logam yang ada di udara, dikarenakan oleh hujan, juga dapat menjadi sumber logam di badan perairan. Logam-logam berat yang terlarut pada badan perairan
pada konsentrasi tertentu akan berubah fungsi menjadi sumber racun bagi kehidupan perairan. Ada banyak faktor yang mempengaruhi daya racun logam
berat yang terlarut dalam air yaitu :
a Bentuk logam dalam air
Bentuk logam dalam air akan mempengaruhi tingkat keracunan logam berat tersebut pada kehidupan perairan. Adapun bentuk logamnya terbagi menjadi
dua senyawa yaitu senyawa organik dan senyawa anorganik. Senyawa organik dan senyawa anorganik ini terbagi lagi menjadi dua yaitu yang larut dalam air dan
yang tidak dapat larut dalam air. Senyawa-senyawa organik yang larut dalam air mempunyai tingkat racun yang lebih tinggi, karena dengan mudah diserap oleh
biota yang ada dalam air. Bryan 1976 menyatakan bahwa logam berat yang mencemari perairan mengalami perpindahan minimal melalui tiga proses yaitu
pengendapan, adsorbsi, dan adsorbsi oleh ikan, kerang, udang, dan tumbuhan air. Jika konsentrasi logam berat lebih tinggi daripada daya larut minimal komponen
yang terbentuk dari logam dan anion, maka akan terjadi endapan.
b. Keberadaan logam-logam lain
Adanya logam-logam lain dalam perairan dalam air dapat menyebabkan logam-logam tertentu menjadi sinergentis atau sebaliknya, menjadi antagonis bila
telah membentuk suatu ikatan. Di samping itu, interaksi antara logam-logam tersebut bisa juga gagal atau tidak terjadi sama sekali. Tetapi untuk logam-logam
berat yang bersifat sinergentis, apabila bertemu dengan pasangannya dan
Universitas Sumatera Utara
membentuk senyawa dapat berubah fungsi menjadi racun yang sangat berbahaya dan atau mempunyai daya racun yang berlipat ganda. Sebaliknya, untuk logam-
logam berat yang bersifat antagonis, apabila terjadi persenyawaan dengan pasangannya maka daya racun yang ada pada logam berat tersebut akan
berkurangsemakin kecil.
c. Fisiologis dari biota organismenya
Proses fisiologi yang terjadi pada setiap biota turut mempengaruhi tingkat logam berat yang menumpuk akumulasi dalam tubuh dari biota perairan. Besar
kecilnya jumlah logam berat yang terkandung dalam tubuh akan daya racun yang ditimbulkan oleh logam berat. Di samping itu proses fisiologi ini turut
mempengaruhi peningkatan kandungan logam berat dalam badan perairan. Ada biota-biota
tertentu yang
mempunyai kemampuan
untuk menetralisasimentoleransi logam-logam berat tertentu sampai pada konsentrasi
tertentu pula mempunyai toleransi tinggi. Sementara itu, biota-biota lainnya tidak memiliki kemampuan untuk menetralisasi daya racun dari logam-logam
berat yang masuktoleransi rendah. Menurut Moriaty 1987 , logam berat yang masuk ke perairan dapat merubah struktur komunitas perairan, jaringan makanan,
genetik, bentuk fisik , dan resistensi biota air. Logam berat dapat merusak stabilitas, keanekaragaman, dan kedewasaan ekosistem perairan.
d. Kondisi biota
kondisi dari biota-biota berkaitan dengan fase-fase kehidupan yang dilalui oleh biota dalam hidupnya Palar,2008. Menurut Manahan 2002 akumulasi
logam berat dalam tubuh hewan air dipengaruhi banyak faktor antara lain : kadar
Universitas Sumatera Utara
logam berat dalam air, kadar logam berat dalam sedimen, Ph air dan Ph sedimen dasar perairan, tingkat pencemaran air dalam bentuk COD Chemical Oxygen
Demand, kandungan sulfur dalam air dan sedimen, jenis ikan, umur dan ukuran tubuh. Bila konsentrasi logam berat tinggi dalam air, ada kecenderungan
konsentrasi logam berat tinggi dalam air, ada kecenderungan konsentrasi logam tersebut tinggi dalam sedimen, dan akumulasi logam berat dalam tubuh ikan
semakin tinggi. Pergerakan logam berat serta ketersediaanya di lingkungan perairan
tentunya akan memberikan dampak yang buruk pada biota perairan salah satunya adalah ikan yang mana akan berdampak juga pada manusia. Hal ini terlihat dari
adanya hasil penelitian. Sedangkan menurut hasil penelitian Rosmidah pada tahun 2004 diketahui bahwa kadar merkuri pada ikan tongkol sebesar 0,0001265 ppm,
ikan gembung 0,0000779 ppm, ikan dencis sebesar 0,0001151 ppm, ikan pari sebesar 0,0001122 ppm, ikan kerapu sebesar 0,0001179 ppm, ikan gabus pasir
sebesar 0,0001322 ppm, ikan mujair sebesar 0,0001408 ppm dan pada kerang sebesar 0,0000493 ppm. Sedangkan menurut hasil penelitian Uly 2011 kadar
kadmium pada ikan sembilang dan ikan asin kepala batu ditemukan masing- masing adalah 0,033-0,04 ppm dan 0,004-0,06 ppm.
Akumulasi kadmium pada rantai makanan tertinggi yaitu manusia menurut hasil penelitian Ida 2004 di rambut konsumen dari keluarga nelayan Bagan Deli
Belawan antara 4,342-5,107 ppm. Sedangkan pada keluraga bukan nelayan dari kelurahan sicanang ditemukan logam kadmium pada rambut antara 2,67-3,10
ppm.
Universitas Sumatera Utara
2.6 Jenis-jenis Ikan Asin 1. Ikan Lemuru