objek. Persepsi tidak sekedar pengenalan atau pemahaman tetapi juga evaluasi bahkan persepsi juga bersifat inferensional menarik kesimpulan.
Persepsi sosial adalah bagaimana kita membuat kesan pertama, prasangka apa yang mempengaruhi mereka, jenis informasi apa yang kita pakai
untuk sampai pada kesan tersebut, dan bagaimana akuratnya kesan itu. Persepsi sosial mengandung unsur subyektif. Persepsi seseorang bisa keliru
atau berbeda dari persepsi orang lain. Kekeliruan atau perbedaan persepsi ini dapat membawa macam-macam akibat dalam hubungan antar manusia. konsep
diferensial semantik menjelaskan tiga dimensi dasar yang terkait dengan persepsi, yakni evaluasi baik-buruk, potensi kuat-lemah, dan aktivitas aktif-
pasif. Evaluasi merupakan dimensi utama yang mendasari persepsi, disamping potensi dan aktivitas.
Persepsi sosial menyangkut atau berhubungan dengan adanya rangsangan-rangsangan sosial. Rangsangan-rangsangan sosial ini dapat
mencakup banyak hal, dapat terdiri dari orang atau orang-orang berikut ciri-ciri, kualitas, sikap dan perilakunya, persitiwa-peristiwa sosial dalam pengertian
peristiwa-peristiwa yang melibatkan orang-orang, secara langsung maupun tidak langsung, norma-norma, dan lain-lain.
2.2. Penilaian Kinerja
Penilaian prestasi kerja ialah sebuah penilaian sistematis terhadap karyawan oleh atasannya atau beberapa ahli lainnya yang paham akan
pelaksanaan pekerjaan oleh karyawan atau jabatan itu. Sedangkan Pengertian kinerja adalah hasil dari prestasi kerja yang telah dicapai seorang karyawan
sesuai dengan fungsi tugasnya pada periode tertentu. Penilaian prestasi kerja ialah suatu alat yang berfaedah tidak hanya untuk
mengevaluasi kerja dari para karyawan, tetapi juga untuk mengembangkan dan
memotivasi kalangan karyawan Simamora, 1997. Penilaian prestasi kerja adalah proses melalui mana organisasi-organisasi mengevaluasi atau menilai
prestasi kerja karyawan, kegiatan ini dapat memperbaiki keputusan-keputusan bagian SDM dan memberikan umpan balik kepada karyawan tentang
pelaksanaan kerja mereka. Penilaian kinerja merupakan kegiatan mengukurmenilai untuk
menetapkan seorang pegawaikaryawan sukses atau gagal dalam melaksanakan pekerjaannya dengan menggunakan standar pekerjaan sebagai tolak ukurnya.
Penilaian kinerja di lingkungan pegawai negeri sipil PNS dikenal dengan sebutan penilaian pelaksanaan pekerjaan. Penilaian kinerja tersebut
dilaksanakan menggunakan daftar penilaian pelaksanaan pekerjaan DP3, dengan unsur-unsur yang terdapat di dalamnya, meliputi : kesetiaan, prestasi
kerja, tanggung jawab, ketaatan, kejujuran, kerjasama, prakarsa dan kepemimpinan
2
.
2.2. Motivasi Kerja
Ada banyak cara untuk memotivasi orang pegawai mencapai sasaran atau menyelesaikan suatu tugas maupun mengatasi persoalan atau tantangan
yang dihadapi perusahaan atau institusi. Memotivasi bukan sekadar mendorong atau bahkan memerintahkan seseorang melakukan sesuatu, melainkan sebuah
seni yang melibatkan berbagai kemampuan dalam mengenali dan mengelola emosi diri sendiri dan orang lain
3
. Motivasi adalah suatu keahlian dalam mengarahkan pegawai dan
organisasi agar mau bekerja secara berhasil, sehingga keinginan para pegawai dan tujuan organisasi sekaligus tercapai. Selain itu dia menyatakan manajemen
2
Chairullah, 2005 dalam http:www.damandiri.or.id diakses bulan November 2006
3
http:jaingluh.blogspot.com diakses bulan November 2006
personalia adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengembangan, kompensasi, integrasi, dan pemutusan hubungan kerja Flippo,
1984 dalam Hasibuan, 2006. Ada tiga jenis atau tingkatan motivasi seseorang, yaitu: Pertama, motivasi
yang didasarkan atas ketakutan fear motivation. Dia melakukan sesuatu karena takut jika tidak maka sesuatu yang buruk akan terjadi, misalnya orang patuh
pada bos karena takut dipecat, orang membeli polis asuransi karena takut jika terjadi apa-apa dengannya, anak-istrinya akan menderita. Motivasi kedua adalah
karena ingin mencapai sesuatu achievement motivation. Motivasi ini jauh lebih baik dari motivasi yang pertama, karena sudah ada tujuan di dalamnya.
