ke tahun. Pada tahun 2005, jumlah penduduk di kota Bogor menjadi sebesar 855.085 jiwa dengan kepadatan 7.216 jiwakm
2
. Kecamatan Bogor Barat merupakan kecamatan dengan jumlah
penduduk terbanyak yaitu 190.421 jiwa. Hal ini sebanding karena luas wilayah Bogor Barat adalah wilayah terbesar yaitu 32,62 km. Jumlah
penduduk terkecil terdapat di Kecamatan Bogor Timur sebanyak 86.978 jiwa. Sedangkan untuk tingkat kepadatan, Kecamatan Bogor Tengah
merupakan kecamatan terpadat, yaitu 12.691 jiwakm
2
, hal ini disebabkan karena pusat pemerintahan dan kegiatan ekonomi banyak berada di
Kecamatan Bogor Tengah.
Tabel 4.2. Jumlah Rumah Tangga, Penduduk, Luas Wilayah dan Kepadatan Penduduk di Kota Bogor Tahun 2005
Kecamatan Jumlah Rumah
Tangga Unit
Jumlah Penduduk
Jiwa Luas
Wilayah Km
2
Kepadatan Penduduk
Jiwakm
2
Bogor Selatan
Bogor Timur Bogor Utara
Bogor Tengah
Bogor Barat Tanah Sereal
39.050 18.594
35.187 24.256
41.753 35.517
166.745 86.978
149.578 103.176
190.421 158.187
30,81 10,15
17,72 8,13
32,85 18,84
5.412 8.569
8.441 12.691
5.797 8.396
Kota Bogor 194.357
855.085 118,50
7.216
Sumber: BAPEDA 2006.
4.3. Perekonomian Kota Bogor
Indikator makro perekonomian diukur dari PDRB Produk Domestik Regional Bruto. Pada Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa PDRB Kota Bogor
untuk tahun 2001 harga konstan dari harga berlaku sebesar Rp. 2.994.826,20 mengalami peningkatan dari tahun ke tahun hingga tahun 2005 PDRB Kota
Bogor atas dasar tahun berlaku sebesar Rp. 6.836.918,89 dan harga konstan sebesar Rp. 3.567.230,91.
Tabel 4.3. PDRB Kota Bogor Tahun 2001-2005
Tahun PDRB Atas
Dasar Harga Berlaku Juta
Rp PDRB Atas
Dasar Harga Konstan 2000
Juta Rp Laju
Pertumbuhan PDRB Atas
Dasar Harga Berlaku
Persen Laju
Pertumbuhan PDRB Atas
Dasar Harga Konstan 2000
Persen 2001 2.994.826,20
2.823.430,21 12,10
5,68 2002 3.454.398,26
2.986.837,37 15,15
5,79 2003 4.165.569,12
3.168.185,54 20,41
6,07 2004 5.245.746,83
3.361.483,93 25,93
6,10 2005 6.836.918,89
3.567.230,91 30,33
6,12
Sumber: BAPEDA 2006.
Kontribusi setiap sektor terhadap PDRB Kota Bogor berbeda-beda. Pada tahun 2005, Kota Bogor memiliki sektor-sektor kegiatan perekonomian
dominan dalam rangka memberikan kontribusi terhadap PDRB. Kontribusi 9 sektor lapangan usaha ini sangat menentukan laju pertubuhan ekonomi
Kota Bogor. Tabel 4.4. Kontribusi Sektor dalam Perekonomian Kota Bogor Tahun 2005
No Sektor PDRB
Atas Dasar Harga
Berlaku Persen PDRB Atas
Dasar Harga Konstan 2000
Persen 1 Perdagangan, hotel dan
restoran 47,42
30,03 2 Inustri
pengolah 21,37
28,10 3 Keuangan,
persewaan dan
jasa perusahaan
12,70 13,72
4 Pengangkutan dan komunikasi
10,68 9,66
5 Bangunan 8,61
7,46 6 Jasa-jasa
7,16 7,52
7 Listrik, gas
dan air
bersih 3,12
3,15 8 Pertanian,
peternakan, kehutanan dan perikanan
0,40 0,36
9 Pertambangan 0,00
0,00 PDRB 100,00
100,00
Sumber: BAPEDA 2006.
