T perlu diubah menjadi nilai absorbansi A dan dikalikan dengan faktor pengencer FP. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
i. Nilai pH AOAC, 1995
Analisis derajat keasaman pH ditentukan menggunakan alat pH meter yang sebelumnya telah dikalibrasi terlebih dahulu. Alat pH meter dinyalakan dan
dibiarkan stabil selama 15-20 menit, kemudian elektroda dibilas dengan larutan buffer atau akuades. Bila menggunakan akuades, elektroda dikeringkan dengan
kertas tissue. Elektroda dicelupkan ke dalam larutan buffer dan didiamkan beberapa saat hingga diperoleh pembacaan yang stabil. Angka pH meter
disesuaikan dengan pH buffer, yaitu buffer pH 4 dan buffer pH 7. pH meter dikalibrasi terlebih dahulu dengan buffer pH 7 dan pH 4. Pengukuran pH sampel
dilakukan dengan mencelupkan elektroda dalam 20 ml sampel yang ditempatkan dalam pot plastik. Besarnya nilai pH adalah pembacaan setelah stabil dalam 1
menit. Elektroda diangkat lalu dibilas dengan air destilata dan selanjutnya dapat digunakan untuk pengukuran pH sampel berikutnya.
j. Aktivitas Antioksidan Metode
Active Oxygen Methode AOM dengan Menggunakan Rancimat
TM
Metode penentuan aktivitas antioksidan dalam aplikasinya pada minyak goreng dilakukan dengan menggunakan metode Active Oxygen Methode AOM.
Pengujian ini menggunakan alat Rancimat
TM
. Prinsip dari metode AOM ini adalah minyak yang dipanaskan dengan selalu
dialirkan udara akan terbentuk peroksida yang tidak stabil, komponen ini akan mengalami dekomposisi dan membentuk asam volatil. Hasil yang diperoleh
diplotkan dalam suatu grafik kenaikan konduktivitas larutan sebagai fungsi waktu Gambar 12. Titik akhir ditentukan berdasarkan pencatatan konduktivitas larutan
penampung zat volatil yang keluar dari tempat sampel. Banyaknya sampel yang digunakan yaitu 3 gram yang merupakan campuran dari minyak kedelai dan VCO
yang telah mengandung hasil ekstrak zat pigmen dengan perbandingan 1 : 3. Sebagai pembanding digunakan 3 gram sampel yang merupakan campuran dari
minyak kedelai dan VCO dengan perbandingan 1 : 3 serta minyak kedelai yang telah ditambahkan dengan 200 ppm BHT dan tokoferol vitamin E.
A = 2 – Log T x FP
Gambar 13. Grafik hubungan konduktivitas dan waktu induksi Besarnya aktivitas antioksidan ditentukan oleh nilai faktor protektif. Makin
kuat aktivitas antioksidan, maka nilai faktor protektif yang dimilikinya juga semakin besar. Nilai faktor protektif ditentukan dengan persamaan di bawah ini.
Penentuan nilai rasio R merupakan perbandingan antara nilai faktor protektif sampel dengan nilai faktor protektif BHT.
k.
Kadar Asam Lemak Bebas
Sebelum dilakukan analisa asam lemak dengan kromatografi gas, sampel minyak terlebih dahulu dimetilasi. Sejumlah sampel minyak 20-30 mg yang
telah bebas pelarut dimasukan dalam tabung reaksi bertutup kering 20-30 ml. Ke dalamnya ditambahkan 1 ml standar internal asam margarat dan pelarutnya
diuapkan dengan N
2
. Kemudian ditambahkan larutan NaOH-metanol 2 dan dipanaskan 100
o
C selama 10 menit. Selanjutnya didinginkan, ditambahkan BF
3
- metanol, dipanaskan selama 1 menit, didinginkan, ditambah heksan dan
dipanaskan kembali 1 menit, lalu didinginkan, ditambah NaCl jenuh dan dikocok waktu oksidasi pada emulsi dengan
penambahan antioksidansampel menit Faktor protektif=
waktu oksidasi pada emulsi tanpa penambahan antioksidansampel menit
Faktor protektif sampel Rasio R =
Faktor protektif BHT
selama beberapa menit. Setelah itu campuran didiamkan sampai terpisah dan diambil bagian atasnya larutan heksan. Dengan melewati Na
2
SO
4
anhidrat, metil ester yang diperoleh dimasukan ke dalam botol vial kering dan dihembuskan gas
N
2
lalu disimpan dalam freezer sampai saat dianalisa. Metil ester ini siap disuntikan ke dalam kolom kromatografi.
Identifikasi asam lemak menggunakan kromatografi gas dengan kolom kapiler Carbowax 20M 30 m, 0.25 mm i.d., temperatur terprogram suhu awal
140
o
C selama 6 menit, kenaikan suhu 3
o
C per menit dan suhu akhir 230
o
C selama 20 menit, detektor FID dan gas pembawa helium. Identifikasi dilakukan dengan
membandingkan pola pemisahan dengan senyawa standar berdasarkan nilai-nilai Relative Retention Time RRT.
Penentuan Response Factor RF diperoleh dari hasil penyuntikan standar, sedangkan perhitungan konsentrasi asam lemak diperoleh dari hasil penyuntikan
sampel yang telah ditambahkan standar internal SI. Nilai RF dan konsentrasi asam lemak AL dihitung dengan rumus berikut :
l. Bilangan TBA AOCS, 1990