Usia Pendidikan Profil Pengojeg Sepeda Motor

jiwa. Untuk keberangkatan dimulai jam 04.30 WIB sampai dengan 21.00 WIB dengan jumlah keberangkatan sebanyak 70 keberangkatan, sedangkan kedatangan kereta api dari Jakarta menuju Bogor dimulai jam 06.07 WIB sampai dengan 22.12 WIB dengan jumlah kedatangan 70 kedatangan.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Profil Pengojeg Sepeda Motor

Penyebaran kuesioner dilakukan kepada 60 orang pengojeg motor yang menggunakan sepeda motor kredit, yang wilayah beroperasi berada pada daerah Kota Bogor. Dari hasil wawancara yang dilakukan menghasilkan data karakteristik pengojeg sepeda motor. Berikut ini disajikan profil pengojeg sepeda motor mengenai gender, usia, pendidikan, masa kerja, jam kerja per hari, dan kepemilikan Surat Izin Mengemudi SIM. 5.1.1. Gender Dari hasil wawancara terhadap 60 orang pengojeg menunjukan bahwa semua pengojeg motor berjenis kelamin laki-laki. Walaupun pada kenyataan sepeda motor dapat digunakan oleh perempuan, tetapi untuk menjadi pengojeg motor diperlukan stamina yang kuat. Sehingga kebanyakan yang menjadi pengojeg motor adalah laki-laki.

5.1.2. Usia

Usia pengojeg motor sangat beragam dari yang muda hingga yang tua. Hal ini menunjukan bahwa faktor usia bukanlah penghalang untuk menjadi pengojeg motor. Usia mereka berkisar 21 tahun sampai 54 tahun. Berdasarkan Gambar 5.1 dapat dilihat bahwa 15 persen pengojeg berusia 20-24 tahun, 15 persen berusia 25-29 tahun, 25 persen berusia 30-34 tahun, 20 persen berusia 35-39 tahun, 13 persen berusia 40-44 tahun, 7 persen berusia 45-49 tahun, 5 persen berusia diatas 50 tahun. 15 15 25 20 13 7 5 10 20 30 20-24 25-29 30-34 35-39 40-44 45-49 ≥50 Usia Tahun Frekuensi Sumber: Data Primer Hasil Olahan. Gambar 5.1. Frekuensi Pengojeg Berdasarkan Usia Usia pengojeg yang berada dalam usia produkif ini, menjadikan seorang pengojeg memegang jabatan sebagai kepala rumah tangga di dalam keluarganya. Jabatan yang dipegang sebagai kepala rumah tangga mengharuskan seorang pengojeg motor bertanggung jawab kepada keluarganya dengan membiayai kebutuhan rumah tangga, yang terbagi menjadi kebutuhan makanan dan non makanan. Hal ini menyebabkan para pengojeg motor harus bekerja keras untuk mencukupi kebutuhan keluarga. Terlebih lagi dengan keadaan seperti sekarang dimana harga-harga yang meningkat membuat biaya kebutuhan hidup bertambah besar, beban ini pun ditambah dengan kewajiban para pengojeg ini untuk membayar cicilan kredit motor setiap bulannya. Beban yang cukup berat ini dipikul oleh para pengojeg dan berdasarkan hasil wawancara kepada 60 orang pengojeg, sebesar 59 persen para pengojeg mempunyai jumlah anggota keluarga yang harus ditanggung berkisar 2-3 orang, 30 persen mempunyai tanggungan sebanyak 4-6 orang, 11 persen mempunyai tanggungan anggota keluarga lebih dari 7 orang. s Sumber: Data Primer Hasil Olahan. Gambar 5.2. Frekuensi Pengojeg Berdasarkan Jumlah Tanggungan Keluarga

5.1.3. Pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu faktor penunjang dalam bekerja. Untuk bekerja menjadi pengojeg motor, pendidikan formal bukan hal yang diutamakan. Hal yang diperlukan untuk menjadi pengojeg adalah kemampuan dalam mengendarai sepeda motor. Berdasarkan data yang diperoleh, sebanyak 25 persen para pengojeg berlatar pendidikan Sekolah Dasar SD, 38 persen berlatar pendidikan Sekolah Mengah Pertama SMP, 59 30 11 1-3 4-6 ≥7 35 persen berlatar perdidikan Sekolah Menengah Atas SMA dan sederajat dengan SMA, dan sisanya sebesar 2 persen berlatar pendidikan Pondok Pesantren PONPRES. Pendidikan formal yang tidak menjadi faktor utama, menjadikan profesi sebagai pengojeg menjadi salah satu pilihan, bagi para angkatan kerja yang kurang beruntung dalam persaingan dunia kerja. 25 38 35 2 10 20 30 40 50 SD SMP SMA PONPRES Pe ndidikan Frekuensi Sumber : Data Primer Hasil Olahan. Gambar 5.3. Frekuensi Pengojeg Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan 5.1.4. Masa Kerja Berdasarkan hasil wawancara, para pengojeg telah menekuni profesi yang digelutinya berkisar antara 3 tahun hingga 30 tahun. Berdasarkan Gambar 5.4 dapat dilihat sebesar 13 persen pengojeg telah bekerja 1-5 tahun, 43 persen bekerja 6-10 tahun, 13 persen bekerja 11-15 tahun, 23 persen bekerja 16-20 tahun, 3 persen bekerja 21-25, dan sisanya sebesar 3 persen telah bekerja 26-30 tahun. 13,33 43,33 13,33 23,33 3,33 3,33 0,00 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 1-5 6-10 11-15 16-20 21-25 26-30 Masa Ke rja Tahun Frekuensi Sumber: Data Primer, Hasil Olahan Gambar 5.4. Frekuensi Pengojeg Berdasarkan Masa Kerja

5.1.5. Jam Kerja Per Hari