4.4. Sarana dan Prasarana Transportasi
Prasarana transportasi darat berupa jalan di Kota Bogor yang meliputi jalan negara, jalan propinsi, jalan kota dan jalan lingkungan Tabel
4.5.
Tabel 4.5. Panjang Jalan Menurut Keadaan dan Status Jalanan di Kota Bogor Tahun 2005
Status Jalan Keadaan
Jalan Negara
Km Jalan
Propinsi Km
Jalan Kota
Km Jumlah
Jalan Km I.
Jenis Permukaan
a. Diaspal 33,810
10,120 490,112
534,042 b.Kerikil -
- 20,125
20,125 c.Tanah -
- 9,070
9,070 d.Betoncomblock -
- 39,072
39,072 e. Tidak dirinci
- -
18,286 18,286
Jumlah 33,810 10,120
576,665 620,595
II. Kondisi Jalan a. Baik
11,661 -
73,514 85,175
b.Sedang 14,778 10,120
245,347 270,245
c.Rusak 7,371 -
179,327 186,698
d.Rusak Berat -
- 78,477
78,477 Jumlah 33,810
10,120 576,665
620,595 III. Kelas Jalan
a. Kelas I -
- -
- b. Kelas II
33,810 10,120
13,028 56,958
c. Kelas III -
147,675 147,675
d. Kelas III A -
- 54,144
54,144 e. Kelas III B
- -
158,124 158,124
f. Kelas III C -
- 167,800
167,800 g. Kelas tidak
dirinci -
- 35,894
35,894 Jumlah 33,810
10,120 576,665
620,505
Sumber: BPS 2006
Jalan negara di Kota Bogor dengan ruas jalan sepanjag 33,810 km dan panjang jalan tersebut kondisinya pada tahun 2005 adalah baik 11,661
km, sedang 14,778 km, dan rusak 7,371 km, jalan Propinsi dengan ruas jalan sepanjang 10,120 km dan jalan tersebut 10,120 km dalam kondisi sedang dan
jalan Kota dengan ruas jalan sepanjang 576,665 km, dengan kondisi baik 73,514 km, sedang 245,347 km, rusak 179,327 km dan rusak 78,477 km.
Berdasarkan data dari DLLAJ dan Samsat Kota Bogor terdapat kendaraan yang ada di Kota Bogor sejak tahun 2000 sampai dengan tahun
2006, dimana setiap tahunnya jumlah kendaraan cenderung meningkat.
Tabel 4.6. Jumlah Kendaraan di Kota Bogor Tahun 2001-2006
Jumlah Kendaraan di Kota Bogor Tahun No Uraian
2001 2002 2003 2004 2005 2006 1 Jumlah
Sepeda Motor
28.057 28.169
42.390 53.576
73.145 90.851 2 Jumlah
mobil penumpang
pribadi 22.456
21.679 23.917
25.486 28.388 30.512
3 Jumlah mobil
barang 7.315
7.315 7.173
8.062 8.943 9.734
4 Jumlah mobil
penumpang umum
a. Angkutan
kota 2.422 2.422
3.189 3.271
3.316 3.385 b.
Angkutan perkotaan
-Asli domisili
kota 1.846
1.926 1.926 -Asli
domisili di
luar kota 2.981
2.901 2.901 5 Jumlah
mobil penumpang
umum tidak dalam trayek
11 23
23 23
23 62 6 Jumlah
kendaraan tidak bermotor
-Becak 1.441
1.441 1.441
1.441 1.456 934
-Andongdokar
Sumber: DLLAJ Kota Bogor 2006
Berdasarkan data diatas pertambahan jumlah kendaraan di Kota Bogor yang tertinggi adalah sepeda motor bila dibandingkan jenis
kendaraan lainnya. Jumlah sepeda motor di tahun 2006 mencapai 90.851 unit. Pertambahan tersebut dikarenakan sepeda motor merupakan
kendaraan yang mudah didapat dan murah, kemudahan kredit
meringankan masyarakat dalam hal mencicil, bila dibandingkan dengan kendaraan bermotor lainnya sepeda motor merupakan kendaraan yang
murah, sehingga konsumen terbesarnya adalah golongan masyarakat menengah ke bawah.
