juga diterapkan pada minyak kelapa yang telah dijual secara komersial, yaitu Barco dan VCO murni itu sendiri tanpa penambahan bahan apapun sebagai
kontrol. Diproduksi kembali VCO dengan ekstrak kunyit, temulawak, daun suji, daun
kunyit, dan angkak pada konsentrasi dan waktu ekstraksi terpilih Digunakan untuk menggoreng kentang selama 1 jam
Diambil sampel minyak bekas setiap 15 menit Dianalisis nilai TBA dan kadar asamnya
Gambar 12. Diagram alir prosedur kerja penelitian lanjutan
D. PROSEDUR ANALISIS
Parameter mutu yang diukur selama penelitian meliputi sifat fisik, kimia dan mikrobiologi dari sampel VCO yang diperoleh dengan penambahan ekstrak zat
pigmen.
1. Analisis Sifat Kimia
Analisis sifat kimia meliputi uji proksimat analisis kadar air, abu, lemak dan protein, analisis kadar zat pigmen, derajat keasaman pH, kapasitas
antioksidan, komposisi asam lemak, kadar malonaldehida TBA dan kadar asam lemak bebas FFA.
a. Kadar Air AOAC, 1995
Sampel yang sudah homogen ditimbang sebanyak 2 gram dan diletakkan di dalam cawan kosong yang sudah diketahui beratnya, yang sebelumnya cawan dan
tutupnya sudah dikeringkan di dalam oven serta didinginkan di dalam desikator. Cawan yang berisi sampel kemudian ditutup dan dimasukkan ke dalam oven dengan
suhu 100 ºC selama 5 jam atau sampai beratnya konstan. Cawan lalu didinginkan di dalam desikator dan setelah dingin cawan ditimbang. Kadar air dapat dihitung
dengan rumus sebagai berikut:
Kadar air wet basis = 100
1 2
1 x
W W
W −
Keterangan: W1 = berat sampel awal gram
W2 = berat sampel setelah dikeringkan gram
b. Kadar Abu AOAC, 1995
Sampel sebanyak 2 gram dimasukkan ke dalam cawan pengabuan yang telah ditimbang dan dibakar di dalam tanur serta didinginkan dalam desikator. Cawan yang
berisi sampel dimasukkan ke dalam tanur pengabuan dan dibakar sampai didapat abu yang berwarna keabu-abuan. Suhu pemanasan dinaikkan secara bertahap sampai suhu
mencapai 650ºC dan dibiarkan selama 1 jam.
Setelah suhu tungku pengabuan turun sekitar 200°C,
cawan yang berisi abu tersebut didinginkan di dalam desikator selama 30 menit dan kemudian ditimbang beratnya. Perlakuan ini diulang
sampai mencapai berat yang konstan. Kadar abu dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Kadar abu total = berat abu g x 100 berat sampel g
c. Kadar Lemak AOAC, 1995
Labu lemak dikeringkan dalam oven, didinginkan dalam desikator kemudian ditimbang. Sebanyak 5 gram sampel dibungkus kertas saring, kemudian dimasukkan ke
dalam alat ekstruksi soxhlet. Pelarut lemak dituangkan secukupnya ke dalam labu lemak. Refluks dilakukan selama minimum 5 jam sampai pelarut yang turun kembali
ke dalam labu lemak berwarna jernih. Pelarut yang ada di labu lemak tersebut didestilasi dan labu yang berisi hasil ekstraksi dipanaskan dalam oven pada suhu 100ºC
selama 60 menit atau sampai beratnya tetap. Labu lemak yang telah didinginkan dalam desikator, lalu ditimbang sampai diperoleh berat yang konstan. Berat lemak dapat
dihitung dengan rumus: Kadar lemak = berat lemak g x 100
berat sampel g
d. Kadar Protein AOAC, 1995