sangat rawan terkena kredit macet, tidak seimbangnya pendapatan dengan pengeluaran rumah tangga dapat mempengaruhi daya bayar cicilan kredit
motor mereka. Merujuk terhadap kategori BPS mengenai pengeluaran per kapita
rumah tangga diantara Rp. 200.000 sampai Rp. 499.000 per bulan merupakan rumah tangga dengan kategori tingkat menengah. Dapat
dikatakan bahwa rumah tangga pengojeg berada dalam kategori rumah tangga dengan tingkat menengah. Walaupun pada kenyataannya
pengeluaran konsumsi rumah tangga pengojeg lebih besar daripada pendapatan yang mereka terima.
5.6. Dampak Kenaikan Harga BBM terhadap Pendapatan Rumah Tangga
Pengojeg Motor
Untuk melihat dampak kenaikan harga BBM terhadap pendapatan rumah tangga pengojeg motor, maka dilakukan uji t terhadap pendapatan
sebelum dan sesudah adanya kenaikan harga BBM. Berdasarkan hasil uji t Lampiran 6 nilai probabilitas untuk pendapatan rumah tangga pengojeg
motor sebesar p = 0,000 yang berarti bahwa pada semua tingkat taraf nyata kenaikan harga BBM berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan
rumah tangga pengojeg motor. Sementara nilai koefisien t sebesar – 12,53, hal ini menunjukkan adanya kenaikan harga BBM menurunkan pendapatan
rumah tangga pengojeg motor. Secara umum pendapatan rumah tangga menurun, sebelum kenaikan
harga BBM pendapatan rumah tangga pengojeg berkisar antara dengan Rp. 1.536.116. Setelah kenaikan harga BBM menjadi antara Rp 866.126 sampai
Rp. 1.059.041 Lampiran 8. Kenaikan harga BBM ternyata memberikan
dampak terhadap penurunan pendapatan yang diterima oleh pengojeg motor. Pendapatan rumah tangga pengojeg motor menurun sebesar 33
persen bila dibandingkan pendapatan sebelum kenaikan harga BBM. Bagi rumah tangga yang tidak mempunyai penghasilan tambahan adanya
penurunan pendapatan akan terasa berat. Sebagian rumah tangga yang mendapat penghasilan tambahan merasa perekonomian keluarganya
terbantu.
5.7. Dampak Kenaikan Harga BBM terhadap Pengeluaran Rumah Tangga
Pengojeg Motor
Untuk melihat dampak kenaikan harga BBM terhadap pengeluaran rumah tangga pengojeg motor, maka dilakukan uji t terhadap pengeluaran
sebelum dan sesudah adanya kenaikan harga BBM. Berdasarkan hasil uji t Lampiran 7 nilai probabilitas untuk pengeluaran konsumsi rumah tangga
pengojeg motor sebesar p = 0,011 yang berarti bahwa pada taraf nyata 5 persen kenaikan harga BBM berpengaruh secara signifikan terhadap
pengeluaran rumah tangga pengojeg motor. Sementara nilai koefisien t sebesar + 2,62 yang menunjukkan adanya kenaikan harga BBM akan
meningkatkan pengeluaran konsumsi rumah tangga pengojeg motor. Seiring kenaikan biaya kebutuhan hidup setelah kenaikan harga
BBM, pengeluaran rumah tangga pengojeg mengalami kenaikan. Pengeluaran rumah tangga pengojeg sebelum kenaikan harga BBM antara
Rp. 938.810 sampai dengan Rp. 1.029.156. Setelah kenaikan BBM menjadi antara Rp. 976.505 sampai Rp. 1.084.029 Lampiran 9.
5.8. Dampak Kenaikan Harga BBM terhadap Daya Bayar Kredit Motor