Secara umum pertumbuhan kendaraan bermotor di Kota Bogor sangat tinggi setiap tahunnya, hal ini mengakibatkan populasi kendaraan
bermotor yang meningkat, dimana tahun 2000 jumlah kendaraan bermotor mencapai 48.502 unit, dan telah mencapai 140.305 unit di tahun 2006, dapat
dibayangkan permasalahan yang ditimbulkan dari pertumbuhan kendaraan bermotor yang sangat tinggi. Masalah yang paling sering ditemukan di Kota
Bogor adalah kemacetan, hampir diruas-ruas jalan Kota Bogor mengalami kemacetan.
Jumlah kendaraan yang semakin bertambah membuat tinggi tingkat kecelakaan yang terjadi di Kota Bogor. Terlebih lagi bagi sepeda motor yang
jumlahnya sangat banyak, sehingga sering kali kecelakaan yang terjadi mengikutsertakan sepeda motor sebagai salah satu korbannya. Berdasarkan
Tabel 4.7 pada tahun 2005 telah terjadi 168 kejadian, dimana sebanyak 93 kejadian melibatkan sepeda motor dalam kecelakaan tersebut. Tingginya
angka kejadian kecelakaan tentunya membuat aparat kepolisian merasa terpanggil dengan menertibkan kendaraan bermotor yang ada sehingga
angka kecelakaan di Kota Bogor menurun. Jumlah kejadian adalah 99 dan sebanyak 72 kecelakaan melibatkan sepeda motor. Sepeda motor merupakan
kendaraan yang rentan terhadap kecelakaan, karena struktur kendaraan yang tidak memiliki kabin pelindung seperti halnya mobil, sehingga setiap
kecelakaan yang melibatkan sepeda motor, maka korban kecelakaan yang parah adalah pengguna motor.
Tabel 4.7. Tingkat Kecelakaan Kota Bogor
Kecelakaan yang melibatkan Sepeda Motor
No Tahun
Jumlah Kecelakaan Kejadian Jumlah Persen
1 2005 168
93 55,4
2 2006 99
72 72,0
Sumber: Polresta Kota Bogor 2006
Pertambahan sepeda motor diikuti oleh tindak kriminalitas pencurian yang semakin meningkat setiap tahunnya. Tindak kriminalitas pencurian
untuk sepeda motor pada tahun 2002 mencapai 276 kejadian, jumlah tersebut meningkat menjadi 378 kejadian di tahun 2006. Tindak kriminal
yang menimpa sepeda motor lebih banyak daripada kendaraan roda 4. Sepeda motor merupakan kendaraan yang rawan terhadap tindak
kriminalitas pencurian, karena tingkat pengamanan yang rendah, selain itu minat masyarakat terhadap sepeda motor yang tinggi, memudahkan barang
curian tersebut untuk dijual kembali.
Tabel 4.8. Perkembangan Kriminalitas Kota Bogor Sumber: Polresta Kota Bogor 2006
Sarana transportasi darat lainnya yang dimiliki oleh Kota Bogor adalah kereta api. Setiap harinya kereta api mampu mengangkut
penumpang baik yang pergi dan datang ke Bogor dengan rata-rata 49.364 Perkembangan Kriminalitas
No Jenis Kejadian
2002 2003
2004 2005 2006
1 Curanmor roda
2 276
262 232
284 378
2 Curanmor roda
4 72
63 36
85 83
jiwa. Untuk keberangkatan dimulai jam 04.30 WIB sampai dengan 21.00 WIB dengan jumlah keberangkatan sebanyak 70 keberangkatan, sedangkan
kedatangan kereta api dari Jakarta menuju Bogor dimulai jam 06.07 WIB sampai dengan 22.12 WIB dengan jumlah kedatangan 70 kedatangan.
V. HASIL DAN PEMBAHASAN