Tes Teknik Pengumpulan Data

cukup memadai untuk pelaksanaan penelitian ini dan penulis akan lebih mudah memantau keadaan siswa pasca penelitian.

2. Sampel

Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan “cluster random sampling”, dari tiga kelas paralel IPA yang ada, dipilih satu kelas, yaitu kelas XI IPA 1 yang berjumlah 44 orang, terdiri dari laki-laki 19 orang dan perempuan 25 orang, berfungsi sebagai kelas eksperimen. Sedangkan satu kelas lainnya kelas XI IPA 2, berjumlah 44 orang, berfungsi sebagai kelas kontrol.

C. Variabel

Variabel bebas dari penelitian ini adalah model pembelajaran TSTS menggunakan CD pembelajaran dan aktivitas siswa, sedangkan variabel terikatnya adalah hasil belajar siswa.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dibagi menjadi tiga cara : 1. Tes, dilakukan sebelum pretes dan sesudah postes proses pembelajaran 2. Observasi aktivitas, dilakukan oleh observer, yaitu 2 orang guru. 3. Skala sikap diberikan kepada siswa dan daftar isian untuk guru diberikan kepada observer yang memantau pembelajaran berlangsung.

1. Tes

Untuk mengungkap hasil belajar siswa dibuat alat uji tes objektif. Instrumen hasil belajar disesuaikan dengan materi pokok Stoikiometri Larutan, meliputi aspek kognitif jenjang pengetahuan C 1 , pemahaman C 2 , penerapan C 3 , analisis C 4 , Sintesis C 5 dan penilaian C 6 . Sebelum instrumen digunakan dalam penelitian, instrumen diujicobakan di kelas yang telah mempelajari materi pokok yang sama validasi instrumen pada lampiran . Setelah diujicoba instrumen direvisi dan digunakan untuk uji hasil belajar kelas eksperimen. Tahap-tahap pengujian instrumen hasil belajar : a. Validitas isi Untuk instrumen yang berbentuk tes, pengujian validitas isi dapat dilakukan dengan membandingkan antara isi instrumen dengan materi pelajaran yang telah diajarkan. Validasi isi dilakukan dengan cara meminta tanggapan dan saran dari para ahli di bidang pendidikan Kimia terhadap soal yang telah dibuat. b. Validasi konstruk Validasi konstruk dihitung dengan program microsoft excel dalam komputer yang menggunakan kriteria bahwa : jika t hitung t tabel maka soal tersebut valid, sebaliknya jika t hitung ≤ t tabel maka soal itu tidak valid. t = 2 1 2 1 1 1 n n x x + − dengan keterangan : x 1 = rata-rata nilai kelas eksperimen x 2 = rata-rata nilai kelas non eksperimen n 1 = jumlah anggota kelas eksperimen n 2 = jumlah anggota kelas non eksperimen c. Reliabilitas Instrumen Sebuah tes dikatakan reliabel apabila tes tersebut dapat menunjukkan hasil yang relatif ajeg, jika tes tersebut digunakan pada kesempatan yang lain. Rumus yang digunakan pada penelitian ini, untuk menghitung reliabilitas digunakan rumus Product Moment dari Pearson metoda belah dua sebagai berikut : r xy = ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ − − ] [ ] [ . 2 2 2 Y Y N X N Y X XY N Arikunto, S. 2005: 327 dengan keterangan : r xy = koefisien korelasi yang dicari N = banyaknya subjek pemilik nilai X = nilai variabel 1 Y = nilai variabel 2 Kriteria yang digunakan untuk menilai derajat reliabilitas menurut Guilford Ruseffendi, 1998 : 144, adalah sebagai berikut : 0,91 ≤ r ≤ 1,00 : sangat tinggi, berarti soal tersebut tergolong sangat baik 0,71 ≤ r ≤ 0,90 : tinggi, berarti soal tersebut tergolong baik 0,41 ≤ r ≤ 0,70 : sedang, berarti soal tersebut tergolong cukup 0,21 ≤ r ≤ 0,40 : rendah, berarti soal tersebut tergolong jelek 0,00 ≤ r ≤ 0,20 : sangat rendah d. Daya Pembeda Daya Pembeda soal dapat dihitung dengan rumus : DP = N BB BA − Keterangan : DP : Daya Pembeda BA : Jumlah siswa dalam kelompok atas BB : Jumlah siswa dalam kelompok bawah N : Jumlah siswa tiap kelompok Kriteria yang digunakan untuk menilai suatu daya pembeda adalah : Suherman, 2003: 161 DP ≤ 0,00 : sangat jelek 0,00 DP ≤ 0,20 : jelek 0,20 DP ≤ 0,40 : cukup 0,40 ≤ DP ≤ 0,70 : baik 0,70 DP ≤ 1,00 : sangat baik e. Tingkat Kesukaran Tingkat kesukaran suatu soal dapat dihitung dengan rumus : TK = N BB BA + Keterangan : TK : Tingkat kesukaran suatu soal BA : Jumlah siswa dalam kelompok atas BB : Jumlah siswa dalam kelompok bawah N : Jumlah siswa tiap kelompok Kriteria yang digunakan untuk menilai suatu tingkat kesukaran adalah : TK ≥ 0,86 : sangat mudah Suherman, 2003: 169-170 0,71 ≤ TK ≤ 0,85 : mudah 0,31 ≤ TK ≤ 0,70 : sedang 0,16 ≤ TK ≤ 0,30 : sukar TK 0,16 : sangat sukar Jumlah soal yang akan di uji validitasnya berjumlah 40 butir soal, bentuk pilihan ganda. Soal diujicobakan di kelas XII IPA, kelas yang sudah mendapatkan materi stoikiometri larutan. Dari hasil ujicoba dapat mengungkap ; 1 Daya Pembeda DP : cukup, baik dan sangat baik, 2 Tingkat Kesukaran TK: sangat mudah, mudah, sedang dan sukar, 3 Korelasi dan Reliabilitas : rendah dan sedang. Setelah soal di uji validasi, yang memenuhi kriteria berjumlah 23 soal, soal yang digunakan berjumlah 20 soal. Soal digunakan sebagai soal pretes dan postes pada kelas eksperimen dan kelas kontrol lampiran 21 halaman 142.

