Metabolisme Kerangka Konsep Jenis Penelitian Objek Penelitian

1. Penyerapan kadmium dari lumen usus melewati membran brush border ke dalam sel mukosa 2. Transpor kadmium ke dalam aliran darah dan deposisi dalam jaringan terutama di deposit di hati dan ginjal. Seperti halnya Zn, kadmiumCd memiliki afinitas yang tinggi pada testis sehingga konsentrasi pada jaringan testis juga lebih tinggi dibandingkan pada jaringan lainnya.

b. Distribusi

Kadmium yang diabsorpsi oleh tubuh kemudian akan ditransportasikan dalam darah yang berikatan dengan sel darah merah dan protein berat molekul tinggi dalam plasma, khususnya oleh albumin. Sedangkan pada kadar yang kecil kadmium akan ditransformasikan oleh metalotionin. Kadar kadmium dalam darah pada orang dewasa yang terpapar kadmium secara berlebihan biasanya 1ugl, sedangkan pada bayi baru lahir mengandung kadmium cukup rendah, yaitu kurang dari 1mg dari beban total tubuh.

c. Metabolisme

Kadmium yang ditranformasikan dalam darah berikatan dengan protein yang memiliki berat molekul rendah, yaitu metalotionin yang memiliki berat molekul 6.000. metalotionin merupakan protein yang sangat peka dan akurat sebagai indikator pencemaran. Menurut Hall 2002, pada dasarnya metalotionin dapat terbentuk dari tionein yang berikatan dengan segala macam logam baik logam esensial maupun non esensiallogam berat. Hal itu didasarkan pada suatu fenomena alam dimana logam-logam dapat terikat di dalam jaringan tubuh Universitas Sumatera Utara organisme karena adanya protein tersebut. Setelah toksikan kadmium memasuki darah, toksikan didistribusikan dengan cepat ke seluruh tubuh. Pengikatan toksikan dalam jaringan tersebut menyebabkan lebih tingginya kadar toksikan dalam jaringan tersebut. Kadmium memiliki afinitas yang kuat terhadap hepar dan ginjal. Sekitar 50-70 kadmium yang berada di dalam tubuh terdapat pada organ tersebut. Apabila protein metalotionin hepar dan ginjal tidak mampu lagi melakukan detoksifikasi, maka akan terjadi kerusakan hepar dan ginjal Wahyu,dkk, 2008.

d. Ekskresi

KadmiumCd yang masuk ke dalam tubuh yang masuk melalui pencernaan akan dibuang melalui feses sekitar 2-4 minggu setelah terpapar Cd dan sebagian kecil dikeluarkan melalui urin Haas, 2005. Pada umumnya, kadmium yang ada di dalam tubuh manusia akan diekskresikan melalui urin, sedangkan pada hewan, sebagian besar diekskresikan melalui feses. Cardenas 1991 meneliti pada wanita yang berhubungan dengan kegiatan peleburan kadmium yang bekerja selam 8 tahun membuktikan bahwa kandungan kadmium pada urin wanita yang tidak terpapar memiliki kadar 0,31µgg kreatinin dan wanita yang terpapar kadmium memiliki kadar 35,7µgg kreatinin . Sementara itu, kadar kadmium dalam darah wanita yang tidak terpapar kadmium adalah sebesar 1,85 µgl, sedangkan pada wanita yang terpapar sebesar 22,4µgl. Universitas Sumatera Utara

2.8.5 Efek pencemaran Kadmium Cd

Toksisitas logam dapat bersifat akut dan kronis selain tergantung pada lamanya pajanan, juga dikarenakan oleh tinggi rendahnya dosis pajanan Kosnett, 2007. Orang yang rentan terpapar kadmiun adalah pekerja di lingkungan industri, perokok aktif, perokok pasif , pekerja di penanmbangan seng Zn, dan orang yang mengkonsumsi makanan yang tercemar kadmium. Akan tetapi rentannya tubuh terhadap toksisitas kadmium dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah kemampuan tubuh untuk menyediakan tempat ikatan pada protein metalotionin. Ketika tubuh tidak mampu menyediakannya maka akan terjadi efek terhadap tubuh. Menurut Wahyu 2008 efek yang ditimbulkan dapat bersifat akut dan juga kronis.

