40 Penelitian lebih difokuskan pada pembuatan model pengelolaan kawasan
yang berkelanjutan berdasarkan pada kondisi wilayah saat ini, kebutuhan para stakeholders dan permasalahan yang sedang dihadapi terkait dengan laju erosi
yang tidak terkendali. Pendugaan besarnya erosi yang terjadi di lahan pertanian menggunakan
pendekatan persamaan prediksi kehilangan tanah secara komprehensif atau the Universal Soil Loss Equation USLE. Persamaan USLE yang telah direvisi
tersebut menurut Smith et al., 2007 adalah :
P C
LS K
R A
× ×
× ×
=
........................................................ 4 Dimana :
A :
Besarnya erosi yang mungkin terjai tonac-yr R
: Besarnya faktor curah hujan dan aliran permukaan 100s of ft-tonsac-yr
K :
Besarnya faktor kepekaan erodibilitas tanah, kehilangan tanah per unit dari erosivitas hujan dari lahan kosong pada kemiringan 9 , kemiringan 72,6
ft 22,1 m panjang, tons tanah per 100 ft-tons curah hujan. LS :
Besarnya faktor panjang lereng dan kemiringan tidak ada satuan C
: Besarnya faktor pengelolaan penutup tanah tanaman
P :
Besarnya faktor tindakan pegelolaan tanah konservasi tanah Nilai prediksi erosi yang diperoleh akan dibandingkan dengan besarnya nilai
laju erosi maksimum yang diperbolehkan sebesar 11 tonhatahun seperti yang disampaikan Papendick et al., 1986 dan diperkuat oleh Arsyad 2006.
3.3. Jenis dan Sumber Data
Data yang dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder. Data primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah data rekapitulasi hasil kuesioner yang
dibagikan kepada responden, hasil analisis laboratorium contoh tanah, serta data lain yang terkait langsung dalam penyusunan model. Informasipendapat pakar
diperoleh dari jawaban pertanyaan yang diajukan dan kesimpulan diskusi. Pertanyaan tersebut lebih bersifat teknis dan berkembang sesuai dengan
keahliannya masing-masing. Peneliti akan lebih banyak menggali informasi berdasarkan penjelasan yang dikemukakan oleh pakar, dengan demikian
diharapkan informasi yang diperoleh dapat lebih lengkap dan mendalam. Data sekunder sebagai data pendukung diperoleh dari berbagai instansi
yang terkait dengan pertanian dan kebijakan baik dari Pemerintah Pusat, Propinsi maupun Kabupaten. Data sekunder juga diperoleh dari penelitian terkait yang telah
dilaksanakan sebelumnya. Data dapat berasal dari sumber-sumber sekunder
41 seperti data sensus pemerintah daerah, data dinas pertanian, dinas perdagangan,
stasiun klimatologi, dinas pengelola pasar maupun data kualitatif dan wawancara bebas.
Stakeholders yang menjadi responden dalam penelitian ini dikelompokkan berdasarkan mata pencaharian dan kontribusinya terhadap kegiatan pertanian.
Pembagian kelompok stakeholders meliputi: petani, pedagangtengkulak, tokoh masyarakat, penyuluh pertanian dan aparat desa dan kecamatan, masyarakat
mewakili konsumen dan lembaga swadaya masyarakat LSM. Jumlah responden dalam tiap-tiap kelompok dipilih secara acak sederhana
simple random sampling, jumlahnya ditetapkan secara proporsional terhadap jumlah populasi dalam kelompok. Sedangkan pemilihan pakar yang akan menjadi
responden seluruhnya sebanyak 10 orang yang terdiri dari pakar agrolimat, pengelolaan lahan kering, agribisnis hortikultura, sosiologi kemasyarakatan, dan
perencana kebijakan. Masing-masing pakar dipilih 2 orang. Pertimbangan jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini berdasarkan:
a jumlah pengamatan yang mencukupi untuk keperluan lebih lanjut, b ketersediaan biaya, dan c homogenitas sampel. Homogenitas sampel yang
dimaksudkan dalam penelitian ini adalah kondisi biofisik desa-desa dalam relatif sama karena lokasinya berdekatan. Cara bertani dan komoditas yang diusahakan
juga relatif sama. Pengelompokan responden dalam populasi akan dilakukan jika ditemukan
perbedaan kondisi biofisik antar desa yang mempengaruhi cara bertani, komoditas maupun status sosial ekonomi petani. Dalam pembahasan akan dilengkapi dengan
perbedaan besarnya usaha effort yang harus dikeluarkan dari masing-masing kelompok untuk dapat melaksanakan model yang direkomendasikan.
Penelitian ini tidak dimaksudkan untuk melakukan pencemaran, dampak residu pestisida terhadap kualitas produk, erosi tanah terhadap sedimentasi di
daerah hilir maupun ekowisata. Desain model yang dihasilkan dan rekomendasi yang dirumuskan sebagai konsekuensi logis dari penelitian memang berguna dan
bersifat khusus untuk daerah penelitian namun implementasi model tersebut diharapkan dapat digunakan di lokasi lain yang memiliki karakteristik yang mirip
tentunya dengan penyesuaian-penyesuaian.
3.4. Penetapan Nilai Indeks dan Status Keberlanjutan Usahatani Saat Ini