2. Observasi Aktivitas.

Dokumen yang terkait

perbedaan hasil belajar biologi siswa yang diajarkan melalui pembelajaran kooperatif teknik jigsay dengan teknik two stay two stray (kuasi eksperimen di MTs PUI Bogor)

0 5 185

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray(Dua Tinggal Dua Tamu) Dengan Pendekatan Nilai Untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Cahaya

0 6 192

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray Terhadap Keterampilan Menyimak Siswa Kelas V MIN 15 Bintaro Jakarta Selatan

1 10 130

Perbedaan hasil belajar ips siswa dengan menggunakan pembelajaran kooperatif teknik inside outside circle dan two stay two stray

0 12 0

Perbedaan Hasil Belajar Antara Siswa yang Menggunakan Metode Pembelajaran Two Stay Two Stray dan Jigsaw Pada Konsep Pencernaan

2 14 198

Pengaruh teknik kooperatif Two Stay Two Stray (TSTS) dengan Guided Note Taking (GNT) terhadap hasil belajar siswa pada konsep archaebacteria dan eubacteria: kuasi eksperimen di SMA Negeri 1 Kota Tangerang Selatan.

0 9 243

perbedaan hasil belajar peserta didik menggunakan pendekatan sts, sets, dan stem pada pembelajaran konsep virus

3 22 77

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TWO STAY TWO STRAY (TSTS) DAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAM Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Two Stay Two Stray (TSTS) Dan Pembelajaran Kooperatif Student Team Achievement Division (STAD) Dalam Menyelesaikan Soal

0 1 14

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TWO STAY TWO STRAY (TSTS) DAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAM Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Two Stay Two Stray (TSTS) Dan Pembelajaran Kooperatif Student Team Achievement Division (STAD) Dalam Menyelesaikan Soal C

0 3 11

PenGARUH MOdel PeMBelAJARAn kOOPeRATIF TIPe TWO STAY TWO STRAY (TSTS) TeRHAdAP HASIl BelAJAR IPA

0 0 5