A. Keracunan Akut

Menurut Rand 2000 keracunan akut terjadi bila tanggapan terhadap suatu ransang berisfat berat dan cepat, biasanya dalam waktu 4 hari untuk ikan dan organisme akuatik lainnya. Keracunan akut disebabkan oleh kadmium, sering terjadi pada pekerja di industri-industri yang berkaitan dengan logam ini. Peristiwa keracunan akut ini dapat terjadi karena para pekerja tersebut terkena paparan uap logam kadmium Cd atau CdO. Gejala-gejala keracunan akut yang disebabkan oleh logam kadmium adalah timbulnya rasa sakit dan panas pada bagian dada. Akan tetapi gejala keracunan akut tersebut tidak langsung muncul begitu si penderita terpapar oleh uap logam kadmium Cd atau CdO. Gejala keracunan akut ini muncul setelah 4-10 jam sejak si penderita terpapar oleh uap logam Kadmium. Akibat dari keracunan kadmium ini, dapat menimbulkan Universitas Sumatera Utara penyakit paru-paru yang akut. Penyakit paru-paru akut ini terjadi bila penderita terpapar oleh uap kadmium dalam waktu 24 jam, lebih jauh keracunan akut yang disebabkan oleh uap kadmium Cd atau CdO dapat menimbulkan kematian bila konsentrasi yang mengakibatkan keracunan tersebut berkisar dari 2500 sampai 2900mgm³.

B. Keracunan kronis

Keracunan yang bersifat kronis yang disebabkan oleh daya racun yang dibawa oleh logam kadmium, terjadi dalam selang waktu yang sangat panjang. Keracunan akut terjadi bila adanya tanggapan organisme terhadap rangsang bersifat ringan, berlangsung dalam waktu yang panjang, sampai 110 atau lebih masa hidupnya Klaassen, 2001. Peristiwa ini terjadi karena logam kadmium yang masuk ke dalam tubuh dalam jumlah kecil, sehingga dapat ditolerir oleh tubuh. Akan tetapi karena proses masuknya logam kadmium ke dalam tubuh terjadi terus-menerus secara berkelanjutan, maka tubuh pada batas akhir tidak lagi mampu memberikan toleransi terhadap daya racun yang dibawa oleh logam kadmium. Keracunan yang bersifat kronis ini membawa akibat yang lebih buruk dan lebih berbahaya dari pada penderita keracunan akut. Keracunan kronis yang disebabkan oleh logam kadmium, umumnya berupa kerusakan-kerusakan pada banyak sistem fisiologis pada tubuh. Sistem tubuh yang dirusak oleh keracunan kronis logam kadmium adalah pada sistem urinaria ginjal, sistem respirasi pernafasanparu-paru, sistem sirkulasi darah dan jantung. Disamping itu, keracunan kronis juga merusak kelenjar reproduksi, Universitas Sumatera Utara sistem penciuman dan bahkan dapat mengakibatkan kerapuhan pada tulang Palar, 2008.

2.8.6 Kadar Batas Aman

Menurut Kepmen LH No.54 tahun 2004 kadar batas aman merkuri di perairan yang diperbolehkan adalah 0,001. Sedangkan konsentrasi kadmium Cd pada makanan yang diolah di Indonesia yang diatur dalam Surat Keputusan Badan Pengawasan Obat dan Makanan BPOM NOMOR HK.00.06.1.52.4011 tahun 2009 kadar batas aman yang diperbolehkan adalah 0.1 ppm dan menurut FAOWHO kadar batas aman yang diperbolehkan pada dalam tubuh hewan laut yang dapat dikonsumsi manusia yakni 0,1 ppm.

