Ketuntasan Belajar KAJIAN PUSTAKA

3. Disediakan pula beberapa bentuk tes mandiri yang cukup interaktif sehingga dapat memberikan masukan kepada siswa sampai sejauh mana siswa memahami materi yang dibacanya. 4. Keuntungan dengan metode ini diantaranya belajar menjadi lebih menarik, tidak monoton, tidak membosankan, lebih mudah dimengerti dan memahami konsep stoikiometri larutan lebih jelas. Proses belajar mengajar model kooperatif TSTS menggunakan CD pembelajaran dilaksanakan dengan pendekatan katerampilan proses. Penilaian selama kegiatan belajar mengajar, mengungkap potensi siswa melalui hasil belajar dan proses pembelajaran. Proses penilaian pembelajaran siswa mencakup aspek keterampilan kognitif, manual dan sosial. Keterampilan kognitif terlibat karena siswa menggunakan pikirannya. Keterampilan manual terlibat karena melibatkan penggunaan alat berbantuan komputer, menyimak, menemukan jendela, “jendela- jendela” berisi teks, animasi. Keterampilan sosial dimaksudkan bahwa mereka berinteraksi dengan sesamanya dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar, misalnya mendiskusikan hasil pengamatan.

G. Ketuntasan Belajar

Pembelajaran tuntas mastery learning dalam proses pembelajaran berbasis kompetensi adalah pendekatan dalam pembelajaran yang mempersyaratkan peserta didik menguasai secara tuntas seluruh standar kompetensi maupun kompetensi dasar mata pelajaran tertentu. Ketuntasan belajar siswa dalam belajar kimia yang ideal adalah bahwa seluruh siswa 100 disebuah kelas telah dapat menguasai seluruh tujuan pembelajaran pembelajaran khusus 100 yang telah ditetapkan oleh gurunya. Namun demikian karena syarat ketentuan belajar siswa dalam kimia yang ideal seperti itu sulit untuk dicapai, maka di dalam buku pedoman kegiatan belajar mengajar kurikulum 1994 tentang ketuntasan siswa dalam belajar kimia ditetapkan dua hal berikut 1 Secara individual, seorang siswa dikatakan telah tuntas mempelajari sebuah pokok bahasan , apabila siswa tersebut telah dapat menguasai paling sedikit 65 dari seluruh TPK yang telah ditetapkan oleh seorang guru pada sebuah pokok bahasan; 2 Secara kelompok kelas telah dikatakan tuntas dalam mempelajari sebuah pokok bahasan, apabila paling sedikit 85 siswa di kelas itu telah menguasai paling sedikit 65 dari seluruh TPK yang telah ditetapkan oleh guru. Wahyudin, 2001: P13-2. Sedangkan ketuntasan belajar menurut Badan Standar Nasional Pendidikan BSNP yaitu ketuntasan belajar setiap indikator yang telah ditetapkan dalam suatu kompetensi dasar berkisar antara 0-100. Kriteria ideal ketuntasan untuk masing-masing indikator 75. Satuan pendidikan harus menentukan kriteria ketuntasan minimal dengan mempertimbangkan tingkat kemampuan rata- rata peserta didik serta kemampuan sumber daya pendukung dalam penyelenggaraan pembelajaran. Satuan pendidikan diharapkan meningkatkan kriteria ketuntasan belajar secara terus menerus untuk mencapai kriteria ketuntasan ideal. Sungkowo, 2008 ; 3 Salah satu prinsip penilaian pada kurikulum berbasis kompetensi adalah menggunakan acuan kriteria, yakni menggunakan kriteria tertentu dalam menentukan kelulusan peserta didik. Kriteria paling rendah untuk menyatakan peserta didik mencapai ketuntasan dinamakan Kriteria Ketuntasan Minimal KKM. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penentuan kriteria ketuntasan minimal adalah ada tiga yaitu tingkat kompleksitas, kemampuan daya dukung dan tingkat kemapuan intake peserta didik. Penetapan nilai KKM dibuat skala penilaian yang disepakati oleh guru mata pelajaran. Untuk memudahkan analisis setiap indikator, perlu dibuat skala penilaian yang disepakati oleh guru mata pelajaran. Berikut ini contoh penentuan nilai KKM suatu mata pelajaran, yang ketentuannya terdapat pada tabel berikut ini. Tabel 2. Penentuan Nilai KKM Aspek yang dianalisis Kriteria dan Skala Penilaian Kompleksitas Tinggi 65 Sedang 65-79 Rendah 80-100 Daya Dukung Tinggi 80-100 Sedang 65-79 Rendah 65 Intake siswa Tinggi 80-100 Sedang 65-79 Rendah 65 Indikator memiliki kriteria : kompleksitas tinggi : 64 daya dukung sedang : 67 intake sedang : 65 Nilai KKM = 3 65 67 64 + + = 65

H. Hasil Belajar

Dokumen yang terkait

perbedaan hasil belajar biologi siswa yang diajarkan melalui pembelajaran kooperatif teknik jigsay dengan teknik two stay two stray (kuasi eksperimen di MTs PUI Bogor)

0 5 185

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray(Dua Tinggal Dua Tamu) Dengan Pendekatan Nilai Untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Cahaya

0 6 192

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray Terhadap Keterampilan Menyimak Siswa Kelas V MIN 15 Bintaro Jakarta Selatan

1 10 130

Perbedaan hasil belajar ips siswa dengan menggunakan pembelajaran kooperatif teknik inside outside circle dan two stay two stray

0 12 0

Perbedaan Hasil Belajar Antara Siswa yang Menggunakan Metode Pembelajaran Two Stay Two Stray dan Jigsaw Pada Konsep Pencernaan

2 14 198

Pengaruh teknik kooperatif Two Stay Two Stray (TSTS) dengan Guided Note Taking (GNT) terhadap hasil belajar siswa pada konsep archaebacteria dan eubacteria: kuasi eksperimen di SMA Negeri 1 Kota Tangerang Selatan.

0 9 243

perbedaan hasil belajar peserta didik menggunakan pendekatan sts, sets, dan stem pada pembelajaran konsep virus

3 22 77

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TWO STAY TWO STRAY (TSTS) DAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAM Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Two Stay Two Stray (TSTS) Dan Pembelajaran Kooperatif Student Team Achievement Division (STAD) Dalam Menyelesaikan Soal

0 1 14

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TWO STAY TWO STRAY (TSTS) DAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAM Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Two Stay Two Stray (TSTS) Dan Pembelajaran Kooperatif Student Team Achievement Division (STAD) Dalam Menyelesaikan Soal C

0 3 11

PenGARUH MOdel PeMBelAJARAn kOOPeRATIF TIPe TWO STAY TWO STRAY (TSTS) TeRHAdAP HASIl BelAJAR IPA

0 0 5