2.7.6 Efek Pencemaran Merkuri
Toksisitas logam berat dapat dikelompokan menjadi 3 sifat ¸ yaitu bersifat toksik tinggi yang terdiri dari unsur-unsur Hg, Cd, Pb, Cu, dan Zn; bersifat toksik
sedang, yang terdiri dari unsur-unsur Cr,Ni, dan Co; dan bersifat toksik rendah, yang terdiri atas unsur Mn dan Fe. Logam berat tersebut bersifat toksik karena
tidak bisa dihansurkan non-degradable oleh organisme hidup yang ada di lingkungan sehingga logam-logam tersebut terakumulasi ke lingkungan Wahyu
dkk,2008. Ion merkuri dapat menyebabkan toksik terhadap manusia karena dapat
berikatan dengan protein, menghambat kerja enzim dan bersifat korosif. Ion merkuri juga dalam darah dapat berikatan dengan gugus sulfuhidril fosforil,
amida dan amina, dimana dalam gugus tersebut reaksi fungsi enzim akan terganggu. Pengaruh toksisitas merkuri pada manusia, seperti bentuk merkuri
HgCl
2
lebih toksik daripada merkuri HgCl karena bentuk divalent lebih mudah larut dibandingkan dengan bentuk monovalen, dan juga lebih cepat dan mudah di
absorbsi sehingga daya toksisitasnya lebih tinggi Darmono,2001. Masuknya
merkuri ke
dalam tubuh
dan kemudian
tubuh mengakumulasinya menyebabkan efek terhadap tubuh. Adapun efek yang bisa
ditimbulkan adalah :
1. Keracunan Akut
Keracunan akut yang disebabkan oleh logam merkuri umumnya terjadi pada pekerja-pekerja industri, pertambangan dan pertanian, yang menggunakan
Universitas Sumatera Utara
merkuri sebagai bahan baku, katalis dan pembentuk almagam atau pestisida Palar,2008.
Menurut Robert 1987 masuknya logam merkuri kedalam tubuh yang menyebabkan keracunan akut dapat melalui:
1. Melalui mulut
Keracunan merkuri melalui mulut menimbulkan rasa logam, haus, sakit perut yang berat, muntah, dan diare berdarah. Diare berdarah dapat terjadi selama
beberapa minggu. Antara 1 sampai ¸ minggu setelah keracunan, pengeluaran urin dapat berhenti, dan kematian terjadi disebabkan oleh uremia. Pada keracunan
merkuri klorida dapat terjadi penyempitan esofagus, usus, dan lambung. 2.
Melalui inhalasi
Keracunan uap merkuri kadar tinggi melalui inhalasi dapat segera menimbulkan dispnea, batuk, demam, mual, muntah, diare, stomatis, salivasi, dan
rasa logam. Gejala ini dapat berkembang menjadi pneumonitis, bronkitis kronik nekrotik, edema paru, dan pneumotoraks. Pada saat anak-anak gejala ini dapat
berakibat fatal. Selain itu dapat terjadi asidosis dan kerusakan ginjal dengan gagal ginjal. Sedangkan pada keracunan senyawa merkuri organik yang mudah
menguap dengan kadar tinggi dapat menimbulkan rasa logam, kepala pening, diare, bicara tidak jelas, dan kadang-kadang konvulsi yang berakibat fatal.
2. Keracunan kronik
Keracunan kronis merupakan keracunan yang terjadi secra perlahan dan berlangsung dalam selang waktu yang panjang. Pada keracunan kronis biasanya
Universitas Sumatera Utara
penderita tidak mengetahui bahwa di dalam tubuhnya telah menumpuk sejumlah racun, sehingga pada batas daya tahan yang dimiliki tubuh, racun yang telah
mengendap dalam selang waktu yang panjang akan terus bekerja dan pengobatan akan menjadi sangat sulit untuk dilakukan Palar,2008.
Menurut Robbert 1987 masuknya logam merkuri ke dalam tubuh dapat melalui:
a. Melalui mulut dan suntikan
Keracunan karena suntikan senyawa merkuri organik, atau keracunan melalui senyawa merkuri organik atau garam merkuri organik yang tidak larut
atau sedikit terdisosiasi dalam waktu lama dapat menyebabkan urtikaria yang dapat berkembang menjadi dermatitis, stomatitis, salivasi, diare, anemia,
leukopenia, kerusakan hati, dan kerusakan ginjal yang dapat berkembang menjadi gagal ginjal akut dengan anuria. Suntikan senyawa organik sebagai obat diuretika,
menyebabkan fungsi jantung tidak teratur atau depresi, dan reaksi anafilatik. b.
Melalui inhalasi dan kontak kulit
Inhalasi debu dan uap merkuri serta senyawa merkuri organik, atau absorpsi merkuri dan senyawa merkuri melalui kulit dalam waktu lama, dapat
menyebabkan “merkurialisme” dengan gejala yang timbul bervariasi, termasuk tremor, salivasi, stomatitis, gigi rontok, garis biru hitam pada gusi, rasa sakit dan
kebas pada anggota badan, nefritis, diare, gelisah, sakit kepala, berat badan menurun, anoreksia, depresi mental, insomnia, iritabilitas, instabilitas, halusinasi,
dan kemerosotan mental.
Universitas Sumatera Utara
Merkuri Hg selain diakumulasi pada berbagai organ juga mampu menembus membran plasenta sehingga bisa mencapai janin. Hasil penelitian
menunjukan bahwa otak janinlebih rentan terhadap metil merkuri dibandingkan otak orang dewasa. Hal ini bisa terlihat pada tabel berikut
Tabel 2.1 Konsentrasi Hg Pada Berbagai Organ Induk dan Janin Organ
Hg pada induk µgg Hg pada janin µgg
Ginjal 518
5,8 Paru-paru
77,5 0,6
Hati 8
10,1 Cerebrum
10,9 0,05
Cerebellum 5,8
0,24 Jantung
3,¸ 0,15
Limpa 5,¸
1,8 Darah
15 µg100 ml 2,35µg100ml
Sumber : Smith dalam Palar, 1994
2.7.7 Kadar Batas Aman