2.9 Kerangka Konsep

Gambar.2.2 Kerangka Konsep IKAN ASIN 1. Ikan Lemuru 2. Ikan Layang 3. Ikan kresek 4. Ikan Kembung 5.Ikan Cincaru Kadar MerkuriHg pada ikan asin Kadar kadmium Cd pada ikan asin Memenuhi syarat Tidak memenuhi syarat Pemerikasaan laboratorium NAB dalam Badan POM No HK.00.06.1.52.4011 tahun 2009 Universitas Sumatera Utara 43 BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah survey bersifat deskriptif yaitu mengetahui gambaran hasil analisis kandungan Merkuri Hg dan Kadmium Cd pada beberapa jenis ikan asin yang di produksi di kelurahan bahari kecamatan Medan Belawan. 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian a. Lokasi sumber ikan asin adalah dari Kelurahan bahari kecamatan Medan Belawan. Pemilihan lokasi dilakukan secara purposive sampling dengan alasan bahwa kelurahan bahari kecamatan Medan Belawan merupakan tempat produksi ikan asin yang terbesar di kota Medan. Hasil produksi ikan asin dari kampung kurnia kelurahan bahari ini tidak hanya didistribusikan di kota Medan, tetapi juga di luar kota Medan. b. Lokasi tempat penelitian dilakukan yaitu di Balai Riset dan Standarisasi Industri Kota Medan dan Laboratorium Kesehatan Provinsi Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara

3.2.2 Waktu Penelitian

Pemeriksaan kadar Merkuri Hg dan Kadmium Cd pada beberapa jenis ikan asin dilakukan pada bulan Maret-Mei 2015.

3.3 Objek Penelitian

Yang menjadi objek penelitian ini adalah beberapa jenis ikan asin yang di produksi di kelurahan bahari kecamatan Medan Belawan yaitu : ikan lemuru, ikan Gulama, ikan kresek, ikan kembung dan ikan cincaru. Adapun pembagian tempat dan jenisnya adalah : A. Habitatnya di daerah laut dangkal 1. Ikan lemuru Sardinella aurita 2. Ikan kresek Thryssa miytax 3. Ikan Gelama Pseudoceina amoyensis B. Habitatnya di daerah laut dalam 1. Ikan kembung Rastrelliger kanagurta 2. Ikan Cincaru Eleutheronema tetradactylum

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Dokumen yang terkait

Analisis Kandungan Kadmium (Cd), Timbal (Pb) dan Formaldehid Pada Beberapa Ikan Segar Di KUB(Kelompok Usaha Bersama) Belawan, Kecamatan Medan Belawan Tahun 2015

5 131 146

Kandungan Logam Kadmium (Cd), Timbal (Pb) dan Merkuri (Hg) pada Air dan Komunitas Ikan di Daerah Aliran Sungai Percut

3 140 76

Potensi Pengembangan Usaha Ikan Asin Di Kelurahan Belawan Bahari Kecamatan Medan Belawan Kota Medan.

7 79 91

Analisis Tataniaga Ikan Asin Di Kelurahan Belawan Bahari, Kecamatan Medan Belawan, Kotamadya Medan

6 75 99

Analisis Kandungan Kadmium (Cd), Timbal (Pb) dan Formaldehid Pada Beberapa Ikan Segar Di KUB(Kelompok Usaha Bersama) Belawan, Kecamatan Medan Belawan Tahun 2015

0 0 41

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Analisis Kandungan Kadmium (Cd), Timbal (Pb) dan Formaldehid Pada Beberapa Ikan Segar Di KUB(Kelompok Usaha Bersama) Belawan, Kecamatan Medan Belawan Tahun 2015

0 0 9

ANALISIS KANDUNGAN CADMIUM (Cd), TIMBAL (Pb) DAN FORMALDEHID PADA BEBERAPA IKAN SEGAR DI KUB (KELOMPOK USAHA BERSAMA) BELAWAN, KECAMATAN MEDAN BELAWAN TAHUN 2015 SKRIPSI

0 0 15

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ruang Lingkup Lingkungan - Analisis Kandungan Merkuri (Hg) dan Kadmium (Cd) pada Beberapa Jenis Ikan Asin yang di Produksi di Kelurahan Bahari Kecamatan Medan Belawan tahun 2015

0 0 35

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Analisis Kandungan Merkuri (Hg) dan Kadmium (Cd) pada Beberapa Jenis Ikan Asin yang di Produksi di Kelurahan Bahari Kecamatan Medan Belawan tahun 2015

0 0 7

ANALISIS KANDUNGAN MERKURI (Hg) DAN KADMIUM (Cd) PADA BEBERAPA JENIS IKAN ASIN YANG DI PRODUKSI DI KELURAHAN BAHARI KECAMATAN MEDAN BELAWAN TAHUN 2015

0 0 14