KUNYIT Curcuma domestica VAL

2005, antiinflamasi Ozaki, 1990 dalam Yusnira, 2005 antitumor Itokawa et al., 1990 dalam Yusnira, 2005, dan sebagai antioksidan penangkal senyawa radikal penyebab arteriosklerosis, penyakit jantung koroner serta kanker Subarnas dan Sidik, 1997. Menurut Darwis et al. 1991, kurkuminoid temulawak dapat merangsang dinding kantong empedu untuk mengeluarkan cairan empedu supaya pencernaan lebih sempurna. Karena kurkuminoid rimpang temulawak tidak mengandung bisdesmetoksikurkumin, rimpang temulawak lebih efektif untuk sekresi empedu. Hal ini disebabkan oleh aktivitas kerja bisdesmetoksikurkumin untuk sekresi empedu berlawanan atau antagonis dengan aktivitas kerja kurkumin dan desmetoksikurkumin Afifah, 2005.

C. KUNYIT Curcuma domestica VAL

Tanaman kunyit termasuk ke dalam famili Zingiberaceae, genus Curcuma, dan spesies Curcuma domestica VALET. Di berbagai daerah kunyit dikenal dengan nama yang beragam, misalnya kunyir, koneng, koneng temen sunda, kuning Gayo, Batak, temu koneng Madura, dan lain-lain. Kunyit termasuk tanaman tahunan yang tumbuh merumpun. Susunan tubuh tanaman terdiri atas akar, rimpang, batang semu, pelepah daun, daun, tangkai bunga dan kuntum bunga. Gambar 4. Tanaman Kunyit Tanaman kunyit dapat tumbuh di daerah tropis dan sub-tropis, baik di dataran rendah dan dataran tinggi sampai ketinggian 2000 m di atas permukaan laut. Kondisi optimum suhu udara untuk pertumbuhan kunyit yang baik berkisar antara 19 o -30 o C dan curah hujan antara 1.400-1.500 mm per tahun. Berdasarkan penelitian Otih Rostiana et al. 1990 dalam Rukmana 1994, ketinggian tempat berpengaruh terhadap jumlah anakan per rumpun, bobot rimpang basah maupun kering, kadar kurkumin, pati dan minyak atsiri. Tanaman yang tumbuh di dataran tinggi memiliki kadar pati dan minyak atsiri lebih tinggi dibandingkan dengan kandungan zat yang sama dari tanaman yang tumbuh di dataran rendah. Namun produksi rimpang kunyit lebih banyak dihasilkan dari tanaman di dataran rendah dibandingkan dengan tanaman di dataran tinggi. Kunyit dapat beradaptasi dengan baik di segala jenis tanah, dan tanah yang paling baik adalah tanah liat berpasir yang gembur, subur, dan memiliki pengairan air yang baik. Rimpang kunyit bercabang-cabang dan secara keseluruhan membentuk rumpun. Kedalaman rimpang dalam tanah sekitar 16 cm, panjang akar sekitar 22.50 cm, tebal rimpang muda 1.61 cm dan rimpang tua 4 cm. Bentuk rimpang bervariasi, tetapi umumnya berbentuk bulat panjang. Kulit rimpang muda berwarna kuning-muda dan dagingnya berwarna kuning. Kulit rimpang tua berwarna jingga-kecoklatan dan dagingnya jingga-cerah agak kuning. Rasa rimpang enak, berbau khas aromatik, sedikit agak pahit, dan pedas. Gambar 5. Rimpang kunyit Rimpang kunyit tumbuh dari umbi utama. Bentuk umbi utama bervariasi antara bulat-panjang, pendek dan tebal, lurus atau melengkung. Batang tanaman kunyit relatif pendek membentuk batang semu dari pelepah-pelepah daun yang saling menutup satu sama lain. Menurut Purseglove et al. 1981, saat pemanenan rimpang kunyit paling baik adalah saat tanaman berumur 9 bulan atau ketika batang dan daunnya telah mengering. Umbi batang dan rimpang yang tua serta yang disimpan lebih lama warnanya lebih tua dan lebih baik dibandingkan dengan rimpang muda. Demikian juga daya tahannya lebih lama dan lebih kuat Darwis et al., 1991. Gambar 6. Daun kunyit Daun tumbuh berjumbai dengan ukuran panjang sekitar 35 cm, lebar 14 cm, berwarna hijau, dan tiap tanaman terdiri atas 9-10 daun. Bunga keluar dari ujung batang semu dengan panjang karangan inflorecentia bunga 10-15 cm serta berwarna merah. Kuntum bunga tumbuh tunggal berwarna putih-pucat atau kuning, dan mekarnya bersamaan. Daun-daun pelindung bunga berwarna putih atau putih bergaris hijau dan ujungnya merah jambu, sedangkan yang terletak di bagian bawah berwarna hijau muda. Kandungan zat kimia pada rimpang kunyit tua adalah minyak atsiri, pati, zat pahit, resin, protein, selulosa, dan beberapa mineral lain Rukmana, 1994. Rimpang kunyit yang dihasilkan dari dataran rendah kandungan kimianya lebih tinggi daripada rimpang kunyit dari dataran tinggi Tabel 5. Tabel 5. Kandungan zat kimia pada rimpang kunyit pada ketinggian daerah yang berbeda Kandungan zat bobot kering Dataran rendah 240 m di atas permukaan laut Dataran tinggi 1200 m di atas permukaan laut Kadar minyak atsiri 1.8100 1.4600 Kadar pati 55.0300 47.8100 Kadar serat 3.4400 2.8700 Kadar abu 6.4700 7.5200 Indeks bias 1.5030 1.5086 Bobot jenis 0.9300 0.9465 Warna minyak kuning Kuning Sumber: Taryono, dkk 1988 Komponen utama yang terpenting dalam rimpang kunyit adalah kurkuminoid dan minyak atsiri. Hasil penelitian Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Balitro menyatakan bahwa kandungan kurkumin rimpang kunyit rata-rata 10.92. Berbeda dengan temulawak, kurkuminoid yang terkandung pada kunyit terdiri dari kurkumin, desmetoksikurkumin, dan bisdesmetoksikurkumin. Kurkuminoid merupakan komponen zat pigmen yang memberikan warna kuning tua oranye pada kunyit. Warna ini sangat dipengaruhi oleh pH. Warna kuning cerah diperoleh pada pH asam. Kandungan kurkuminoid yang terdapat dalam kunyit telah diketahui memiliki banyak manfaat dan memiliki aktivitas biologis dengan spektrum luas, diantaranya memiliki aktivitas antibakteri, antioksidan dan antihepatoksik Rukmana, 1994.

D. DAUN SUJI