Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kegiatan belajar mengajar Kimia di SMA saat ini umumnya sering menggunakan metode ceramah, pembelajaran berpusat pada guru dan siswa minim aktivitas. Hal ini berdampak pada hasil belajar yang rendah, belum mencapai ketuntasan belajar dan aktivitas siswa kurang. Untuk mengatasi hal tersebut guru perlu menciptakan proses pembelajaran yang melibatkan siswa aktif belajar dan suasana yang mendukung siswa mencapai kesuksesan belajar. Materi stoikiometri larutan dalam ilmu kimia adalah materi perhitungan suatu zat untuk reaksi yang berlangsung dalam larutan. Di dalam stoikiometri larutan digunakan konsep kemolaran pada berbagai jenis reaksi kimia dalam larutan elektrolit. Penyampaian materi stoikiometri larutan disampaikan dari yang sederhana kemudian yang rumit, disertai contoh-contoh soal hitungan.Untuk menguji kemampuan siswa, siswa diberi latihan soal-soal, sering dijumpai siswa dapat menyelesaikan soal yang dicontohkan guru, namun bila soal dimodifikasi, siswa merasa kesulitan untuk menyelesaikan soal tersebut. Hal ini mengindikasikan kemampuan siswa untuk berpikir kreatif kurang, siswa perlu bantuan dalam menyelesaikan soal sulit tersebut. Bila hal ini tetap terjadi berdampak pada pemahaman siswa terhadap materi Kimia berikutnya sulit diikuti dengan baik, sehingga nilai hasil belajar rendah, belum mencapai KKM yang telah ditetapkan dikatakan siswa belajar belum tuntas. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP, menuntut siswa secara mandiri menguasai kompetensi minimal yang diprogramkan. Perlu dilakukan upaya agar hasil belajar siswa baik dan ketuntasan belajar siswa tercapai yaitu pemilihan metode dan strategi belajar yang tepat dalam pembelajaran, tidak hanya terpaku pada satu metode yaitu metode ceramah, mengingat kemampuan siswa dalam memahami materi pelajaran sangat beragam. Dalam suatu proses pembelajaran sebenarnya tidak ada satu metode yang paling tepat, oleh karena itu penggunaan multimedia dan multimetode harus sesuai karakteristik materi yang diajarkan akan sangat membantu kegiatan belajar mengajar. Berdasarkan pada Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses, dikatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreatitivitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik, serta psikologis peserta didik. BSNP, Depdiknas: 2008 Menuju pada peningkatan mutu proses pembelajaran, saat ini derasnya arus informasi sudah tidak memungkinkan lagi bagi guru untuk beranggapan bahwa siswa perlu diajari dengan berbagai fakta pengetahuan dan informasi. Pada sistem pengajaran di sekolah, siswa seyogyanya diberi kesempatan untuk berinteraksi dan bekerjasama dengan sesama teman, siswa harus dipersiapkan agar bisa berkomunikasi dan bekerjasama dengan orang lain dalam belajar. Sikap yang diharapkan setelah siswa belajar ilmu kimia adalah bersikap ilmiah, berkomunikasi dan terampil dalam kegiatan proses sains sesuai taraf perkembangan kognitifnya. Keterampilan-keterampilan ini akan menjadi roda penggerak penemuan dan pengembangan fakta dan konsep serta pengembangan sikap, wawasan dan nilai. Alur proses belajar tidak harus berasal dari guru menuju siswa. Siswa bisa juga saling mengajar dengan siswa lainnya. Sistem pengajaran yang memberi kesempatan kepada siswa untuk bekerjasama dengan sesama teman dalam tugas- tugas yang terstruktur disebut sebagai sistem “pembelajaran gotong royong” atau cooperative learning pembelajaran kooperatif. Dalam sistem ini, guru bertindak sebagai fasilitator. Model pembelajaran kooperatif tidak hanya dilandasi konstruktivisme individu menurut Piaget, tetapi juga konstruktivisme sosial menurut Vygotsky. Model pembelajaran kooperatif yaitu suatu cara pendekatan atau serangkaian strategi yang khusus dirancang untuk memberikan dorongan kepada siswa agar bekerjasama selama berlangsungnya proses belajar Musahir: 2000. Meninjau kenyataan umum proses pembelajaran kimia sehari-hari di sekolah menengah, terlihat kurangnya penggunaan variasi model pembelajaran dan kurangnya pemanfaatan teknologi sebagai media pembelajaran, padahal konsep-konsep kimia tidak mudah dipahami oleh siswa hanya dengan mendengar atau membaca buku. Kesulitan siswa dalam memahami konsep dapat menurunkan minat serta motivasi belajarnya. Untuk itu keaktifan siswa dan kreativitas guru dalam merancang pembelajaran yang lebih menarik, perlu ditingkatkan. Untuk mengatasi hal itu dipilih suatu pendekatan model pembelajaran kooperatif strategi Dua Tinggal Dua Tamu Two Stay Two Stray TSTS menggunakan CD pembelajaran, program power point. Model pembelajaran kooperatif TSTS menggunakan CD pembelajaran pada materi stoikiometri larutan, yang merupakan sumber belajar yang dirancang oleh guru, dilakukan melalui pengembangan prosedur kegiatan belajar mengajar Kimia, sehingga kegiatan belajar mengajar tentang stoikiometri larutan akan membuat siswa aktif, tidak membosankan dan membantu efektivitas proses pembelajaran. Dengan CD pembelajaran kimia, dapat mengakomodasi siswa yang lamban dalam menerima pelajaran, dapat dipelajari siswa kapan saja dan dapat menghadirkan fenomena kimia yang sama secara berulang-ulang kalau siswa belum memahami betul apa yang terjadi. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa belajar dengan menggunakan CD pembelajaran dapat meningkatkan minat belajar siswa, mengembangkan pengetahuan, keterampilan, aktivitas, kreativitas dan sikap. Angkowo dan Kosasih, 2007; 27. Model pembelajaran kooperatif TSTS dipilih karena model ini dapat memperkaya pengalaman siswa dalam menyelesaikan permasalahan yang dikerjakan secara berkelompok. Siswa bekerja sama dalam kelompoknya berempat mempelajari sub pokok materi tertentu. Dalam satu kelompok dua orang tinggal dalam kelompoknya dan dua orang bertamu ke kelompok lain, tiap anggota kelompok bertugas mencari dan memberikan informasi materi tertentu. Penerapan model pembelajaran kooperatif TSTS menggunakan CD pembelajaran diharapkan dapat membantu kesulitan siswa memahami materi stoikiometri larutan, sehingga diperoleh hasil belajar yang baik dan siswa tuntas belajar. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka perlu adanya penelitian yang mengungkap pembelajaran kooperatif strategi Dua Tinggal Dua Tamu two stay two stray TSTS menggunakan CD pembelajaran kimia pada materi Stoikiometri Larutan dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI IPA SMA.

