Analisis granul Analisis tablet effervescent

16

a. Analisis granul

1 Uji Waktu Alir Wells, 1987 Granul seberat 25 g dituang pelan-pelan ke dalam corong pengukur lewat tepi corong. Tutup corong dibuka pelan-pelan, granul dibiarkan mengalir keluar. Waktu dicatat dengan stopwatch sampai semua granul mengalir keluar. Waktu alir dihitung dengan satuan gdtk. Pengukuran waktu alir menggunakan flowmeter. Waktu alir yang baik adalah kurang dari 10 gdtk. 2 Sudut Diam Wells, 1987 Granul yang jatuh dari sifat alir dan diukur tinggi kerucut yang terbentuk dan panjang dari granul kemudian diukur sudut diamnya dengan rumus : h tg a = r a = inv tg a = sudut diam h = tinggi kerucut r = jari-jari kerucut Tabel 3. Hubungan antara sudut diam dan sifat alir Sudut Diam Sifat Alir 25 o Sangat baik 25-30 o Baik 30-40 o Cukup 40 o Buruk Sumber : Wells 1987 3 Kompresibilitas GranulWells, 1987 Granul seberat 50 g dituang pelan-pelan ke dalam gelas ukur dan dicatat sebagai Vo ml. Gelas ukur dipasang pada alat bulk density tester dan motor dihidupkan. Perubahan volum dicatat setelah pengetapan Vt dengan t = 10, 50 dan 100 ketukan. Pengurangan volume granul akibat pengetapan dinyatakan dengan rumus : 17 Vo - Vk Kompresibilitas Granul = x 100 Vo Vo = Volume awal Vk = Volume setelah ketukan Tabel 4. Kriteria Kompresibilitas granul Nilai Kriteria 5-15 Istimewa 12-16 Baik 18-21 Sedang 23-35 Jelek 33-38 Sangat jelek 40 Sangat jelek sekali Sumber : Wells 1987

b. Analisis tablet effervescent

1 Nilai pH Modifikasi Khairani, 2002 Sebuah tablet dilarutkan dalam 200 ml air kemudian diambil 100 ml untuk diukur pH-nya menggunakan pH-meter. 2 Kadar Air Metode Oven Apriyantono, et al, 1989 Bahan sebanyak 2 g yang telah digerus dan ditimbang, dimasukkan dalam cawan porselin yang telah ditera kemudian diratakan. Cawan kemudian dimasukkan dalam oven suhu 105 o C selama 3 jam, ulangi pengerjaan sampai didapat bobot tetap. Kadar air dihitung terhadap sampel. berat awal – berat akhir Kadar Air = x 100 berat awal 3 Kadar Abu Depkes, 1989 Bahan sebanyak 2 g atau 3 g yang telah digerus dan ditimbang, dimasukkan dalam cawan porselin yang telah dipijarkan dan ditera kemudian diratakan. Zat kemudian dipijarkan perlahan- lahan sampai arang habis kemudian didinginkan dan ditimbang. Jika dengan cara ini arang tidak dapat dihilangkan, maka ditambahkan air panas dan disaring melalui kertas saring bebas abu. Sisa zat dan kertas saring dipijarkan kembali dalam cawan 18 yang sama. Filtrat dimasukkan dalam cawan dan diuapkan kemudian dipijarkan hingga bobot tetap dan ditimbang. Kadar abu dihitung terhadap bahan yang telah dikeringkan di udara. berat abu g Kadar Abu = x 100 berat sampel g 4 Penampakan Tablet Sebuah tablet diukur diameter dan tebalnya menggunakan jangka sorong. Pengukuran dilakukan 3 kali di tempat yang berbeda. 5 Kekerasan tablet Kailaku, 2002 Pengukuran kekerasan dilakukan dengan menggunakan pnetrometer . Sebuah tablet diletakkan di bawah jarum pnetro kemudian ditekan selama 10 detik dan dibaca hasilnya dalam skala. 6 Waktu Larut Said, 2005 Sebuah tablet dimasukkan dalam air dengan volume 200 ml dalam gelas piala 500 ml. Waktu melarut tablet dicatat dengan stopwatch sampai tablet hancur dan larut. 7 Warna Colorimeter Febriyanti, 2003 Pengukuran warna dilakukan dengan menggunakan colorimeter . Pengukuran warna dilakukan dua kali di tempat yang berbeda. Hasil yang didapat adalah nilai L, a, b dan o Hue. Nilai o Hue diperoleh dari rumus : o Hue = arc tg ba Tabel 5. Kriteria warna berdasarkan o Hue Warna o Hue Red purple 342-18 Yellow red 54-90 Yellow green 126-162 Green 162-198 Blue green 198-234 Blue 234-270 Blue purple 270-306 Purple 306-342 Sumber : Huntching 1999 19

c. Uji Organoleptik

Dokumen yang terkait

Efek Ekstrak Etanol Daun Belimbing Wuluh (Averrhoa Bilimbi L.) Terhadap Kontraksi Otot Polos Ileum Marmut Jantan (Cavia Porcellus) Terisolasi

6 112 90

Formulasi Sediaan Gel Dari Ekstrak Etanol Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.) Dan Uji Aktivitasnya Terhadap Beberapa Bakteri Penyebab Jerawat

45 235 99

Pengaruh Pemberian Belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi) Terhadap Kadar Kadmium (Cd) Pada Kerang (Bivalvia) Yang Berasal Dari Laut Belawan Tahun 2010

7 59 114

Pengaruh Ekstrak Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L) Sebagai Penggumpal Lateks Terhadap Mutu Karet

4 103 73

Uji Aktivitas Antibiofilm Sari Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L) Terhadap Biofilm Pseudomonas aeruginosa Secara In Vitro

7 24 91

PERBEDAAN BERBAGAI KONSENTRASI EKSTRAK ETANOL 70% DAUN BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) SEBAGAI Perbedaan Berbagai Konsentrasi Ekstrak Etanol 70% Daun Belimbing Wuluh (Averrhoa Bilimbi L.) Sebagai Bahan Obat Kumur Terhadap Hambatan Pertumbuhan Bakte

0 2 13

AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAUN BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) TERHADAP Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.) Terhadap Escherichia coli DAN Bacillus sp.

0 0 12

AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAUN BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) TERHADAP Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.) Terhadap Staphylococcus aureus DAN Staphylococcus epidermidis.

0 0 13

AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAUN BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) TERHADAP Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.) Terhadap Staphylococcus aureus DAN Staphylococcus epidermidis.

0 1 15

FORMULASI GEL DARI EKSTRAK ETANOL BUAH BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi Lina) SEBAGAI ANTI JERAWAT.

0 3 7