SERPONG-CINERE DIKAITKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM.

0 1 1

PELAKSANAAN PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM (Studi Analisis Pada Pembangunan Jalan Tol Trans Jawa Di Kabupaten Brebes).

1 2 32