B. Identifikasi Masalah

Dokumen yang terkait

perbedaan hasil belajar biologi siswa yang diajarkan melalui pembelajaran kooperatif teknik jigsay dengan teknik two stay two stray (kuasi eksperimen di MTs PUI Bogor)

0 5 185

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray(Dua Tinggal Dua Tamu) Dengan Pendekatan Nilai Untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Cahaya

0 6 192

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray Terhadap Keterampilan Menyimak Siswa Kelas V MIN 15 Bintaro Jakarta Selatan

1 10 130

Perbedaan hasil belajar ips siswa dengan menggunakan pembelajaran kooperatif teknik inside outside circle dan two stay two stray

0 12 0

Perbedaan Hasil Belajar Antara Siswa yang Menggunakan Metode Pembelajaran Two Stay Two Stray dan Jigsaw Pada Konsep Pencernaan

2 14 198

Pengaruh teknik kooperatif Two Stay Two Stray (TSTS) dengan Guided Note Taking (GNT) terhadap hasil belajar siswa pada konsep archaebacteria dan eubacteria: kuasi eksperimen di SMA Negeri 1 Kota Tangerang Selatan.

0 9 243

perbedaan hasil belajar peserta didik menggunakan pendekatan sts, sets, dan stem pada pembelajaran konsep virus

3 22 77

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TWO STAY TWO STRAY (TSTS) DAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAM Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Two Stay Two Stray (TSTS) Dan Pembelajaran Kooperatif Student Team Achievement Division (STAD) Dalam Menyelesaikan Soal

0 1 14

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TWO STAY TWO STRAY (TSTS) DAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAM Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Two Stay Two Stray (TSTS) Dan Pembelajaran Kooperatif Student Team Achievement Division (STAD) Dalam Menyelesaikan Soal C

0 3 11

PenGARUH MOdel PeMBelAJARAn kOOPeRATIF TIPe TWO STAY TWO STRAY (TSTS) TeRHAdAP HASIl BelAJAR IPA

0 0 5