Teknik pembelajaran kooperatif lebih unggul dalam meningkatkan hasil belajar dibandingkan dengan pengalaman-pengalaman belajar individual secara
klasikal. Tugas-tugas yang kompleks seperti pemecahan masalah, berpikir kritis dan pembelajaran konseptual meningkat secara nyata pada saat digunakan
strategi-strategi kooperatif. Siswa lebih memiliki kemungkinan menggunakan tingkat berfikir yang lebih tinggi selama dan setelah diskusi dalam kelompok
kooperatif daripada mereka bekerja secara individual. Akibatnya, materi yang dipelajari siswa akan melekat untuk periode waktu yang lebih lama Ibrahim,
2000: 16-17. Ada beberapa macam teknik Model Pembelajaran Kooperatif menurut
Lie 2007;5 yaitu 1 teknik mencari pasangan, 2 bertukar pasangan, 3 berpikir- berpasangan-berempat, 4 berkirim salam dan soal, 5 kepala bernomor, 6 kepala
bernomor berstruktur, 7 dua tinggal dua tamu, 8 keliling kelompok, 9 kancing gemerincing, 10 keliling kelas, 11 lingkaran kecil lingkaran besar, 12 tari
bambu, 13 jigsaw dan 14 bercerita berpasangan.
C. Pembelajaran Kooperatif Two Stay Two Stray TSTS
Model-model pembelajaran kooperatif adalah unik, karena dalam pembelajaran kooperatif suatu struktur tugas dan penghargaan yang berbeda
diberkan dalam mengupayakan pembelajaran siswa. Salah satu model pembelajaran kooperatif yaitu teknik belajar mengajar Dua Tinggal Dua Tamu
Two Stay Two Stray disingkat TSTS.
Teknik belajar mengajar Dua Tinggal Dua Tamu Two Stay Two Stray dikembangkan oleh Spencer Kagan 1992. Struktur Dua Tinggal Dua Tamu
memberi kesempatan kelompok untuk membagikan hasil dan informasi dengan kelompok lain Lie, 2007: 61. Model pembelajaran kooperatif dua tinggal dua
tamu adalah dua orang siswa tinggal di kelompok dan dua orang siswa bertamu ke kelompok lain. Dua orang yang tinggal bertugas memberikan informasi kepada
tamu tentang hasil kelompoknya, sedangkan yang bertamu bertugas mencatat hasil diskusi kelompok yang dikunjunginya.
Langkah-langkah pembelajaran kooperatif TSTS, Lie, 2007:61 adalah : 1.
Siswa bekerja sama dalam kelompok berempat seperti biasa, dimana anggota kelompok ada yang berkemampuan tinggi, sedang dan rendah.
2. Setelah selesai, dua orang dari masing-masing kelompok yang berkemampuan
sedang akan meninggalkan kelompoknya dan masing-masing bertamu ke kelompok yang lain.
3. Dua orang yang tinggal dalam kelompok memiliki kemampuan tinggi dan
rendah bertugas membagikan hasil kerja dan informasi mereka ke tamu mereka.
4. Tamu mohon diri dan kembali ke kelompok mereka sendiri dan melaporkan
temuan mereka dari kelompok lain. 5.
Kelompok mencocokkan dan membahas hasil-hasil kerja mereka. Model pembelajaran kooperatif TSTS digambarkan sebagai berikut :
Gambar 1. Model Pembelajaran Kooperatif TSTS A
B C
D
K L
I J
G E
F H
Keterangan : Dalam kelompok : A,B,C,D : yang tinggal A dan C, sebagai tamu adalah B dan D
Dalam kelompok : E,F,G,H : yang tinggal E dan F, sebagai tamu adalah G dan H Dalam kelompok : I,J,K,L : yang tinggal K dan L, sebagai tamu adalah I dan J
Pada model kooperatif TSTS, setiap anggota dapat memperoleh dua sampai tiga informasi sekaligus yaitu 1 informasi materi dari kelompoknya, 2
informasi materi dari bertamu dan 3 informasi materi dari teman yang bertamu ke kelompok yang berbeda. Informasi materi lebih bermakna diperoleh siswa karena
siswa mencari informasi selain untuk dirinya juga harus menginformasikan pada temannya. Terjadi interaksi antara siswa dengan siswa lebih aktif dalam mencari
informasi, sesuai waktu yang telah ditentukan selama TSTS. Dengan demikian maka model pembelajaran TSTS ini merupakan model
kooperatif yang berpusat pada siswa, untuk memperoleh informasi perlu aktivitas aktif setiap siswa selama proses belajar dan guru sebagai fasilitator.
D. Pembelajaran Konvensional