Seseorang mau melakukan sesuatu karena dia ingin mencapai suatu sasaran atau prestasi tertentu. Sedangkan motivasi yang ketiga adalah motivasi yang
didorong oleh kekuatan dari dalam inner motivation, yaitu karena didasarkan oleh misi atau tujuan hidupnya. Seseorang yang telah menemukan misi hidupnya
bekerja berdasarkan nilai values yang diyakininya. Nilai-nilai itu bisa berupa rasa kasih love pada sesama atau ingin memiliki makna dalam menjalani
hidupnya. Orang yang memiliki motivasi seperti ini biasanya memiliki visi yang jauh ke depan. Baginya bekerja bukan sekadar untuk memperoleh sesuatu
uang, harga diri, kebanggaan, prestasi tetapi adalah proses belajar dan proses yang harus dilaluinya untuk mencapai misi hidupnya.
Banyak orang pikir kalau uang atau materi seperti mobil dinas adalah segalanya yang memotivasi kita untuk berprestasi. Kenyataannya banyak hal
kecil sering terlupakan atau tidak terpikirkan sama sekali yang sebetulnya ampuh untuk memotivasi kerja kita, salah satunya adalah penghargaan yang membuat
seseorang bangga melakukannya. Motivasi merupakan keinginan untuk mencapai sesuatu hal yang
bermanfaat, prestasi, atau kesuksesan, yang timbul di dalam hati seseorang
akibat dipengaruhi oleh suatu faktor yang menjadi motivator. Motivasi berasal dari bahasa latin movere yang berarti dorongan atau menggerakkan. Kata
motivasi sekarang telah diakui sebagai kata dalam bahasa Indonesia dan sebagai mana diketahui berasal dari kosa kata bahasa Inggris yaitu motivation.
Motivasi dari para pegawai akan saling berbeda, sesuai dengan tingkat pendidikan dan kondisi ekonominya. Orang yang semakin tinggi tingkat
pendidikannya dan semakin independen secara ekonomi maka sumber motivasinya akan berbeda pula. Orang tersebut dinilai mempunyai kemampuan
dan pengetahuan untuk mengaplikasikan pekerjaan yang membutuhkan motivasi yang tinggi. Sumber motivasi dari setiap pegawai dapat berbeda, tapi tingkat
motivasi kerja bisa saja sama. Motivasi kerja adalah suatu kegiatan yang mendorong, meningkatkan,
dan mengajak pekerja untuk bekerja secara lebih efektif serta meninggalkan praktek-praktek yang tidak produktif. Motivasi kerja dapat dianggap sebagai
bagian pokok dari usaha meningkatkan pekerjaan secara efektif dan efisien Kussriyanto, 1993. Sedangkan menurut Hasibuan 2006, motivasi kerja adalah
pemberian daya penggerak atau dorongan kerja kepada seseorang yang akan menciptakan kegairahan bekerja sehingga mereka mau bekerjasama, bekerja
efektif dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan kerja.
Uang masih menjadi motivator utama disamping faktor-faktor di atas. Hal tersebut disebabkan oleh :
1. Gaji menjamin suatu mata pencaharian, jadi merupakan dorongan untuk bekerja.
2. Besar gaji menunjukan status pekerjaan di perusahaan maupun masyarakat. 3. Suatu kenaikan gaji adalah penegasan keberhasilan dalam bekerja.
4. Gaji yang tinggi dapat mengkompensasi kehidupan yang tanpa perasaan dan tanpa keterlibatan emosi yang lebih dalam dengan orang lain.
Motivasi kerja dipengaruhi oleh lima belas faktor, yaitu: penerapan dan administrasi perusahaan, kondisi kerja, pengakuan, tantangan, sikap terhadap
manajemen perusahaan, rasa aman, perkembangan, tanggung jawab, hubungan interpersonal, santunan sosial, jaminan hari tua, bonus untuk staf, sikap atasan,
penghargaan pengabdian, serta penerapan jasa produksi dan bonus
.
2.3. Teori Motivasi 2.3.1.