maka jumlah Hg yang ikut dikonsumsinya adalah 50000 mg x 0,0577 mgkg = 2885 mghari= 2,885 grhari 42 grhari ADI WHO. Sedangkan jika
mengkonsumsi ikan kresek sebanyak 50 gram, maka jumlah Hg yang ikut dikonsumsinya adalah 50000 x 0,0424mgkg= 2120 mghari=2,120 grhari 42
grhari. Jika mengkonsumsi ikan Cincaru 50 gram maka Hg yang ikut dikonsumsinya adalah 50000 mg x 0,0377mgkg= 1885 mghari=1,885 grhari
42 grhari. Jika mengkonsumsi ikan Lemuru sebanyak 50 gram maka Hg yang ikut dikonsumsinya adalah 50000 mg x 0,0342 mgkg= 1710mghr=1,710 grhari
42 grhari. Sedangkan jika mengkonsumsi ikan Gembung sebanyak 50 gram, maka jumlah Hg yang ikut dikonsumsinya adalah 50000 x 0,000846 mgkg= 42,3
mghari = 0,0423 grhari 42 grhari ADI WHO.
5.1.2 Kadmium Cd
Pemeriksaan secara kualitatif ditujukan untuk mengetahui adanya kandungan Kadmium Cd yang terdapat pada beberapa jenis ikan asin yang di
produksi di kelurahan Bahari kecamatan Medan Belawan. Hasil uji laboratorium Kesehatan Daerah Provinsi Sumatera Utara menunjukan adanya kandungan
Kadmium Cd pada seluruh sanpel yang diperiksa. Sedangkan pemeriksaan kuantitatif ditujukan untuk mengetehui seberapa besar kandungan KadmiumCd
yang terdapat pada ikan asin tersebut. Pemeriksaan secara kualitatif terhadap ikan asin yang terdapat di
kelurahan Bahari dengan ditemukannya adanya kandungan Kadmium Cd. Sedangkan pemeriksaan secara kuantitatif menunjukan ada satu jenis ikan asin
Universitas Sumatera Utara
yang berada diatas nilai ambang batas yang ditetapkan oleh BPOM yaitu 0,1 ppm. Ikan Lemuru mempunyai kandungan Kadmium Cd berada di atas nilai ambang
batas yaitu 0,480 ppm. Menurut Merta 1992 ikan lemuru termasuk pada kelompok ikan pelagis yang hidup di laut dangkal dan pada siang hari sering
muncul di dekat permukaan. Daerah laut dangkal yang sering mengalami pencemaran berat disebabkan karena proses pencemaran yang berjalan sangat
lambat Darmono,2001. Sedangkan kandungan Kadmium Cd terendah terdapat pada ikan Kresek yaitu 0,003 ppm. Ikan kresek juga termasuk ikan yang hidup di
laut dangkal akan tetapi mempunyai kandungan Kadmium Cd yang terendah. Menurut Darmono 2001 ikan merupakan jenis organisme air yang dapat
bergerak dengan cepat di dalam air. Karena dapat bergerak dengan cepat, ikan mempunyai kemampuan menghindarkan diri dari pengaruh polusi.
Pemeriksaan secara kualitatif dan kuantitatif terhadap ikan asin yang terdapat di kelurahan Bahari dengan ditemukannya adanya kandungan kadmium
Cd dan ditemukan satu jenis ikan asin yang berada di atas nilai ambang batas menggambarkan bahwa perairan tersebut telah tercemar. Menurut palar 2008
dalam strata lingkungan, sumber Kadmium Cd dalam badan perairan yang dikontribusi dari air limbah industri sangaat kecil yaitu sebesar 0,6 dari total
kandungan Kadmium Cd yang ada, sedang jumlah paling besar dikontribusi oleh limbah padat yaitu 82 .
Logam kadmium Cd sama seperti logam lainnya akan mengalami proses biotranformasi dan bioakumulasi dalam organisme hidup. Logam ini masuk ke
Universitas Sumatera Utara
dalam tubuh bersama makanan yang dikonsumsi yang mana makanan tersebut telah terkontaminasi oleh logam kadmium.
Dalam biota perairan jumlah logam yang terakumulasi akan terus mengalami peningkatan dengan adanya proses biomagnifikasi di badan perairan.
Pada biota yang lebih tinggi stratanya akan ditemukan akumulasi kadmium yang lebih banyak. Sedangkan pada biota yang paling tinggi merupakan tempat
akumulasi yang paling besar. Bila jumlah kadmium yang masuk melebihi nilai ambang batas, maka biota dari suatu level atau strata tersebut akan mengalami
kematian dan kemusnahan . Keadaan inilah yang menjadi penyebab kehancuran suatu tatanan sistem lingkungan.
