Kadar abu Diameter dan tebal tablet

30 menjadi ion-ion dengan adanya air sehingga mudah bereaksi. Air menyebabkan tablet menjadi mengembang dan lembek. Menurut Lieberman, et al 1989, tablet effervescent bersifat mudah menyerap air dan akan menyerap cukup air sehingga memicu kerusakan jika tidak dikemas dengan benar.

c. Kadar abu

Sebagian besar bahan makanan yaitu sekitar 90 terdiri dari bahan organik dan air. Sisanya terdiri atas unsur mineral zat anorganik. Pada proses pembakaran, bahan organik terbakar tetapi zat anorganiknya tidak terbakar, oleh karena itu disebut abu. Kadar abu suatu bahan makanan menggambarkan banyaknya mineral yang terbakar menjadi zat yang tidak dapat menguap. Dari hasil pengujian dapat diketahui bahwa kadar abu tablet effervescent berkisar antara 21.64 - 23.89. Analisis ragam Lampiran 7a diketahui bahwa variasi konsentrasi effervescent mix berpengaruh nyata terhadap nilai kadar abu. Dengan uji lanjut Duncan Lampiran 7b menunjukkan bahwa konsentrasi 40 berbeda nyata dengan konsentrasi 50 dan konsentrasi 55. Kadar abu tablet effevescent tertinggi terdapat pada konsentrasi effervescent mix 55 dan kadar air terendah terdapat pada konsentrasi effervescent mix 40. Nilai kadar abu tersebut masih sesuai dengan kontrol yaitu 27.10. Grafik pengujian kadar abu tablet effervescent disajikan pada Gambar 12. 31 21.64 a 23.25 ab 23.48 b 23.89 b 21.00 21.50 22.00 22.50 23.00 23.50 24.00 40 45 50 55 Konsentrasi effervescent mix Ka d a r Ab u Keterangan : superskrip yang berbeda pada grafik menunjukkan berbeda nyata p0,05. Gambar 12. Grafik pengujian kadar abu tablet effervescent Kadar abu semakin tinggi dengan semakin tinggi konsentrasi effervescent mix. Kenaikan kadar abu dapat disebabkan oleh kandungan mineral dalam tablet. Mineral yang ada dalam tablet effervescent dapat berasal dari ekstrak daun belimbing wuluh maupun dari bahan baku kalium bikarbonat. Semakin tinggi konsentrasi kalium bikarbonat maka jumlah kalium akan semakin besar Khairani, 2002. Semakin besar kadar abu suatu bahan makanan maka semakin tinggi mineral yang terkandung didalamnya Winarno, 1992.

d. Diameter dan tebal tablet

Hasil pengukuran diameter dan tebal tablet disajikan pada Tabel 11. Alat untuk mengukur diameter dan tebal tablet adalah jangka sorong. Tabel 11. Hasil pengujian diameter dan tebal tablet effervescent Konsentrasi effervescent mix Diameter cm Tebal cm 40 0.70 a 2.79 a 45 0.69 b 2.81 a 50 0.65 b 2.81 b 55 0.70 c 2.84 a Keterangan : superskrip yang berbeda pada kolom menunjukkan berbeda nyata p0,05. 32 Dari hasil pengujian menunjukkan bahwa diameter tablet effervescent berkisar 2.79 - 2.84 cm. Nilai tersebut masih sesuai dengan kontrol yang memiliki diameter tablet sebesar 2.53 cm. Analisis ragam Lampiran 8a menunjukkan bahwa variasi konsentrasi effervescent mix berpengaruh nyata terhadap diameter tablet p 0.05. Dengan uji lanjut Duncan Lampiran 8b, diperoleh hasil bahwa diameter tablet pada konsentrasi 40 berbeda nyata dengan semua variasi konsentrasi effervescent mix, konsentrasi 45 tidak berbeda nyata dengan konsentrasi 50 dan konsentrasi 55 berbeda nyata dengan semua konsentrasi effervescent mix. Hal ini dapat disebabkan karena pengolesan Mg-stearat pada bagian dalam cetakan yang dilakukan dengan tangan. Tebal tablet effervescent yang diperoleh dari hasil pengujian berkisar 0.65 - 0.70 cm. Nilai tersebut masih sesuai dengan kontrol yaitu 0.66 cm. Analisis ragam Lampiran 9a menunjukkan bahwa variasi konsentrasi effervescent mix berpengaruh nyata terhadap tebal tablet p 0.05. Dengan uji lanjut Duncan Lampiran 9b diperoleh hasil bahwa konsentrasi 50 berbeda nyata dengan konsentrasi 40, 45 dan 55. Ketebalan tablet dipengaruhi tekanan pada saat mencetak tablet. Alat yang digunakan untuk mencetak tablet dibantu dengan tekanan tangan. Perbedaan diameter dan tebal tablet yang dihasilkan apabila dilihat dari segi fisik atau secara kasat mata tidak terlalu berpengaruh terhadap bentuk tablet.

e. Kekerasan

Dokumen yang terkait

Efek Ekstrak Etanol Daun Belimbing Wuluh (Averrhoa Bilimbi L.) Terhadap Kontraksi Otot Polos Ileum Marmut Jantan (Cavia Porcellus) Terisolasi

6 112 90

Formulasi Sediaan Gel Dari Ekstrak Etanol Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.) Dan Uji Aktivitasnya Terhadap Beberapa Bakteri Penyebab Jerawat

45 235 99

Pengaruh Pemberian Belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi) Terhadap Kadar Kadmium (Cd) Pada Kerang (Bivalvia) Yang Berasal Dari Laut Belawan Tahun 2010

7 59 114

Pengaruh Ekstrak Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L) Sebagai Penggumpal Lateks Terhadap Mutu Karet

4 103 73

Uji Aktivitas Antibiofilm Sari Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L) Terhadap Biofilm Pseudomonas aeruginosa Secara In Vitro

7 24 91

PERBEDAAN BERBAGAI KONSENTRASI EKSTRAK ETANOL 70% DAUN BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) SEBAGAI Perbedaan Berbagai Konsentrasi Ekstrak Etanol 70% Daun Belimbing Wuluh (Averrhoa Bilimbi L.) Sebagai Bahan Obat Kumur Terhadap Hambatan Pertumbuhan Bakte

0 2 13

AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAUN BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) TERHADAP Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.) Terhadap Escherichia coli DAN Bacillus sp.

0 0 12

AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAUN BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) TERHADAP Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.) Terhadap Staphylococcus aureus DAN Staphylococcus epidermidis.

0 0 13

AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAUN BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) TERHADAP Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.) Terhadap Staphylococcus aureus DAN Staphylococcus epidermidis.

0 1 15

FORMULASI GEL DARI EKSTRAK ETANOL BUAH BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi Lina) SEBAGAI ANTI JERAWAT.

0 3 7