Aktivitas Antimikroba Total Mikroba Fardiaz, 1989

3. Analisis Mikrobiologi

Analisis mikrobiologi yang digunakan berupa penentuan aktivitas antimikroba dan analisa total mikroba untuk mengetahui jumlah mikroba ayang akan digunakan pada pengujian aktivitas antimikroba.

a. Aktivitas Antimikroba

Uji aktivitas antimikroba dilakukan dengan uji sumur. Sebanyak 25 μl mikroba dalam larutan NB dimasukan ke dalam botol-botol yang berisi media NA kurang lebih 20 ml. Kemudian masukan media yang telah diberi mikroba ke dalam cawan-cawan. Setelah didiamkan sampai media agar membeku, lalu dibuat lubang-lubang dengan diameter sekitar 0.25 cm. Tiap lubang diberi sampel yang diuji sebanyak 50 μl. Sebelum dimasukan ke dalam lubang, setiap sampel dilarutkan dalam DMSO, sehingga diperoleh konsentrasi sampel sebanyak 50. Karena sampel berupa minyak, maka sampel harus dilarutkan ke dalam pelarut organik seperti DMSO agar dapat terabsorbsi ke dalam media agar. Cawan-cawan tersebut diinkubasi dengan posisi terbalik pada suhu 37 o C selama 24 jam. Setelah masa inkubasi selesai, dilakukan pengamatan. Adanya aktivitas antimikroba pada sampel ditunjukkan dengan terbentuknya areal bening di sekitar lubang. Besarnya daya hambat mikroba ditentukan oleh diameter areal bening yang terbentuk. Semakin besar diameter areal bening pada sumur menunjukkan daya hambat semakin besar.

b. Total Mikroba Fardiaz, 1989

Sebanyak 1 ml sampel dimasukan ke dalam 9 ml larutan pengencer. Sampel tersebut adalah sampel dengan pengenceran 10 -1 , Cara yang sama dilakukan untuk pengenceran 10 -2 , 10 -3 dan 10 -4 . Tiap pengenceran diambil sebanyak 1 ml secara duplo dan dimasukkan ke dalam cawan petri yang kemudian ditambah media PCA 15-20 ml. Setelah media beku, cawan-cawan tersebut diinkubasi dengan posisi terbalik pada suhu 37 o C selama 2 hari. Perhitungan jumlah total mikroba dilakukan dengan metode Harrigan, dengan rumus : N = C [1 x n1 + 0.1 x n2] x d N = jumlah koloni per gram C = Jumlah total koloni yang tumbuh dalam cawan yang dihitung n1 = Jumlah cawan pada pengenceran pertama yang dihitung n2 = Jumlah cawan pada pengenceran kedua yang dihitung d = tingkat pengenceran pertama

E. RANCANGAN PERCOBAAN Steel dan Torrie 1993

Rancangan percobaan yang dipergunakan pada penelitian tahap I yaitu proses ekstraksi zat pigmen dengan menggunakan VCO sebagai pelarut adalah rancangan acak lengkap RAL faktorial dengan uji lanjut Duncan yang menentukan beda nyata tiap perlakuan yang diberikan. Pengolahan data ini menggunakan SPSS 11.

a. Rancangan Acak Lengkap RAL Steel dan Torrie 1993 dengan dua kali ulangan

Rancangan yang digunakan pada penelitian pendahuluan adalah rancangan acak lengkap faktorial. Model rancangan acak lengkap faktorial : Y ij = μ + A i + B j + AB ij + ∈ l ijk Y ij = variabel respon terhadap efek konsentrasi ke-i dan efek lama ekstraksi ke-j μ = rata-rata sebenarnya A i = efek konsentrasi ke-i dengan tiga taraf perlakuan yaitu 1 : 3, 1 : 4 dan 1 : 5 pada temulawak, kunyit, daun suji serta angkak, dan 1 : 10, 1 : 15 dan 1 : 20 pada daun kunyit. B j = efek lama ekstraksi ke-j pada tujuh taraf perlakuan yaitu 1 hari, 2 hari, 3 hari, 4 hari, 5 hari, 6 hari dan 7 hari. AB ij = efek interaksi taraf ke-i faktor A dan taraf ke ke-j faktor B ∈ l ijk = efek unit eksperimen dalam blok ke-i dikarenakan kombinasi perlakuan ij