Tingkat kerusakan ekosistem atau kehancuran biota air oleh logam berat tidak sama tergantung jenis logam beratnya, tetapi kehancuran salah satunya akan
memutus mata rantai makanan dan kehidupan yang ada di dalam ekosistem perairan. Diantara logam berat yang masuk ke dalam perairan Kadmium Cd
sangat berbahaya karena jenis logam tersebut mempunyai afinitas yang besar terhadap sulfihidril yang merupakan gugus fungsi pada asam amino organisme
hidup yang dapat mengikat logam Palar,1994. Menurut Darmono 2001 ada beberapa faktor yang mempengaruhi daya
toksisitas logam dalam air terhadap mahkluk yang hidup di dalammya yaitu: a.
Bentuk ikatan kimia dari logam yang terlarut b.
Adanya pengaruh interaksi antara logam dan jenis toksikan lainnya
Universitas Sumatera Utara
c. Adanya pengaruh lingkungan seperti : suhu, kadar garam, pH, dan kadar
oksigen yang terlarut dalam air d.
Kondisi hewan fase siklus hidup telur, larva, dewasa besarnya ukuran organisme, jenis kelamin, dan kecukupan nutrisi
e. Adanya kemampuan hewan untuk menghindar dari pengaruh polusi
Kasus toksisikan kadmium dilaporkan sejak pertengahan tahun dan kasus tersebut semakin meningkat sejalan dengan perkembangan industri sekarang.
Menurut Darmono 2001 kadmium digunakan pada beberapa jenis pabrik pembuatan baterai. Kadmium juga digunakan dalam proses fotografi, gelas dan
campuran perak, produksi foto elektrik, proses industri porselin dan keramik. Kadmium Cd merupakan logam berat yang paling banyak ditemukan
pada lingkungan, khususnya lingkungan perairan serta memilki efek toksik yang tinggi bahkan pada konsentrasi yang rendah. Menurut Wahyu2008 kadmium
memilki kemampuan untuk menggantikan keberadaan logam-logam lain . Misalnya logam Cu dapat digantikan kadmium dalam suatu protein sehingga
koordinasi antar protein terganggu. Kadmium memiliki waktu paruh yang panjang dalam tubuh
organisme.Menurut Watts 1987 Kadmium Cd dapat terakumulasi di dalam tubuh manusia serta baru dapat keluar dari dalam tubuh, tetapi dengan waktu
tunggu berkisar antara 20-30 tahun lamanya. Efek dalam tubuh pun beragam, mulai dari hipertensi sampai kanker. Panjangnya waktu paruh yang dimiliki oleh
Kadmium Cd menyebabkan kebaradaan Kadmium Cd pada organ hepar,
Universitas Sumatera Utara
ginjal, limpa, dan paru-paru memiliki selang waktu yang lama di dalam tubuhWahyu, dkk,2008.
Menurut WHO Accepted Daily Intake ADI batas kandungan Kadmium Cd yang diperbolehkan 60grhari. Bila seorang dewasa mengkonsumsi ikan
lemuru yang berasal dari kelurahan Bahari sebanyak 50 gram, maka jumlah Cd yang ikut dikonsumsinya adalah 50000 mg x 0,480 mgkg = 24.000 mghari 60
grhari ADI WHO. Sedangkan jika mengkonsumsi ikan Gembung sebanyak 50 gr, maka jumlah Cd yang ikut dikonsumsinya adalah 50000 x 0,090 mgkg =
4500mghr=4,5grhr 60 grhari. Jika mengkonsumsi ikan Cincaru sebanyak 50 gr, maka jumlah Cd yang ikut dikonsumsinya adalah 50000 x 0,025 mgkg =
1250mghari= 1,25 grhari 60 grhr. Jika mengkonsumsi ikan Gulama sebanyak 50 gr, maka jumlah Cd yang ikut dikonsumsinya adalah 50000 x 0,020 mgkg =
1000 mghari= 1 grhr 60 grhari. Sedangkan jika mengkonsumsi ikan kresek sebanyak 50 gr, maka jumlah Cd yang ikut dikonsumsinya adalah 50000 x 0,003
mgkg= 150 mghr= 0,150 grhr 60 grhr ADI WHO.
5.2. Hasil Wawancara Pada Produsen Ikan Asin di Kelurahan Bahari