c. Zona Bathial
Zona Bathial wilayah laut dalam adalah wilayah laut yang memilki kedalaman antara 50 m hingga 1800 m. Wilayah ini tidak dapat tertembus sinar
matahari. Oleh karena itu kehidupan organismmenya tidak sebanyak yang terdapat di wilayah Neritis. Menurut Darmono 2001 kandungan logam berat di
laut dalam lebih rendah daripadan di laut dangkal. Hal ini disebabkan karena lautan dapat melarutkan dan menyebarkan bahan-bahan tersebut sehingga
konsentrasinya menjadi menurun, terutama di daerah laut dalam. Kehidupan laut dalam juga terbukti lebih sedikit terpengaruh daripada laut dangkal. Daerah
pantai, terutama daerah muara sungai sering mengalami pencemaran berat, yang disebabkan karena proses pencemaran yang berjalan terus-menerus secara
perlahan sehingga terjadi akumulasi. d.
Zona Abisal
Zona Abisal wilayah laut sangat dalam yaitu wilayah laut yang memilki kedalaman di atas 1800 m. Di wilayah ini suhunya sangat dingin dan tidak ada
tumbuh-tumbuhan. Jenis hewan yang dapat hidup di wilayah ini sangat terbatas.
2.5 Pencemaran Logam Berat di Perairan
Pesatnya pembangunan dan penggunaan berbagai bahan baku logam bisa berdampak negatif, yaitu munculnya kasus pencemaran yang melebihi batas
sehingga mengakibatkan kerugian dan meresahkan masyarakat yang tinggal di sekitar daerah perindustrian maupun masyarakat penggunaan produk industri
tersebut. Logam berat yang dihasilkan dari perindustrian tersebut dapat
Universitas Sumatera Utara
menimbulkan efek gangguan terhadap kesehatan manusia. Efek logam berat secara langsung akan menghalangi kerja enzim yang menyebabkan metabolisme
tubuh terganggu, alergi, bersifat mutagen atau karsinogen bagi manusia maupun hewan Wahyu dkk,2008.
Logam berat menjadi berbahaya disebabkan sistem bioakumulasi. Bioakumulasi berarti peningkatan konsentrasi unsur kimia tersebut dalam tubuh
makhluk hidup. Akumulasi atau peningkatan konsentrasi logam berat di alam mengakibatkan konsentrasi logam berat di tubuh manusia sangat tinggi. Jumlah
yang terakumulasi setara dengan jumlah logam berat yang tersimpan dalam tubuh ditambah yang diambil dari makanan, minuman, atau udara yang terhirup. Jumlah
logam berat yang terakumulasi lebih cepat dibandingkan dengan jumlah yang terekskresi dan terdegradasi Martaningtyas,2005.
Menurut Wahyu 2008 polutan logam yang mencemari lingkungan baik di lingkungan udara, air, dan tanah berasal dari proses alami dan kegiatan industri.
Proses alami antara lain siklus alamiah sehingga bebatuan gunung berapi bisa memberikan kontribusi ke lingkungan udara, air, dan tanah. Kegiatan manusia
yang bisa menambah polutan bagi lingkungan berupa kegiatan industri, pertambangan, pembakaran bahan bakar, serta kegiatan domestik lain yang
mampu meningkatkan kandungan logam di lingkungan udara, air, dan tanah. Pencemaran logam di darat, yakni di tanah, selanjutnya akan mencemari bahan
pangan, baik yang berasal dari tanaman atau hewan dan akhirnya dikonsumsi oleh manusia. Pencemaran logam, baik dari industri, kegiatan domestik, maupun
sumber alami dari batuan akhirnya sampai ke sungailaut dan selanjutnya
Universitas Sumatera Utara
mencemari manusia melalaui ikan, air minum, atau sumber irigasi lahan pertanian sehingga tanaman sebagai sumber pangan manusia tercemar logam. Pencemaran
logam melalui udara terjadi beberapa jalur. Salah satunya adalah melaui kontak langsung dengan manusia atau proses inhalasi. Hal ini bisa dilihat lebih jelas pada
gambar berikut
Gambar 2.1
Perjalanan Logam Sampai ke Tubuh Manusia Klaassen et al, 1986; Marnonof, 2003
Salah satu dampak tercemarnya lingkungan, adanya keberadaan logam di badan
perairan. Keberadaan logam di perairan dapat berasal dari sumber-sumber alamiah dan dari aktivitas yang dilakukan oleh manusia. Di samping itu, partikel-partikel
Batuan, gunung berapi
Industri
Limbah logam Darat
Sungai Laut
Udara
Fitoplankton
Zooplankton Pertanian, Peternakan
Kolam
Air minum Pangan, Tanaman, Hewan
Ikan
Bentos Manusia
Universitas Sumatera Utara
logam yang ada di udara, dikarenakan oleh hujan, juga dapat menjadi sumber logam di badan perairan. Logam-logam berat yang terlarut pada badan perairan
pada konsentrasi tertentu akan berubah fungsi menjadi sumber racun bagi kehidupan perairan. Ada banyak faktor yang mempengaruhi daya racun logam
berat yang terlarut dalam air yaitu :
a Bentuk logam dalam air
Bentuk logam dalam air akan mempengaruhi tingkat keracunan logam berat tersebut pada kehidupan perairan. Adapun bentuk logamnya terbagi menjadi
dua senyawa yaitu senyawa organik dan senyawa anorganik. Senyawa organik dan senyawa anorganik ini terbagi lagi menjadi dua yaitu yang larut dalam air dan
yang tidak dapat larut dalam air. Senyawa-senyawa organik yang larut dalam air mempunyai tingkat racun yang lebih tinggi, karena dengan mudah diserap oleh
biota yang ada dalam air. Bryan 1976 menyatakan bahwa logam berat yang mencemari perairan mengalami perpindahan minimal melalui tiga proses yaitu
pengendapan, adsorbsi, dan adsorbsi oleh ikan, kerang, udang, dan tumbuhan air. Jika konsentrasi logam berat lebih tinggi daripada daya larut minimal komponen
yang terbentuk dari logam dan anion, maka akan terjadi endapan.
b. Keberadaan logam-logam lain