II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
2.1. Tinjauan Teori
2.1.1. Kondisi Umum Kehidupan Masyarakat Miskin di Indonesia
Sejak awal kemerdekaan, bangsa Indonesia mempunyai perhatian yang cukup besar terhadap pengentasan kemiskinan. Besarnya perhatian
tersebut tercantum dalam alinea keempat Undang-Undang Dasar 1945, melalui program pembangunan bertujuan menciptakan masyarakat yang
adil dan makmur, sehingga menciptakan kesejahteraan masyarakat. Meskipun demikian, masalah kemiskinan sampai saat ini masih menjadi
masalah yang berkepanjangan. Penduduk miskin dari tahun 1976-1996 berdasarkan data BPS,
menunjukkan penurunan jumlah penduduk miskin yang ada di Indonesia. Pada tahun 1976, penduduk miskin yang ada di Indonesia sebesar 54,2 juta
jiwa atau sekitar 40,1 persen dan berkurang menjadi 22,5 juta jiwa atau sebesar 11,3 persen pada tahun 1996. Hal ini membuktikan program-
program pembangunan yang dijalankan oleh pemerintah berpengaruh terhadap penurunan jumlah penduduk miskin yang ada di Indonesia.
Jumlah masyarakat miskin di Indonesia yang mulai menurun, harus dihadapkan dengan kenyataan krisis ekonomi pada tahun 1997 yang
menyebabkan jumlah penduduk miskin bertambah. Tahun 1998 jumlah
penduduk miskin yang ada di Indonesia menjadi 49,5 juta jiwa atau sebesar 24,2 persen. Peningkatan tersebut membuat pemerintah mengeluarkan
program-program penanggulangan kemiskinan secara besar-besaran diantaranya program Jaring Pengaman Sosial JPS. Usaha yang dilakukan
oleh pemerintah memberikan hasil, berdasarkan data BPS jumlah penduduk miskin di Indonesia menurun dengan jumlah 35,1 juta jiwa atau sebesar
15,97 persen di tahun 2005. Tahun 2006 jumlah masyarakat miskin bertambah jumlahnya menjadi 39,3 juta atau sebesar 17,75 persen di tahun
2006.
8
Pertambahan jumlah masyarakat miskin dikarenakan beban biaya kebutuhan hidup sehari-hari yang meningkat, akibat kenaikan harga BBM 1
Oktober 2005 yang mencapai rata-rata 100 persen. Peningkatan pengeluaran yang tidak diimbangi peningkatan pendapatan rumah tangga akan
menambah beban ekonomi dan menurunkan daya tahan ekonomi serta kualitas hidup masyarakat. Dilain pihak perusahaan mengalami hal yang
sama, dimana peningkatan harga barang dan jasa lainnya telah meningkatkan biaya produksi perusahaan. Peningkatan biaya produksi yang
tidak diikuti peningkatan penjualan, akibat menurunnya daya beli masyarakat, akan menurunkan kinerja perusahaan, dan pada akhirnya
perusahaan melakukan PHK terhadap karyawannya. Kenaikan harga BBM pada 1 Oktober 2005 yang mencapai rata-rata 100 persen dapat
8
Aryo Adi Prabowo. 2007. Jumlah Penduduk Miskin Indonesia. http:www.liputan6.comnews?id [16 Agustus 2007].
mempengaruhi pertambahan jumlah masyarakat miskin dan pengangguran di Indonesia.
2.1.2. Kenaikan Harga BBM dan Subsidi BBM